Baby-led weaning (BLW) adalah suatu metode MPASI yang sudah lama diterapkan oleh para Moms di berbagai belahan dunia. Metode BLW awalnya populer di UK mengikuti publikasi buku Baby-Led Weaning karya Gill Rapley dan Tracey Murkett. Gill Rapley, yang mengemukakan istilah "Baby-Lead Weaning" ini adalah seorang perawat, bidan, dan konselor laktasi yang banyak mempelajari soal tumbuh kembang dan pemberian makan bayi. 

Secara singkat, metode BLW, sesuai namanya "baby-led", adalah suatu metode MPASI yang dipimpin oleh anak. Maksudnya? Jadi, orang tua yang menggunakan metode ini alih-alih menyuapi bayinya dengan bubur, metode ini membiarkan anak punya kendali penuh apa yang dimasukkan ke mulutnya dengan cara membiarkan anak makan sendiri. 

Perbedaan mendasar lain metode BLW dengan metode pemberian MPASI responsif sesuai panduan WHO terletak pada tekstur makanannya. Jika WHO menyarankan puree kental sebagai makanan pendamping pertama bayi pada usia 6 bulan, lalu menaikkan teksturnya secara bertahap, metode BLW langsung menawarkan finger food pada bayi. Gill Rapley percaya bahwa bayi jika diberi kesempatan, maka mereka akan bisa langsung beradaptasi dengan tekstur makanan keluarga tanpa perlu melewati tahapan bubur terlebih dahulu. Hal ini adalah salah satu alasan mengapa BLW populer, karena menghilangkan kekhawatiran para Moms soal tekstur. 

Namun hal ini sekaligus merupakan alasan mengapa metode ini begitu kontroversial, karena dianggap sebagai metode yang tidak aman dan meningkatkan risiko bayi tersedak. Alasan lain mengapa metode BLW tidak banyak direkomendasikan oleh para dokter anak adalah soal kecukupan gizi. Banyak dokter anak yang menyangsikan bayi akan cukup gizi jika hanya mengandalkan kemampuan motorik memasukkan makanan ke mulutnya yang belum sempurna saat usia-usia awal MPASI. 

Tapi, Gill Rapley berpendapat lain, bayi pada awal MPASI tidak butuh makan banyak dan masih terpenuhi gizinya dari ASI maupun formula. Rapley juga memercayai bahwa bayi memiliki intuisi yang baik tentang seberapa banyak makanan yang dia butuhkan, dan orang tua seharusnya tidak perlu khawatir ketika banyak makanan yang terbuang ketimbang yang berhasil dimasukkan bayi ke mulutnya. Semua makanan yang terbuang itu tidak sia-sia karena bagian dari proses belajar makan si anak. 

Banyak yang mengira metode ini adalah metode yang diadopsi oleh para Moms pemalas, yang tidak mau menyuapi anak mereka. Hal ini merupakan salah kaprah yang besar. Mengadopsi metode BLW justru akan menambah pekerjaan rumah lo, Moms. Moms harus siap berjibaku dengan remah makanan dan berantakannya bayi-bayi yang masih belajar makan sendiri ini. Moms juga harus kreatif menyusun menu keluarga yang padat gizi namun memungkinkan untuk digenggam tangan mungil si Kecil. Tidak hanya itu, Moms harus kuat mental untuk menahan diri agar tidak menyuapi si Kecil, dan mengawasi prosesnya hanya sebagai pengamat. Tentu saja, Moms juga harus tebal kuping dari cibiran dan komentar orang sekitar. Nah, bagaimana, Moms tertarik menerapkan metode BLW?