Seperti general chek up untuk kesehatan yang setidaknya setahun sekali Moms perlu lakukan. Maka begitu pula untuk  pemeriksan kesehatan keuangan keluarga. 

Jangan menunggu setahun, jika terjadi perubahan besar dalam kehidupan, seperti pencari nafkah (Moms dan atau Dads) kehilangan pekerjaan, pindah rumah, kelahiran anak, kerugian usaha atau sebaliknya ada kenaikan penghasilan dalam rumah tangga, misalnya kenaikan gaji atau usaha  berkembang. 

Untuk cek kesehatan keuangan keluarga ini Moms harus lakukan pencatatan. Usahakan detil dan jujur ya Moms…

Namanya keuangan keluarga, berarti lebih baik jika Moms membuatnya pencatatan keuangan ini bersama atau setidaknya berdiskusi dengan Dads. Meski, Moms yang bertugas sebagai pengelola keuangan keluarga. Ini untuk membangun keterbukaan keuangan, Moms. 

Nah, berikut catatan keuangan yang perlu disiapkan untuk cek kesehatan keuangan keluarga: 

1. Buat catatan harta dan utang

Catatan harta dan utang ini akan memberikan potret atau gambaran tentang posisi keuangan saat ini dan membantu mengukur perkembangan keuangan dalam mencapai keinginan keluarga Moms ke depan.

Harta merupakan  kekayaan berwujud dan tidak berwujud yang bernilai. Untuk ini Moms catat semua harta seperti: 

Sementara untuk utang adalah tanggungan wajib yang harus Moms/Dads bayar karena adanya transaksi pembelian suatu barang atau jasa secara kredit atau berupa pinjaman uang, dan harus dibayar dalam jangka waktu tertentu.

Utang ini seperti utang kepada saudara, utang kepada bank atau pinjaman dari jasa keuangan online, utang cicilan kendaraan, utang cicilan kredit rumah/apartemen, utang barang elektronik atau perabot rumah tangga (tv, kulkas, furniture seperti kasur atau meja makan ), utang usaha dan sebagainya.

Oh ya, Moms utang yang dicatat itu adalah jumlah total utang yang masih harus dibayar. Misal untuk kredit rumah, jika cicilan per bulan adalah Rp 2 juta dan masa cicilan masih tersisa 120 bulan atau 10 tahun lagi, maka jumlah kredit rumah yang masih harus dibayar adalah Rp240 juta.

Buatlah catatan harta dan utang ini dalam tabel. Setelah pencatatan harta dan utang, baru Moms perhitungkan harta bersih. Ini adalah hasil dari penjumlahan keseluruhan harta dikurangi penjumlahan keseluruhan utang.

2. Buat catatan penghasilan dan pengeluaran

Jika Moms dan Dads sama-sama bekerja atau membuka usaha, maka pastikan baik Moms maupun Dads sama-sama mengisi catatan penghasilan dan pengeluaran setiap bulan. Buatlah semua ini juga dalam tabel penghasilan dan pengeluaran.

Penghasilan adalah semua yang didapatkan dari hasil bekerja setiap bulannya (gaji) atau hasil usaha seperti usaha jualan online, penyewaan rumah atau tanah, atau pekerjaan sampingan.

Untuk jumlah gaji diisi dengan nilai gaji yang diperoleh setiap bulannya, sedangkan untuk hasil usaha diisi dengan rata-rata yang didapatkan setiap bulannya.

Bagaimana dengan pengeluaran? Ini adalah berbagai hal yang harus Moms dan keluarkan atau biayai pada setiap bulannya. Sebagai bendahara keluarga, Moms pasti paham sekali soal pengeluaran. Pengeluaran rutin bulanan keluarga ini seperti bayar listrik, gas, PAM/air, pulsa untuk telepon, TV atau layanan streaming berlangganan, sedekah/uang untuk sosial, arisan, uang sekolah anak, belanja harian, dan belanja kebutuhan keluarga seperti susu, popok si Kecil, sabun mandi, sabun cuci dan sebagainya.   

Moms buat jumlahkan masing-masing untuk semua penghasilan dan  pengeluaran. Lalu, kurangkan antara jumlah penghasilan dengan jumlah pengeluaran. Inilah hasil akhir yang disebut total penghasilan. 

Jika ternyata setelah dihitung ternyata utang lebih besar dari harta atau pengeluaran lebih besar dari penghasilan, jangan mencoba untuk mengubah angka yang sudah ditulis dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan harta ataupun penghasilan yang dimiliki.  

Tetaplah jujur Moms dengan angka yang sudah ditulis dalam catatan keuangan agar Moms bisa mengetahui kondisi keuangan keluarga yang sebenarnya. 

^IK