Bayi Moms memang tampak begitu menggemaskan saat bayi berlatih renang atau baby spa dengan neck ring atau pelampung lehernya. Bagaimana tidak, ia bisa  menggerak-gerakkan tangan dan kakinya di air dengan lincah tanpa tenggelam.

Sayangnya Moms, ternyata memakaikan pelampung leher ini cukup berbahaya. Pelampung leher berisiko membuat bayi cidera serius hingga kematian. Simak penjelasannya. 

Peringatan keras dari BPOM AS

Pada minggu lalu, tepat pada hari Selasa (28/06/2022), US Food and Drug Administration (FDA) yang seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia, mengeluarkan peringatan keras untuk melarang penggunaan neck ring untuk bayi.

Neck ring atau ban/pelampung leher ini fungsinya menjaga bayi agar bayi bisa mengapung di dalam air. Sesuai namanya pelampung ini dipasang pada leher. Dengan menggunakan baby neck ring proses berlatih renang akan lebih maksimal karena tangan dan kaki bayi dapat bergerak bebas. 

Itu sebabnya pelampung leher ini sering dipakaikan kepada si Kecil yang masih bayi atau batita sewaktu mengikuti sesi terapi berenang  atau baby spa. Kedua macam terapi ini dipercaya memberikan manfaat besar bagi si Kecil untuk mengembangkan motorik, koordinasi dan proses tumbuh kembangnya. Namun, FDA kini melarang penggunaan pelampung leher ini. 

Menurut FDA, menggunakan pelampung leher bayi akan menghadapkan anak Moms pada risiko berbahaya, antara lain kematian karena tenggelam dan mati lemas, terjadi kekakuan dan cidera leher.

Dan, FDA serius memberikan peringatan keras terhadap penggunaan pelampung leher sebagian bagian dari  terapi air, terutama bila bayi Moms memiliki keterlambatan perkembangan atau kebutuhan khusus, seperti spina bifida, atrofi otot tulang belakang (Spinal Muscular Atrophy atau SMA) tipe 1, down syndrome atau cerebral palsy. Bayi dengan kebutuhan khusus, seperti spina bifida atau SMA Tipe 1, bahkan diperkirakan berisiko lebih tinggi mengalami cidera serius. 

Pelampung leher bantu bayi berkebutuhan khusus?

FDA dalam website resminya menyebutkan beberapa pelampung leher di pasaran itu ada yang untuk bayi berusia dua minggu atau bayi prematur. Pelampung leher ini menurut produsennya dirancang untuk menopang kepala bayi, sementara tubuhnya bergerak bebas di dalam air. Itulah sebabnya orang tua tertarik menggunakan produk ini selama memandikan bayi, atau saat bayi berenang. 

Alat ini, menurut FDA, digadang-gadang beberapa produsennya  dapat dipakai sebagai alat terapi fisik (intervensi terapi air) untuk bayi dengan keterlambatan perkembangan atau kebutuhan khusus. Hal ini karena dengan terapi air memakai neck ring akan memberikan manfaat, seperti  peningkatan tonus otot, fleksibilitas dan rentang gerak yang lebih besar, peningkatan kapasitas paru-paru, kualitas tidur yang lebih baik, peningkatan stimulasi otak dan sistem saraf bayi dengan keterlambatan perkembangan atau kebutuhan khusus. 

Kenyataannya Moms, hingga kini belum ada penelitian sahih yang memastikan  keamanan dan efektivitas pelampung leher untuk membangun kekuatan, meningkatkan perkembangan motorik maupun sebagai alat terapi fisik. Bahkan, FDA sejauh ini belum melihat adanya manfaat  yang  benar-benar ditunjukkan dengan penggunaan pelampung leher untuk intervensi terapi air bagi bayi.

Diragukan manfaatnya sejak lama

Sebelum FDA mengeluarkan peringatan keras tersebut di atas, sesungguhnya sudah beberapa tahun belakangan penggunaan neck ring pada bayi ini menjadi kekhawatiran. 

Para 2017 lalu, Swimming Teachers’ Association (STA) dan Birthlight, dua organisasi di Inggris yang mendalami bidang pelatihan berenang  sudah memberikan warning kepada para orang tua terhadap bahaya tersembunyi dari penggunaan neck ring terhadap bayi saat berenang atau sekadar mengapung di air. 

Organisasi tersebut antara lain mengatakan, pemakaian neck ring saat ditempatkan di air bisa membuat bayi Moms sulit menoleh, berekspresi, menyentuh bagian kepala dengan tangan, dan juga menimbulkan jarak yang tidak bisa dijangkau oleh bayi.

Alih-alih membuat si Kecil merasa bebas bergerak, justru berenang dengan pelampung leher ini dapat memicu bayi menjadi tidak nyaman, bahkan frustasi karena kesulitan melakukan sesuatu. Nah, bayangkan Moms jika bayi Kecil ini terus menerus ditempatkan dalam posisi itu dalam jangka waktu cukup panjang? Tentu akan menjadi siksaan secara fisik maupun psikologis bagi si Kecil. 

Kedua organisasi pun menyoroti perilaku orang tua yang mengikutkan anaknya di baby spa. Bukan menemani si Kecil berenang, lucunya para orang tua hanya mengawasi di luar kolam. Karena keterbatasan area baby spa. Ini ironi. Karena, bayi Kecil ini justru bukannya mendapatkan rasa nyaman seperti seharusnya tujuan spa. Dia malah menjadi insecure. Dan, kedekatan orang tua dan anak yang harusnya terjalin sejak dini pun bisa berantakan. 

Hingga  kini FDA baru mengetahui satu bayi yang meninggal dan satu bayi yang dirawat di rumah sakit terkait dengan penggunaan pelampung leher bayi. Meski baru sedikit, tapi ini bisa menjadi gunung es. Karena, para orang tua tidak melaporkannya, atau tidak menyadari cidera yang dialami bayinya itu terkait dengan penggunaan neck ring

Karena itu Moms, sebaiknya Moms hindarkan penggunaan pelampung leher untuk bayi. Apalagi membiarkan si Kecil menggunakan di bawah pengawasan orang lain. Risiko yang ditanggung bayi ini bisa akan menjadi penyesalan seumur hidup bagi Moms….

^IK