Kehidupan terkadang tak berjalan sesuai harapan, Moms. Meski sudah menyusun perencanaan keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari, ada kalanya kita berhadapan dengan situasi tak terduga seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), perbaikan rumah darurat, atau musibah yang menimpa anggota keluarga, yang semuanya membutuhkan biaya tidak sedikit.

Nah, untuk mengantisipasi berbagai situasi tak terduga seperti inilah, Moms dan Dads perlu menyisihkan dana setiap bulan untuk disimpan dalam tabungan dana darurat. Apa lagi keuntungan punya tabungan dana darurat bagi keluarga?

“Rompi pelindung” untuk keluarga

Sesuai namanya, tabungan dana darurat berfungsi untuk membiayai aneka keperluan tak terduga yang mesti dipenuhi dalam waktu mendesak. Coba bayangkan bila Moms atau Dads yang menjadi pencari nafkah utama keluarga mendadak kena PHK tanpa pesangon yang cukup. Bila tak punya pos dana darurat, keluarga akan sulit mencukupi biaya hidup sehari-hari. 

Itu sebabnya, pakar keuangan menyarankan setiap keluarga memiliki tabungan dana darurat setidaknya sebesar jumlah pengeluaran rutin keluarga selama minimal 3-6 bulan. Makin banyak jumlah dana darurat yang dimiliki, kekuatan perlindungan untuk keluarga akan semakin baik. 

Kondisi keuangan keluarga stabil

Pasangan suami istri yang menghadapi situasi darurat tanpa memiliki dana cadangan akan terpaksa menarik dana ekstra dari penghasilan bulanan atau dari pundi-pundi lain yang semestinya digunakan untuk dana pensiun, tabungan pendidikan anak, dan sebagainya.

Jika hal ini terjadi, stabilitas keuangan keluarga berisiko goyah karenanya. Moms dan Dads akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan kondisi finansial seperti sediakala. Kondisi seperti inilah yang berusaha dihindari dengan menyiapkan tabungan dana darurat. 

Terhindar dari jerat utang

Kondisi finansial keluarga berisiko kian terpuruk apabila Moms sampai memenuhi keperluan darurat dengan cara berutang, lebih-lebih jenis utang dengan nilai bunga tinggi yang malah akan menambah beban keluarga untuk melunasinya. Hal ini tidak perlu terjadi bila Moms sejak lama mulai menabung untuk mengisi tabungan dana darurat. 

Tapi jangan lupa Moms, bila tabungan dana darurat sudah sempat terpakai untuk suatu keperluan, Moms dan Dads tetap punya kewajiban untuk segera mengisi tabungan kembali begitu ada kesempatan. Anggap saja Moms sedang berutang pada diri sendiri dan tetap memiliki tenggat waktu untuk melunasinya kembali, meski tanpa dibebani bunga. 

Investasi jangka panjang tetap aman

Moms dan Dads sudah mulai menanamkan uang dalam bentuk investasi? Apa pun bentuk instrumen investasi yang dimiliki, jaga agar modal awal yang ditanamkan tidak sampai “diganggu gugat” sampai memberikan hasil yang diharapkan. Sayang kan, kalau investasi jangka panjang mesti dipanen terlalu dini untuk mencukupi keperluan darurat. 

Ini bukan berarti Moms dan Dads tidak boleh menyimpan dana darurat dalam bentuk instrumen investasi, ya. Hanya saja, khusus untuk pos dana darurat, ada baiknya bila Moms memilih jenis investasi yang risikonya kecil dan dananya bisa dicairkan secara cepat dengan biaya penalti kecil atau bahkan tanpa biaya sama sekali.

Menjaga keharmonisan rumah tangga

Masalah finansial merupakan salah satu faktor utama yang bisa menjadi pemicu pertengkaran dan bahkan perceraian di dalam rumah tangga. Tekanan psikologis yang muncul akibat masalah keuangan keluarga bukan hanya bisa mempengaruhi pasangan suami istri, melainkan juga anak-anak dan anggota keluarga besar.

Pensiun dengan hati tenang

Moms dan Dads sudah punya tabungan dana darurat sejak lama, namun hingga bertahun-tahun kemudian tidak pernah digunakan untuk keperluan apa pun? Tak perlu merasa rugi dan melakukan tindakan sia-sia, karena usaha Moms mengumpulkan dana darurat bisa dialihkan menjadi tabungan ekstra untuk dana pensiun nanti. Semua orang tentu ingin menikmati masa tua kelak dengan kenyamanan hidup yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan masa sebelum pensiun, bukan?

^IK