Bagi Moms yang baru menyusui atau berada di trimester awal, payudara sering terserang mastitis. Dalam buku Indonesia Menyusui yang dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dinyatakan bahwa mastitis sebagian terjadi dalam 6 minggu setelah bayi lahir. Mastitis disebut juga sebagai infeksi payudara. Biasanya payudara terlihat merah, panas, dan nyeri. Mastitis terjadi karena adanya peradangan di payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi. 

Situs Australian Breastfeeding Association menyatakan bahwa mastitis biasanya terjadi akibat saluran payudara yang tersumbat. Air susu yang tersimpan di bagian belakang saluran yang tersumbat, dipaksa masuk melalui jaringan payudara terdekat. Dari sinilah terjadi peradangan yang bisa jadi ada infeksi atau tanpa infeksi. IDAI juga menyebutkan bahwa sekitar 3-20% ibu menyusui dapat mengalami mastitis. Jadi, Moms tidak sendirian ya kalau sekarang sedang merasakan sakit dan nyeri di bagian payudara. Karena peradangan ini, biasanya jadi sulit untuk menyusui. Agar bisa kembali menyusui dengan nyaman kembali, Moms perlu segera mengatasinya. Akan tetapi, perlu dikenali dulu gejala-gejala mastitis yang disebutkan dalam laman IDAI berikut ini: 

  1. Demam dengan suhu lebih dari 38,5C 
  2. Menggigil 
  3. Nyeri atau ngilu seluruh tubuh 
  4. Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.
  5. Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu karena ASI terasa asin 
  6. Timbul garis-garis merah ke arah ketiak. 

Untuk mencegah gejala-gejala di atas muncul, Moms bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini: 

  1. Segera lakukan pompa payudara untuk mengeluarkan ASI yang berlebih sehingga menyebabkan payudara bengkak. Dalam keadaanbpayudara yang bengkak dapat menghambat penyaluran ASI yang mengakibatkan feedback inhibitor of lactin (FIL). 
  2. Ganti pakaian dengan yang lebih longgar, karena pakaian yang ketat dapat menyebabkan ASI terbendung. 
  3. Istirahat, jangan sampai merasa kelelahan. 
  4. Tingkatkan lagi frekuensi menyusui khususnya pada payudara yang bermasalah 
  5. Lakukan pijatan dan kompres pada bagian payudara yang bengkak. 

Jika langkah-langkah di atas tidak menghentikan mastitis, Moms dianjurkan untuk konsultasikan ke dokter. Dengan begitu, Moms akan mendapatkan penanganan medis yang lebih tepat, karena mastitis ada kemungkinan terjadi infeksi maka dibutuhkan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Untuk pemberian antibiotik, seperti yang dikutip dari laman resmi IDAI diberikan paling sedikit selama 10-14 hari. Selain itu, Moms juga akan diberikan obat pereda nyeri agar dapat menyusui kembali dengan nyaman.