Moms Amanda berniat kembali bekerja setelah nyaris 10 tahun berhenti bekerja. “Saya dulu berhenti bekerja karena Deano mengalami alergi yang cukup parah. Bolak balik sakit, sehingga harus ke dokter dan menjalani berbagai tes. Makannya pun harus dijaga. Sehingga, saya memutuskan jadi full time Moms,” ujar Moms Amanda.

Saat ini penyebab alergi Deano sudah diketahui, dan Deano pun sudah memiliki imunitas yang lebih kuat dibandingkan sewaktu di masih batita. Deano juga sudah cukup mengerti dengan penyakitnya, sehingga dia mau menuruti saran dokter untuk sakitnya itu.   “Saya tinggal menyiapkan makanan khusus untuknya. Ini bisa saya kerjakan pagi hari atau di malam hari,” ujar Moms Amanda.

Moms Amanda pun ingin bekerja lagi karena ingin membuat kuliah SI dan S2 di studi manajemen komunikasi tidak sia-sia. “Rasanya seperti ada utang kepada orangtua yang telah susah payah mengumpulkan uang untuk menyekolahkan saya dulu. Cuma, setelah sekian lama meninggalkan pekerjaan, apakah masih ada yang mau menerima saya bekerja?” Moms Amanda, galau.

Dengan berbagai alasan memang banyak Moms ingin kembali bekerja. Apa pun alasannya, sah-sah saja Moms. Itu hak Moms juga. Tapi, memang kembali bekerja lagi tidak mudah. 

Menurut sebuah penelitian di AS, ketika orang Amerika tidak bekerja selama lebih dari enam bulan, akan jauh lebih sulit untuk dipekerjakan lagi. Nah, lho!

Jangan sedih dulu Moms. Menurut sebuah studi yang dilakukan ekonom di Vanderbilt Law School jika Moms dulu berhenti bekerja karena kondisi si Kecil, ternyata masih berpeluang untuk diterima bekerja kembali. Di sini Moms memang perlu memberikan penjelasan di dalam CV maupun sewaktu wawancara kerja. Ini strateginya.

Dapat langsung menjelaskan alasan berhenti bekerja dan mencantumkan pengalaman terkait yang berharga di resume.

Resume adalah dokumen berisi ringkasan riwayat hidup yang mencakup pendidikan, keahlian, pengalaman hingga pencapaian seseorang. Biasanya resume dipakai sebagai penilaian oleh perusahaan yang hendak dilamar untuk melihat seberapa layak atau tidaknya si pelamar menempati posisi tersebut. 

Isi dari resume adalah harus menunjukkan atau menjual potensi dan keunggulan diri Moms kepada perusahaan yang hendak Moms lamar tersebut. Buat penjelasan tentang kualifikasi diri Moms ini secara jelas, tetapi ringkas dan padat.

Lahh, kan sudah lama bekerja? Lama tidak bekerja di sebuah perusahaan, bukan berarti Moms tidak melakukan apan pun bukan? Moms mungkin melakukan pekerjaan yang bersifat sosial atau sukarela. Atau terlibat dalam organisasi di sekolah anak atau ekstrakurikuler anak. 

“Yahhh, malu. Itu pekerjaan sepele…” mungkin Moms merasa minder mencantumkannya.  Hei Moms… itu pengalaman berharga, lho. Tidak semua orang mampu melakukannya. 

“Pekerjaan yang tidak dibayar adalah pekerjaan dan benar-benar dianggap sebagai pengalaman berharga dalam resume dan dalam sebuah wawancara,” kata Becca Carnahan, seorang Career Coach yang banyak bekerja membantu para ibu mendapatkan pekerjaannya lagi.

Becca mengutip contoh seorang kliennya yang sedang mencari pekerjaan setelah 18 tahun meninggalkan pekerjaan demi merawat penuh waktu putra  yang menghadapi tantangan kesehatan.

“Karena pengalaman pribadinya mengelola perawatan untuk putranya, dia tertarik untuk berperan dalam industri perawatan kesehatan,” kata Carnahan. “Pada resumenya, dia mencantumkan peran pengasuhannya, menyoroti pengalamannya dalam mengadvokasi putranya mendapatkan terapi yang tepat, dan mencari jalur tepat di tengah  kompleksitas sistem perawatan kesehatan. Pengalaman ini membuatnya sangat cocok untuk lowongan pekerjaan sebagai customer care  atau customer service  yang ia incar,” kata Carnahan lebih lanjut. 

Untuk Moms ketahui, resume itu berbeda ya dengan CV (Curriculum Vitae). CV adalah dokumen yang menyampaikan gambaran secara detail (lengkap) terkait kualifikasi, pengalaman, prestasi, khususnya hal yang berkaitan dengan akademis seseorang. Di dalam CV, umumnya berisi informasi pribadi, seperti tanggal kelahiran, kewarganegaraan, status pernikahan hingga foto pribadi. Itu sebabnya CV bisa panjang.

Sedangkan untuk resume Moms kemukakan alasan tertarik dengan lowongan pekerjaan. Lalu, jelaskan pengalaman, keterampilan atau sertifikasi relevan terkait dengan lowongan. Jadi lebih spesifik. 

Di dalam resume Moms tak perlu malu menyebutkan telah off dari pekerjaan sekian tahun, dan posisi saat ini sebagai full time Moms. Namun, lanjutkan dengan mengaitkan pengalaman Moms yang dapatkan selama ini, seperti contoh di atas. 

Bahkan pengalaman selama pengasuhan anak pun bisa jadi relevan. Misalkan Moms tertarik pada lowongan business development. Becca menyoroti  pencapaian Moms misalnya dalam penggalangan dana untuk sekolah atau komunitas atau penggalangan massa untuk pekerjaan sukarela, juga penting dicantumkan dalam resume. 

Penggalangan dana dan mengajak orang sukarela berpartispasi dalam sebuah proyek sosial komunitas atau kegiatan sekolah anak itu membutuhkan strategi dan perencanaan, cara berkomunikasi yang bagus, juga pemahaman tentang membaca dan membuat kesepakatan kontrak. 

Boleh banget Moms menyebutkan posisi Moms di proyek tersebut sebagai Ketua, wakil ketua,  bendahara, koordinator pencari dana dan sebagainya. Itu ‘jabatan’ juga. Patut dibanggakan. 

Yakin dan kepercayaan diri. 

Moms… tidak bekerja sekian tahun lamanya demi anak atau keluarga bukanlah dosa, bukan hal memalukan dan bukan kesalahan. Moms tidak perlu malu karenanya. 

Sewaktu wawancara kerja, tampilkan wajah percaya diri. Soal jeda sekian tahun tidak berhenti bekerja tak perlu Moms ungkapkan sebagai pembuka di depan pewawancara. Ungkapkan jika ditanya saja. 

Begitu pewawancara kerja menyentil alasan di balik Moms berhenti bekerja, barulah Moms ceritakan. Singkat saja. Tegaskan bahwa keputusan berhenti bekerja itu memang merupakan keputusan terbaik untuk dilakukan saat itu. Katakan bahwa dengan berhenti bekerja ternyata juga menambah nilai bagi Moms sebagai orang tua. Berhenti bekerja itu sekaligus memberikan pengalaman berharga yang bisa memberikan manfaat pada pekerjaan Moms yang inginkan, seperti Moms ungkapkan di resume. 

Moms misalnya bisa menceritakan dengan alur seperti ini: "Saya memulai karier saya di industri jasa keuangan (jelaskan posisi, job deskripsi dan pengalaman menarik berkarier di sini). Kemudian kehidupan pribadi saya berubah, dan saya menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya karena .... (jelaskan singkat alasannya). Saya telah menghabiskan 5 tahun terakhir membesarkan anak saya. Dan sekarang saya sudah mendapatkan dukungan yang terpercaya (bisa ART atau keluarga atau taman penitipan anak) dan keluarga tidak masalah saya bekerja lagi.  itulah sebabnya saya ingin bekerja di sini, karena saya tertarik dengan posisi (sebutkan), sebab selama menjadi fulltime Moms saya mendapatkan pengetahuan dan pengalaman berharga (paparkan pengetahuan dan pengalaman atau mungkin sertifikasi yang didapat) yang menurut saya cocok dan penting untuk posisi pekerjaan tersebut.” 

Intinya adalah Moms menceritakan diri Moms, termasuk jeda karier itu apa adanya, tapi tidak menjadikannya sebagai ajang curhat, atau alasan membela diri sehingga Moms tidak bisa bekerja. 

Dalam mencari pekerjaan ini, mungkin saja tidak langsung terima. Bisa jadi terjadi beberapa kali penolakan. Jangan putus asa Moms atau menyesalkan diri atas keputusan  berhenti bekerja dahulu. Tetaplah percaya diri. 

Selamat berburu pekerjaan ya Moms…

^IK