Sekitar enam minggu setelah si Kecil lahir,  Moms akan melihat banyak perubahan pada bayi kecil  dari segi komunikasi. Dia bukan hanya bisa menangis atau mengecap-ecapkan mulut. Pada usia ini komunikasi pun sudah mulai dibangun. Bukan hanya lewat mulut, ia pun mulai menggunakan ekspresi dan intonasi. 

Coba simak lebih lanjut tahapannya dan cara menstimulasi agar komunikasi bayi baru lahir ini berkembang.

Cooing hingga bubling

Tangisan merupakan cara pertama seorang bayi berkomunikasi. Dengan menangis, si Kecil yang baru lahir sudah mengetahui ia menarik perhatian Moms untuk menyusuinya, memberikannya kenyamanan, dan pelukan hangat.

Memasuki usia 2 bulan, bayi Kecil ini seharusnya mulai memasuki masa menggumam (cooing). Ia misalnya membuat suara seperti "aah" dan "uuh" atau eksprimen bunyi lainnya yang menyerupai suara orang sedang berkumur.

Di usia ini pula, bayi sudah mulai bereaksi terhadap orang lain, dengan mengeluarkan suara. Jadi jangan kaget kalau ia mulai merespons Moms  ya. Karena di usia 3 bulan, bayi sudah bisa mencari sumber suara yang ia dengar. 

Pada usia antara 3 – 6 bulan, bayi Kecil Moms bayi sudah semakin pintar berkomunikasi. Ia pun mulai memberikan respons jika namanya dipanggil, dan mulai mengenali emosi dalam nada bicara. Di usia ini si Kecil  sudah melakukan bubbling atau mengoceh, sehingga layaknya sedang bicara.

Ocehannya bervariasi, termasuk bisa melafalkan huruf konsonan p, b, dan m. Si Kecil  di usia ini mulai mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya papapa, bababa, dan mamama. Senangnya lagi si Kecil pun mulai bisa mengatur nada bicara sesuai emosi yang ia rasakan, bahkan dengan ekspresi wajah yang sesuai.

Si Kecil pun akan berkomunikasi lebih banyak dengan mengawasi wajah Moms  ketika berbicara dengan dirinya. Ia pun  akan mulai tersenyum dan tertawa ketika orang lain mengajaknya bicara. mulai menggunakan suara lebih aktif, membuka mulut lebar-lebar dan menggerakkan lidah dengan cara yang tampaknya sangat disengaja. Saat bicara ini sering diikuti  gerakan lengan dan tangannya. Ekspresif dan menggemaskan sekali melihatnya. 

Buat makin suka ngoceh

Saat si Kecil sudah mulai masuk fase bubbling ini menjadi tahap yang paling seru dan lucu untuk memicu si Kecil semakin ‘berkicau’ sehingga Moms bisa mendorong perkembangan kemampuannya berkomunikasi. Ini beberapa caranya: 

Saat si Kecil mengeluarkan ocehannya, coba berikan respon balik. Gunakan kalimat seperti: Wah, anak siapa ini yang mengajak mamanya bicara?” atau “Aihhh, anak mama ngomong apa, sayang…”

Katakan seolah-olah Moms mengerti yang dia ucapkan, dan melakukan percakapan seru dengannya. Konyol sepertinya. Tapi ini akan membuat si Kecil happy dan makin banyak mengoceh. 

Dekatkan wajah Moms kepada wajah si Kecil saat  Moms dan si Kecil  'berbicara' satu sama lain. Biarkan si Kec dapat melihat ekspresi wajah Moms yang menanggapi ocehanannya ini dengan jelas.

Menirukan ocehan bayi? Lakukan Moms. Mengikuti suaranya dapat mendorong si Kecil  lebih banyak mengeluarkan suara. Seolah-olah Moms mengerti apa yang dia katakana. Dan ini bisa menjadi awal mula dari percakapan.

“Mama hari ini akan buat menu opor untuk papamu. Nanti kalau gigi adek sudah tumbuh, mau ya makan opor juga. Enak loh… Tapi, untuk sekarang, mama sudah beli wortel, tomat, dan hati ayam. Nanti dikukus, lalu diblender. Adek pasti suka.” 

Obrolan monolog Moms semacam itu paling hanya mendapat tatapan si Kecil. Tapi percayalah  si Kecil akan mendengarkan, menyimpan sebagai tabungan kosa kata yang akan digunakan nanti. Mom boleh juga curhat soal kekesalan Moms misalnya menghadapi mesin cuci atau AC yang ngadat atau kemacetan di jalan saat Moms pulang bekerja. Tapi gunakan kata-kata yang baik dengan intonasi tetap menyenangkan. Ingat bayi Kecil ini sudah bisa merasakan intonasi atau ekspresi yang tidak menyenangkan. Dia akhirnya bisa ikut stres. 

Mari bernyanyi

Ini cara paling mudah untuk menyenangkan anak dalam mengajaknya berkomunikasi. Gunakan lagu-lagu anak-anak yang syair pendek dengan intonasi gembira. Atau dengan meniru nada sebuah lagu favorit Moms untuk menanggapi ocehan si Kecil. Terpenting pancarkan ekspresi bahwa Moms tertarik dan seolah-olah memahami yang dikatakannya. 

Habiskan waktu bersama

Duduk dan mainkan suatu mainan, atau bacakalah buku untuknya. Dengan cara ini Moms dapat  berkonsentrasi pada obrolan dengan bayi Moms.

Moms masih banyak cara lainnya untuk memacu bayi Kecil yang mulai mengoceh semakin cerewet mengeluarkan kata-katanya. Yang penting selalu sediakan waktu untuk menanggapi ocehannya, bukan sekadar jadi pendengar.

^IK