Per Jumat. 14 Oktober 2022 kemarin, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah mendapatkan laporan terjadi 152 kasus gangguan ginjal akut pada anak. Menurut Ketua Pengurus Pusat IDAI,  Piprim Basarah Yanuarso, terdapat enam provinsi yang melaporkan kasus. Provinsi DKI Jakarta memiliki kasus terbanyak yang hingga 49 kasus. Kemudian disusul Jawa Barat 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus dan DI Yogyakarta 11 kasus.

Kejadian kasus gagal ginjal akut pada anak ini mulai terdeteksi sejak pertengahan September tahun ini. Tak sampai dua bulan ternyata sekarang korbannya sudah ratusan. Agak mengerikan memang Moms mengingat kecepatan kenaikan korbannya. Tapi Moms coba jangan panik ya… simak penjelasannya di bawah ini.

Tentang fungsi ginjal

Ginjal adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia, selain jantung, otak dan hati. Fungsi ginjal sangat vital bagi kita. Antara lain, ginjal itu berfungsi untuk: 

Dengan fungsinya itu Moms bisa melihat bahwa sangat berbahaya bila ginjal mengalami gangguan, Hal ini karena fungsi ginjal itu berkaitan erat dengan kinerja organ-organ vital lainnya. 

Terkait gangguan ginjal itu ada dua macam, yaitu gangguan ginjal kronis dan akut. Nah, kejadian yang sedang mengintai anak-anak kita sekarang itu tergolong gangguan ginjal akut. Ini artinya si Kecil mengalami kondisi yang membuatnya mengalami kerusakan fungsi ginjal secara mendadak

Kenali dini dan segera obati

Pipim mengungkapkan bahwa usia pasien yang terkena gangguan ginjal akut ini tergolong batita dan balita yang berkisar antara 1 – 5 tahun. Usia yang sangat dini bagi seorang anak terkenal penyakit ginjal. Tapi, panik bukan kata kunci untuk menghadapi merebaknya kasus gagal ginjal akut pada anak ini. 

IDAI menyarankan agar orang tua lebih mewaspadai dan mengenali dini gejala dari penyakit ginjal akut ini, lantas segera membawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat. Berikut gejala-gejala klinis yang dialami oleh anak-anak yang sudah terindikasi terkena penyakit ginjal akut: 

    1. Mengalami infeksi saluran cerna seperti muntah dan diare (44,1 persen)
    2. Terkena gangguan saluran pernapasan atas (ISPA) seperti batuk pilek (18,4 persen)_ 
    3. Mengalami demam (30,3 persen)

Jadi Moms, gangguan ginjal akut yang merebak ini  biasanya diawali oleh demam, diare, muntah, batuk, pilek. Setelah tiga sampai lima hari, volume urine si Kecil berkurang drastis, sangat sedikit, bahkan tidak kencing sama sekali. Kondisi inilah yang menandakan adanya perburukan pada ginjal, sehingga Moms harus segera membawa si Kecil untuk ditangani dokter di pusat pelayanan kesehatan terdekat. 

Bila anak Moms yang mengalami gejala awal itu masih usia cukup dini, Moms harus mewaspadainya dengan cara memerhatikan produksi pipisnya dan warna pipisnya. Coba Moms rajin-rajin cek ada tidaknya pipis dan volume pipisnya. Cek pula kepekatan warnanya. Pastikan pula si Kecil mendapatkan kecukupan cairan. 

Terkait virus Covid?

Hingga kini penyebab penyakit ganguan ginjal akut ini belum diketahui. Gejala yang di alami anak-anak di Indonesia ini serupa dengan gejala ganguan ginjal akut yang merebak di negara Gambia. Di negara ini 69 anak meninggal dunia akibat penyakit gangguan ginjal yang diperkirakan akibat konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. 

Penyebab ini masih diteliti lebih lanjut. Namun, untuk kaitan dengan virus COVID-19 ternyata dari sebagian besar anak yang menderita penyakit ini memilliki hasil tes COVID- 19 negatif.  Hasil pemeriksaan laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) pun hingga kini tidak menemukan kaitan dengan bakteri atau virus yang spesifik.

Namun pemerintah tidak tinggal diam, kok, Moms dalam menghadapi kemungkinan bertambahnya korban penyakit ginjal akut pada anak ini.  Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan dibentuknya tim investigasi kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia untuk mengungkap dan menangani laju kasus. Tim investigasi ini terdiri atas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan RSCM.

Selain itu, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) Kemenkes RI telah menerbitkan Keputusan Dirjen Yankes nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal. Antara lain, bila si Kecil mengalami gejala seperti di atas, maka pihak rumah sakit diimbau segera melakukan pemeriksaan fungsi ginjal yakni ureum dan kreatinin. Tata laksana Intravenous Immunoglobulin (IVIG) juga menjadi pilihan untuk diberikan di awal dalam menangani penyakit ini. 

Moms, kuncinya jangan panik. Terpenting Moms perhatikan kecukupan si Kecil dalam makanan dan minumnya. Cek volume pipis dan warna pipisnya. Bila curiga ada gangguan, segeralah ke dokter, sekalipun si Kecil tidak mengalami demam.  

^IK