Bulan Ramadan sebentar lagi, Moms. Di bulan ini umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Makan utama yang biasanya 3 kali sehari, hanya dua kali sehari. Lucunya, di bulan ini banyak para Moms yang mengaku suka mengalami kebocoran soal keuangan. 

“Harga bahan pokok suka naik”, ini alasan yang sering dipakai para Moms. Benar, sih. Tapi, di luar itu bulan Puasa juga menggiring bersikap lebih konsumtif, entah Moms menyadari atau tidak. Membeli berbagai takjil, acara ngabuburit, ikut buka puasa bersama, antara lain yang menjadi penyebab pengeluaran keuangan membludak. 

Nah, jika Moms kapok keuangan malah boncos di bulan puasa, coba simak strategi beberapa Moms di bawah ini dalam mengelola keuangan di bulan Ramadan ini!

Belanja sembako lebih dulu 

“Sudah seperti tradisi kalau barang-barang kebutuhan rumah tangga sering meroket harganya di  bulan puasa dan Lebaran. Karena itu, sebelum masuk bulan puasa, saya sudah membeli beberapa kebutuhan pokok. Tidak banyak, sih, untuk keperluan sebulan saja dan terbatas bahan-bahan pokok rumah tangga, seperti beras, gula pasir, minyak goreng, mentega dan telur.” 

(Moms Prita Narnia, 29)

Manfaatkan sale jelang puasa

“Beberapa minggu sebelum puasa dan di awal bulan puasa itu kalau saya perhatikan merupakan saat sale terbesar pada tiap tahun. Ini saat tepat untuk membeli busana anak-anak. Temanya memang bukan festive Ramadan atau Hari Lebaran. Tapi, kan bisa dipakai di hari lain, atau setidaknya menjadi cadangan untuk hadiah bagi anak-anak kerabat atau teman. Lumayan untuk menghemat.”

(Moms Fajriati, 30)

Tahan lapar mata untuk makanan buka puasa

“Menu buka puasa memang godaan di bulan Ramadan. Saya tahan diri untuk keluar saat mendekati buka puasa. Bawaannya pasti lapar mata. Risol, bakwan, kolak,  tahu bakso, dan aneka minuman seperti cendol dan cincau, ingin dibeli semua. Padahal,  minum segelas teh hangat saja sudah kenyang. Akhirnya mubazir.  Sesekali tergoda juga sih  cek-cek jajanan buka di luar rumah. Tapi, saya batasi cukup sekali atau dua kali saja seminggu. Dan bawa uang pas.”

(Moms Sofiani, 32) 

Selektif ikut bukber

“Mendadak di bulan puasa jadi banyak ajakan makan di luar. Buka puasa bareng (bukber) sambil reuni, judulnya. Ini momen yang seru. Masalahnya, ajakan bukber ini bisa banyak banget. Bukber bersama teman SD, SMP, SMA sampai kuliah. Belum lagi, grup arisan, grup keluarga dan sebagainya. Kalau diikuti semua, waduhhh… bisa dompet ludes abis. Bukber kan tidak gratis. Jadi, biasanya saya seleksi. Tahun kemarin misalnya, saya ikut grup bukber SMP dan kuliah. Nah, tahun ini ikut grup SMA dan grup arisan ibu-ibu saat anak SD. Yang wajib datang tiap tahun hanya grup arisan keluarga. 

(Moms Noviani, 33)

Kreatif memanfaatkan menu

“Makanan sisa sahur atau berbuka tidak langsung saya buang. Saya coba ‘mendaur ulang’ makanan ini. Misalnya, ayam goreng yang tak habis saat buka itu disuwir-suir untuk lauk ayam suwir kecap, ayam suwir cabe ijo atau dibuat nasi goreng.  Tapi, kalo sayuran, ya, harus dibuang.”

(Moms Desiyanti, 28)

Menu Ramadan = Menu biasanya

Dengan alasan puasa seharian, dulu saya dulu selalu berlebihan menyiapkan menu untuk sahur, apalagi sewaktu buka puasa. Sudah menghabiskan uang yang banyak, ternyata juga sering tersisa. Jadi, saya membuat menu buka dan sahur seperti  hari biasanya. Cukup dipilih yang sedikit minyak dan pedas, karena menu ini membuat puasa jadi terasa lebih haus. Paling di bulan puasa dilebihkan bujet untuk buah-buahan, dan sesekali membeli kue kecil. Ternyata, puasa terasa lebih nikmat sewaktu segalanya tidak berlebihan. 

(Moms Wesiyani, 30)

Jangan belanja saat lapar

“Memang sih lumayan menghibur di saat lapar puasa itu menghabiskan waktu window shopping di mal atau di marketplace. Percaya atau tidak, ternyata kalau belanja sewaktu  lapar bikin kalap.  Akhirnya jadi impulsive buyer,  suka membeli sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan. Untuk mengakalinya, cek-cek toko  boleh saja sebelum buka puasa. Tapi memutuskan jadi membeli atau tidak itu saya lihat kembali setelah usai berbuka.”

(Moms Budiana, 31)

Jangan kalap dengan diskon ramadan

“Bulan puasa itu memang banjir promo dan diskon spesial berbagai barang. Duh, kalau tidak kuat iman semuanya serasa ingin dibeli. Nanti juga ada Tunjangan Hari Raya (THR) untuk menutup. Makanya, saya tinggalkan kartu kredit. Bawa uang pas saja. Dan notifikasi belanja dari toko online favorit, saya matikan. 

(Moms Oktavia, 34)

Buat perencanaan keuangan

“Harapan dapat THR suka membuat bulan puasa dan Lebaran ini jadi gila-gilaan dalam pengeluaran. Akhirnya sering menyesal sendiri, karena THR yang harusnya bisa ditabung atau dibelikan barang yang produktif untuk rumah tangga, itu tidak terlaksana. Uang THR hanya lewat. Malah kadang-kadang minus. Makanya, sebelum puasa berjalan saya sudah menyusun bujet keuangan keluarga. Saya perkirakan uang untuk belanja bulanan, belanja baju Lebaran keluarga, bujet untuk memberi orang tua, dan bujet untuk biaya pulang kampung. Yang wajib disisihkan dan harus menjadi prioritas adalah bujet untuk zakat fitrah dan sedekah. Siapa tahu pahala diberikan berlipat ganda oleh Allah SWT. 

(Moms Rafika, 32)

Selamat berpuasa tanpa boros, Moms…

^IK