Alergi protein susu sapi merupakan jenis alergi yang umum pada anak, Moms. Alergi protein susu sapi terjadi pada 2-3% populasi bayi dan balita. Khusus di Asia, protein susu sapi menjadi penyebab alergi makanan tersering kedua setelah telur. 

Menurut Dr. dr. Dian Pramastuti, Sp. A, diperkirakan angka kejadian alergi protein susu sapi pada anak sekitar 0,5-7,5%.  “Alergi protein susu sapi sapi adalah reaksi yang tidak diinginkan yang dicetuskan oleh salah satu atau kedua protein susu sapi, yaitu whey dan kasein,” kata dr. Dian. 

Faktor risiko alergi protein susu sapi

Sebenarnya alergi protein susu ini tidak menetap, Moms. Biasanya alergi protein susu sapi berkembang pada tahun pertama kehidupan si Kecil dan akan berkurang kejadiannya seiring pertambahan usia. Para ahli percaya bahwa alergi ini akan hilang dengan sendirinya pada saat si Kecil berusia 3 tahun.

Siapa saja yang berisiko menderita alergi? “Setiap manusia mempunyai risiko alergi, sekitar 5-15 %,” begitu kata dr. Dian. Meningkatnya risiko alergi protein susu sapi pada anak menurut dr Dian dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah riwayat keluarga.

“Bila kedua orang tua atau salah satu orang tua memiliki alergi, maka risiko si Kecil mengembangkan alergi terbilang besar, sekitar 60-80%,” ungkap dr. Dian.  Jika Moms dan Dads tidak punya alergi, tapi si Kecil mempunyai saudara kandung yang memiliki alergi, risiko si Kecil mengembangkan alergi di kemudian hari, sekitar 25-35%. 

Faktor risiko lainnya adalah kelahiran Caesar. Ya, Moms, si Kecil yang lahir melalui bedah Caesar memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan alergi dibandingkan anak yang lahir per vaginam atau normal.

“Faktor nutrisi Moms selama kehamilan, mengenalkan MPASI di usia dini (< 6 bulan), lingkungan, termasuk asap rokok dan debu, juga berpotensi menjadi penyebab alergi protein susu pada si Kecil,”jelas dr. Dian.

Gejala alergi protein susu sapi

Moms, manifestasi gejala alergi protein susu sapi yang timbul pada si Kecil bisa bermacam-macam, dari gejala ringan hingga berat. Berikut beberapa gejala alergi yang bisa muncul saat si Kecil terpapar protein susu sapi.:

Kulit :

Sistem pernapasan :

Sistem pencernaan :

Gejala-gejala tersebut dapat berkembang dengan sangat cepat, selama atau sesaat setelah konsumsi protein susu sapi (alergi IgE), atau tertunda selama beberapa jam dan bahkan berhari-hari (alergi non-IgE).

“Gejala umum alergi protein susu sapi pada bayi adalah kolik yang ditandai tangisan berlebihan,” kata dr. Dian. Pada beberapa kasus, gejala alergi protein susu sapi bisa muncul hanya satu gejala atau beberapa sekaligus, misalnya kolik disertai perut kembung, muntah, ruam kulit dan sebagainya. Pada beberaoa kasus, alergi protein susu sapi juga menjadi penyebab pertumbuhan berat badan yang terlambat.

“Pada reaksi yang langka, bisa terjadi gejala berat yaitu anafilaksis,” kata dr. Dian. Gejala anafilaksis meliputi gangguan pernapasan, dan penurunan darah secara tiba-tiba yang menyebabkan pusing dan pingsan.

Meskipun lebih umum terjadi pada anak yang diberi  susu formula, namun gejala alergi protein susu sapi juga bisa terjadi pada bayi yang diberi ASI, Moms. Gejala yang memburuk saat pemberian ASI dan formula, atau berubah dari konsusmsi ASI menjadi formula, menjadi indikasi adanya alergi protein susu sapi.

“Selain memerhatikan gejala-gejala tersebut, konsultasikan tentang gejala yang dialami si Kecil pada dokter anak,” saran dr.Dian.

Kendalikan alergi protein susu sapi dengan protein beras

Alergi protein susu sapi pada si Kecil tidak bisa dianggap remeh, Moms. Jika dibiarkan, bisa berdampak besar pada kehidupan si Kecil dan keluarga Moms. Kata dr. Dian, alergi protein susu sapi bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan si Kecil akibat kurangnya asupan nutrisi.

Tak hanya itu, Moms. Alergi protein susu sapi juga berdampak pada kualitas hidup si Kecil karena keterbatasannya dalam aktivitas bermain, perasaan rendah diri  dan prestasi belajar yang menurun. Keuangan keluarga juga menjadi terganggu karena si Kecil akan sering ke dokter untuk mengatasi alerginya.

Poin penting dari penanganan alergi protein susu sapi adalah menghindari makanan yang menjadi pencetus alergi. 

“Untuk meminimalisir munculnya gejala alergi protein susu sapi, pilihan pengobatan biasanya dengan melakukan eliminasi diet protein susu sapi dan produk olahannya,” kata dr. Dian.

Namun persoalannya, si Kecil membutuhkan protein untuk pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal, bagaimana solusinya?

Tenang, Moms. Kebutuhan nutrisi si Kecil bisa terpenuhi dengan memberikan susu pengganti atau alternatif.

Blemil Riso3, merupakan formula  pertumbuhan yang berbahan dasar protein beras terhidrolisis yang sepenuhnya memenuhi kebutuhan nutrisi anak 1 tahun ke atas, terutama anak dengan alergi protein susu sapi atau alergi protein kedelai.

ina_bmp_riso_400_110108_00_300

Memiliki asam amino lengkap dengan tambahan L-Lysine dan L-Triptophan serta  difortifikasi dengan DHA dan ARA untuk perkembangan otak dan visual si Kecil. Untuk meningkatkan sistem imunitas si Kecil, Blemil Riso3 diperkaya Nukleotida. Formula yang bebas laktosa ini juga  dilengkapi dengan Probiotik dan prebiotik untuk menyehatkan saluran pencernaan si Kecil.

Blemil Riso3, formula alternatif untuk anak dengan alergi protein susu sapi dan protein kedelai. 

#ads