Pernahkah Moms mendengar istilah metode KB (Keluarga Berencana)  kalender? KB ini adalah salah metode kontrasepsi  tradisional, tapi masih banyak yang menggunakannya. Terutama, bagi pasangan yang belum mau hamil, tapi menginginkan kontrasepsi secara alami. 

KB ini menggunakan kalender sebagai alat untuk membantu menghitung hari-hari masa subur dan tidak subur dari Moms. Dengan begitu, hubungan suami istri bisa dilakukan secara bebas tanpa pengaman bila di masa tidak subur. Namun, apakah KB kalender ini efektif untuk mencegah kehamilan?

Banyak digunakan pengantin baru

Ternyata tidak semua pengantin baru mau langsung memiliki anak begitu menikah. Alasannya beragam, bisa jadi ada kontrak kerja yang tidak memperbolehkan untuk memiliki anak terlebih dahulu. Ini biasanya pada pasangan muda yang masih dalam masa proses penilaian sebagai karyawan tetap (probation). Bisa jadi pula pada pasangan yang tinggal di kota berbeda, hingga belum merasa siap untuk memiliki anak.

Pasangan muda ini memilih KB alami seperti KB kalender karena menganggap cara penundaan kehamilan alami nantinya tidak memberikan pengaruh terhadap kesuburan, khususnya terhadap istri. 

Ada pula Moms yang memakai KB kalender ini karena khawatir terhadap efek dari KB modern. “Saya ini sudah gemuk. Jika memakai pil KB khawatirnya makin gemuk. Sedangkan memakai IUD, saya tidak berani. Takutnya juga mengganggu hubungan intim dengan adanya spiral,” ungkap seorang Moms. 

Keuntungan KB Kalender

Menggunakan metode KB ini memberikan Moms beberapa keuntungan, seperti: 

KB Kalender efektif?

Pada metode KB kalender, Moms harus melacak riwayat menstruasi untuk memprediksi kapan masa ovulasi (pelepasan sel telur). Oleh karena itu, KB kalender membutuhkan ketekunan dan pencatatan yang cermat agar hasilnya bisa akurat. 

Tanpa semua itu akan menyebabkan kegagalan yang jauh lebih tinggi. Ini terutama bila tidak dilakukan pengamatan yang mendalam untuk mengetahui dengan pasti masa subur, karena tidak ada yang bisa menjamin ketepatan perhitungan sebab masa subur pun terjadi secara alami

Selain itu, Moms dan Dads pun  tidak bisa menikmati hubungan suami istri secara bebas dengan aturan yang ditetapkan dalam sistem ini. Masa subur membuat pasangan harus  berpantang yang cukup lama. Akhirnya, karena tidak sabar menanti, aktivitas intim tetap dilakukan di waktu yang masih masuk masa subur. Nah, ini salah satu biang kerok menggagalkan program KB. 

Hal lain yang  patut diperhitungkan adalah soal penentuan waktu yang tepat dari ovulasi. Penentuan waktu ini terkadang sulit untuk ditentukan. Terlebih pada wanita yang memiliki masa haid yang tidak teratur. Dan, bisa terjadi pula wanita dengan haid yang tidak teratur menjadi kacau masa ovulasi-nya,  misalnya karena sakit. 

Jadi, metode KB kalender ini mudah dilaksanakan, tetapi punya kesulitan dalam menentukan pada saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur.

Tapi, bila ingin mencobanya silakan Moms. Sebaiknya kombinasikan dengan metode KB lainnya, terutama di saat Moms tidak benar-benar yakin dengan masa perhitungan masa subur. 

Sebuah penelitian Sidney menemukan bahwa metode KB kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal, yaitu metode KB yang mengenali masa subur wanita melalui pengamatan terhadap tiga indikator kesuburan yaitu perhitungan kalender, peningkatan suhu basal tubuh, dan perubahan lendir leher rahim.

Namun, ada juga cara lebih sederhana di saat Moms ragu-ragu dengan masa subur. Moms bisa menggunakan alat kontrasepsi cadangan, seperti kondom, Itu bisa jadi solusi paling gampang. 

^IK