Menyimpan ASI tidak bisa sembarangan. Cara penyimpanan yang tidak tepat bisa merusak kandungan terbaik yang ada di dalam ASI.

Bagi Moms bekerja, tetap berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif, bukan perkara mudah. Hal ini patut dihargai, mengingat cukup rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan 2018, proporsi pola pemberian ASI pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia, sebanyak 37,3% dan parsial-dicampur dengan makanan lain seperti susu formula dan bubur (9,3%).

Jika Moms mempertimbangkan untuk menggunakan pompa payudara untuk memerah ASI, penting untuk mengetahui cara menyimpan ASI yang aman agar kualitas ASI tetap terjaga. Pertimbangkan hal apa saja yang harus dan tidak boleh dilakukan dalam penyimpanan ASI.

Wadah yang aman

Sebelum memerah dan  menangani ASI, pastikan Moms sudah mencuci tangan dengan sabun dan air. Setelah itu, simpan ASI perah dalam wadah gelas food grade yang bersih dan tertutup atau wadah plastik keras yang tidak mengandung bisphenol A kimia (BPA). Moms juga dapat menggunakan kantong plastik khusus yang dirancang untuk penyimpanan susu.

Meski murah, simpel dan banyak ditemukan, sebaiknya Moms menghindari penggunaan kantong plastik atau pun botol bekas pakai yang dirancang hanya untuk penggunaan rumah tangga atau umum.

Beri label

Setelah dimasukkan ke dalam wadah, beri label dengan menggunakan tinta tahan air. Pada label tuliskan tanggal perah. Jika Moms menyimpan ASI di day care, tambahkan nama bayi Moms pada label.

Tempatkan wadah di belakang lemari pendingin atau freezer dimana suhunya paling sejuk. Jika tidak ada lemari pendingin atau freezer, simpan susu sementara di dalam boks dan beri es.

Isi satu wadah dengan susu yang dibutuhkan bayi Moms untuk sekali makan, misalnya 2 hingga 4 ons (60 hingga 120 mililiter), dan kemudian sesuaikan sesuai kebutuhan.

Pertimbangkan menyimpan ASI untuk porsi yang lebih kecil,  sekitar  1 hingga 2 ons (30 hingga 60 mililiter). Ini bisa digunakan pada situasi yang tidak terduga atau keterlambatan pemberian makan (ASI).

ASI mengembang saat membeku, jadi jangan mengisi wadah sampai penuh.

Mencampur ASI?  

Bolehkah menambahkan ASI yang baru dengan ASI yang sudah disimpan? Ini menjadi pertanyaan banyak Moms. Boleh saja Moms  mencampur ASI yang baru ke dalam ASI yang didinginkan atau dibekukan. Namun, terlebih dulu  dinginkan ASI yang baru di dalam lemari es atau pendingin dengan kompres es, sebelum ditambahkan ke ASI yang telah dingin atau beku. Jangan memasukkan ASI hangat ke ASI beku, karena akan menyebabkan ASI beku sebagian mencair.

Lama penyimpanan ASI

Berapa lama Moms  dapat dengan aman menyimpan ASI, tergantung pada metode penyimpanan. Pertimbangkan beberapa hal ini:

Suhu kamar.

ASI yang baru dapat disimpan pada suhu kamar hingga enam jam. Namun, waktu optimal untuk menggunakan atau menyimpan ASI dengan benar adalah empat jam, terutama jika ruangannya hangat.

Pendingin terisolasi.

ASI yang baru dapat disimpan dalam pendingin berisolasi dengan paket es hingga satu hari.

Lemari es

ASI yang baru dapat disimpan di bagian belakang lemari es  bisa tahan hingga lima hari.  Namun, waktu optimal untuk menggunakan atau membekukan susu adalah satu hingga tiga hari.

Freezer

ASI yang baru dapat disimpan di belakang freezer bisa tahan hingga 12 bulan. Namun, waktu optimal untuk menggunakan susu beku adalah enam bulan.

Perlu diingat bahwa penelitian menunjukkan bahwa semakin lama Moms menyimpan ASI - baik di dalam lemari es atau di dalam freezer - semakin besar hilangnya vitamin C dalam ASI.

Penting juga untuk dicatat bahwa ASI Moms berubah  untuk memenuhi kebutuhan bayi. ASI yang diperah ketika bayi baru lahir, tidak akan memenuhi kebutuhan bayi yang sama ketika ia berusia beberapa bulan. Juga, pedoman penyimpanan mungkin berbeda untuk bayi prematur, sakit atau dirawat di rumah sakit.

Mencairkan ASI beku

Cairkan ASI yang lebih dulu disimpan. Tempatkan wadah di kulkas,  malam sebelum Moms bermaksud menggunakannya.Moms  juga dapat menghangatkan susu dengan air hangat yang mengalir atau dalam semangkuk air hangat.

Jangan memanaskan botol beku dalam microwave atau dengan sangat cepat di atas kompor. Beberapa bagian susu mungkin terlalu panas, dan sebagian lainnya masih dingin.  Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pemanasan cepat dapat mempengaruhi antibodi susu.

Lantas, apakah susu beku yang sudah dicairkan bisa dibekukan dan digunakan lagi dengan aman? Banyak ahli merekomendasikan membuang susu cair yang tidak digunakan dalam waktu 24 jam.

Warna dan bau ASI berubah?

Warna ASI kemungkinan sedikit berbeda tergantung pada diet Moms.  Selain itu, ASI yang dicairkan juga sepertinya memiliki bau atau konsistensi yang berbeda dari ASI yang baru diperah. Sebenarnya ini masih aman untuk diberikan pada bayi. Namun, jika bayi Moms  menolak susu yang dicairkan, sebaiknya persingkat waktu penyimpanan.

Bagaimana Moms? Sudah benarkah cara penyimpanan ASI perah Moms?