“Masa ada seorang anak-anak bisa terkena hipertensi? Itu kan penyakit orang dewasa?” mungkin Moms tak percaya. 

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah yang cukup tinggi di dalam arteri. Faktanya, anak-anak memang ada dan bisa saja seorang anak menderita hipertensi. 

Secara umum, kejadian hipertensi pada anak berkisar 1-2%, bahkan sebuah penelitian di Amerika Serikat terhadap 5100 anak sekolah mendapatkan kejadian hipertensi sebesar 4,5%. 

Namun mengingat gaya hidup tidak sehat kian mengepung si Kecil, seperti anak kurang beraktivitas, banyak bermain gadget atau menonton layar ( melalui TV atau gadget),  dan asupan makanan tinggi kalori dan tinggi garam, Moms perlu mewaspadainya. Apalagi anak-anak sekarang kian banyak yang mengalami obesitas. Menurut data, Moms, hipertensi ditemukan pada 20- 30% anak gemuk. 

Hipertensi pada anak harus mendapat perhatian yang serius, Moms. Karena bila tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menetap hingga dewasa. Ia akan berhadapan penyakit terkait kardiovaskular, seperti serangan jantung, gagal jantung dan stroke serta penyakit ginjal. Kasian kan si Kecil....

Berikut beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang hipertensi pada anak:

Kapan anak diindikasikan menderita hipertensi?

Berbeda dengan orang dewasa yang menggunakan satu batasan tekanan darah normal, yaitu 120/80, untuk semua umur, jenis kelamin, dan ukuran tubuh. Maka, batasan tekanan darah normal pada anak, berbeda-beda untuk setiap kelompok umur, jenis kelamin, dan tinggi badan anak. Tekanan darah dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan ukuran/massa otot tubuh.

Dalam keadaan normal: 

Di samping itu, tekanan darah anak juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan stres (misalnya anak menangis), dan rangsangan yang lain. Oleh karena itu pengukuran tekanan darah memerlukan kondisi anak yang tenang, dilakukan di dalam ruang yang menyenangkan bagi anak, setelah ia beristirahat sejenak.

Karena itu, Moms perlu memeriksakan tekanan darah si Kecil secara berkala. Idealnya setiap anak yang berusia 3 tahun atau lebih menjalani pemeriksaan tekanan darah, setidaknya setahun sekali. 

Jenis hipertensi pada anak

Dilihat dari faktor penyebabnya, hipertensi pada anak dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan hipertensi yang tidak disebabkan oleh penyakit, yang dikenal sebagai hipertensi primer/esensial. 

Selain itu, Moms perlu mewaspadai juga si Kecil mengalami hal seperti ini:  

- Kelebihan berat badan atau obesitas

- Memiliki diabetes tipe 2 atau kadar gula darah puasa yang tinggi

- Memiliki kolesterol tinggi

- Terlalu banyak makan garam

- Tidak banyak gerak 

- Terpapar asap rokok atau merokok (umummnya saat remaja)

Penyakit ginjal dan pembuluh darah ginjal merupakan penyebab tersering. Contohnya peradangan ginjal, infeksi ginjal kronik, penyumbatan aliran urin, batu ginjal, kelainan kongenital saluran kemih, penyempitan pembuluh darah ginjal, dan sebagainya. 

Gejala hipertensi pada anak

Pada bayi baru lahir, hipertensi dapat memberikan gejala, seperti:

Pada si Kecil dengan usia yang lebih besar, gejala dan tanda berikut ini perlu dipikirkan kemungkinan sebagai hipertensi, yaitu: 

Tekanan darah tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala spesifik. Namun, tanda dan gejala yang mungkin mengindikasikan keadaan darurat tekanan darah tinggi atau krisis hipertensi meliputi:

Jika si Kecil memiliki salah satu dari tanda atau gejala tersebut, carilah perawatan medis darurat.

Jadi, pantau tekanan darah si Kecil secara berkala. Pantau pula berat badan dan tinggi badannya. Jika si Kecil memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, penyakit jantung bawaan dan masalah ginjal tertentu, sebaiknya pemeriksaan tekanan darah dimulai segera setelah lahir.

^Ik