Bagi banyak Moms, memangku si Kecil untuk menyusuinya adalah salah satu momen bonding yang indah dan membahagiakan. Tapi bagi beberapa Moms lainnya, momen menyusui sang buah hati justru kerap menghadirkan perasaan was-was lantaran seringnya si Kecil tersedak saat minum susu. 

Menurut konsultan laktasi Sara-Chana Silverstein, kasus bayi tersedak saat menyusu secara langsung pada ibunya cukup sering terjadi pada bayi berusia 0-4 tahun. “Biasanya hal ini disebabkan oleh pasokan ASI yang berlebihan dan aliran ASI/MER (milk ejection reflex) yang terlampau deras dari payudara ibu. Sebagai akibatnya, bayi kesulitan untuk mengimbangi aliran dengan gerakan mengisap dan menelan yang lebih cepat,” jelasnya.

Biasanya, bayi yang sedang kewalahan akibat aliran ASI terlalu deras akan menunjukkan sejumlah gejala saat menyusu, antara lain batuk-batuk, menelan susu dengan suara keras, dan menggigit puting payudara ibunya dengan tujuan menghentikan aliran ASI. Tak sedikit pula bayi yang tersedak sampai memuntahkan susu dari mulut dan hidung.

Yang menjadi masalah, saat tersedak, beberapa bayi bahkan sampai mengalami kesulitan bernapas dan wajahnya tampak membiru. Kalau sudah begini, kebiasaan tersedak mesti segera diatasi karena bisa membahayakan jiwa si Kecil, Moms. Bagaimana cara terbaik mengatasinya?

Mengubah posisi menyusui

Satu langkah yang banyak direkomendasi untuk mencegah bayi tersedak adalah mengubah posisi menyusui. Jika biasanya Moms menyusui bayi sambil memangkunya dengan posisi payudara lebih tinggi daripada kepala bayi, kini cobalah posisi sebaliknya yaitu menyusui dengan posisi tubuh Moms berbaring terlentang. Dalam posisi ini, letak kepala bayi lebih tinggi daripada payudara sehingga aliran ASI tidak bertambah deras akibat pengaruh gaya gravitasi. 

Moms juga bisa mencoba posisi menyusui dengan gaya menyamping, saling berhadapan dengan si Kecil di atas kasur. Selain bisa meringankan pengaruh gaya gravitasi, gaya menyusui menyamping juga memungkinkan bayi membuang aliran ASI yang terlalu banyak ke arah samping kanan atau kiri, sehingga tidak mengenai hidung dan mulutnya.

Jauhkan bayi dari payudara 

Saat menyusui, Moms bisa menjauhkan posisi kepala bayi dari payudara setiap beberapa menit sekali untuk memberikannya kesempatan menarik napas dan beristirahat. Sebelum memberikan payudara pada si Kecil, Moms juga bisa mengeluarkan dulu ASI di dalamnya selama sekitar 1-2 menit agar alirannya melambat dan tidak menyulitkan si Kecil saat menyusu.

Menyendawakan si Kecil

Gejala tersedak saat menyusu juga bisa disebabkan oleh udara di dalam saluran cerna bayi yang mengalir keluar melalui mulut. Untuk mengatasinya, Moms bisa menyendawakan si Kecil di sela-sela sesi menyusu. Menyendawakan bayi dengan cara menggendongnya dalam posisi tegak dan menepuk punggungnya dengan lembut juga berguna untuk menghindari si Kecil memuntahkan ASI keluar setelah selesai menyusu.

Perbaiki posisi botol susu

JIka si kecil tersedak saat minum susu dari botol, Moms bisa mengoreksi posisi botol agar tidak tegak lurus dengan tubuh bayi, melainkan sejajar dengan tubuhnya. Sama seperti mengubah posisi tubuh saat bayi menyusu dari payudara, cara ini juga berguna untuk mencegah arus susu dari botol bertambah deras akibat gaya gravitasi. Alternatif lain, Moms bisa mengganti botol susu dengan jenis yang memiliki lubang puting lebih kecil. 

Konsultasi pada ahli

Bila semua cara sudah dilakukan namun tak kunjung memberikan hasil yang diharapkan, Moms bisa menemui konsultan laktasi ataupun dokter untuk menemukan jalan keluar. Konsultan laktasi akan mengevaluasi posisi menyusui Moms dan bayi, meninjau perlekatan mulut bayi ke payudara, dan memberikan tips berguna untuk melancarkan proses menyusui.

Apabila teknik menyusui sudah benar namun si Kecil masih juga sering tersedak, dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan pada bayi untuk melihat adanya kelainan anatomi pada lidah dan rongga mulut.

Salah satu kemungkinan yang bisa terjadi adalah si Kecil mengalami kondisi yang dinamakan tongue-tied, yaitu kelainan pada lidah akibat terlalu pendeknya jaringan penghubung antara lidah dan dasar mulut (frenulum). Kondisi ini bisa menyulitkan si Kecil saat menyusu dan bisa dikoreksi dengan tindakan operasi kecil untuk memotong area frenulum.

^IK