Covid is back! Kasus COVID-19 di Indonesia kembali meningkat tajam dalam seminggu terakhir. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus COVID-19 selama sepekan terakhir (25-31 Oktober 2022) mencapai 20.415 atau melonjak 40,18%.

Lonjakan kasus COVID-19 ini seiring dengan ditemukannya varian XBB. Kementerian Kesehatan mengumumkan jika varian tersebut sudah terdeteksi di Indonesia pada 22 Oktober 2022 lalu. Apakah varian XBB ini? Berbahayakah?

Penularan tinggi

Dokter Angky Budianti, Sp.MK(K), spesialis Mikrobiologi Klinik Konsultan Virologi mengatakan subvarian XBB merupakan turunan dari Omicron SARS-CoV-2 yang memiliki kode B.1.1.529. Subvarian XBB ini pertama kali dilaporkan di India pada Agustus lalu.

Dari Agustus hingga per 27 Oktober 2022,  data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperlihatkan prevalensi XBB di seluruh dunia sudah sekitar 1,3 persen dan sudah ditemukan di 24 negara. Di negara kita sendiri sendiri temuan Omicron varian XBB sudah  tercatat 8 kasus. 

Lebih lanjut Angky menjelaskan,  varian Omicron sebetulnya sudah mempunyai beberapa subvarian atau turunan, yaitu BA.1, BA.2, hingga BA.5. Sementara XBB merupakan rekombinan dari dua turunan BA.2, yakni BA.2.10.1 dan BA.2.75. Dalam bahasa awam, Angky mengibaratkan XBB sebagai “cucu” dari Omicron.

Moms, seperti neneknya si Omicron, maka varian baru ini pun memiliki kekhasan yakni menyebar dengan cepat. Namun, sejauh ini mayoritas penderita yang terinfeksi virus ini melaporkan bahwa gejala yang dialami bersifat ringan, karena sebagian besar sudah melakukan vaksinasi Covid. Mayoritas gejala klinis yang ditunjukkan pasien yang terinfeksi XBB adalah: 

Yuk, tetap prokes

Walaupun bergejala ringan, subvariant XBB ini jangan dipandang enteng. Pada mereka yang tergolong komorbid atau mereka yang belum pernah divaksin Covid, itu bisa jadi mengalami gejala yang lebih parah atau kematian. Berkaca dari Singapura, varian XBB menyebabkan lonjakan kasus Covid yang tajam di negara tetangga ini dan diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.

Karena itu Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, menghimbau agar kembali mengetatkan protokol kesehatan (prokes) untuk hindari terinfeksi Covid, seperti: 

Apabila Moms atau anggota keluarga ada yang mengalami tanda dan gejala COVID-19, segera melakukan testing. Selain itu, segera melengkapi vaksinasi Covid (2 dosis), termasuk vaksinasi booster ya Moms…. Vaksinasi terbukti dapat meningkatkan perlindungan terhadap Covid, atau setidaknya bila terinfeksi  itu tidak akan mengalami gejala yang parah. 

Oh ya Moms, sebentar lagi kita akan menghadapi libur panjang Natal dan akhir tahun. Si Kecil biasanya turut libur sekolahnya. Lonjakan kasus Covid biasanya akan terjadi setelah musim libur.  Jadi, waspada dan  bijaksana ya Moms dalam mempertimbangkan untuk memilih tempat berlibur yang aman bagi keluarga. Apalagi varian baru Covid itu masih terus bermutasi.

^IK