Moms pernahkah mendengar istilah peranakan turun? Kebanyakan Moms biasanya sudah tak asing dengan istilah ini. Apalagi hobi massage tradisional. Ibu-ibu pemijat pada saat melakukan pemijat di area perut sering mengatakan pemijatan di area sini agar peranakan Moms tidak turun. 

Tapi, apakah faktanya peranakan bisa turun atau hanya  mitos? Kok, bisa peranakan turun padahal dia ada di dalam perut?

Bukan mitos

Moms, faktanya memang peranakan turun itu ada. Tapi, pemijatan bukanlah cara tepat untuk mencegah peranakan turun. Lantas apakah peranakan turun itu sebenarnya?

Peranakan turun adalah suatu kondisi terjadinya penurunan rahim hingga keluar vagina yang seharusnya ada di dalam area panggul. Kondisi seperti ini dapat terjadi akibat lemahnya otot serta jaringan yang ada di sekitar panggul, sehingga tidak lagi mampu menyangga rahim. Dalam istilah kedokteran dikenal dengan istilah prolaps uteri. 

Peranakan turun ini dapat terjadi bersamaan dengan turunnya kandung kemih, rektum, dan usus melalui bagian belakang rahim.

Peranakan turun ini bukanlah sitilah turun berok yang dikenal masyarakat. Berok dalam KBBI itu berarti perut bagian bawah. Turun berok itu lebih mengacu kepada kondisi untuk menggambarkan hernia turun. Jadi jangan salah ya Moms…

Rentan terjadi

Peranakan atau rahim turun dapat mengganggu aktivitas keseharian dan membuat Moms merasakan tidak nyaman dan nyeri. Meski, pada tahap yang ringan, peranakan turun ini tidak menimbulkan gejala yang berarti. Gejala baru akan muncul dan mengganggu kehidupan Moms jika prolaps uteri telah memasuki tahap sedang atau berat.

Gejala atau tanda-tanda prolaps uteri, menurut Dr. dr. Nuring Pangastuti, Sp.OG(K)-Urogin, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKKMK UGM, terbagi menjadi empat karakteristik keluhan, yang dibagi berdasarkan pada area dan organ yang terlibat, yaitu: 

Tingkatan prolaps uteri

Tingkatan penurunan rahim menentukan tingkat keparahan prolaps. Pada umumnya dibagi menjadi 3 derajat yaitu. 

Moms ada beberapa gejala yang paling sering dirasakan saat peranakan turun, yaitu nyeri panggul, sakit perut, dan perut terasa tegang. Terkadang ada yang merasakan nyeri punggung pada saat mengangkat benda yang berat.

Ketika peranakan turun ini Moms dapat memeriksanya sendiri. Moms coba rasakan sendiri apakah ada pembengkakan di vagina dengan cara menyentuhnya menggunakan tangan. Pada kasus peranakan turun yang parah, Moms bahkan bisa melihat dan merasakan semacam penghambat keluar dari vagina. Penghambat keluar yang terjadi ini terjadi ketika uretra, kandung kemih, anus turun bersamaan dengan rahim. 

Di saat kondisi di atas terjadi, Moms pun akan merasakan  gejala berupa usus bermasalah, sakit ketika buang air, dan keluar urin saat  tertawa, batuk atau bersin. Sangat menggangu sekali ya Moms… 

Jadi, waspadai sejak dini  atau lakukan langkah pencegahan agar peranakan Moms itu tidak turun. 

^IK