Moms diharapkan setidaknya memberi si Kecil yang baru lahir itu ASI secara eksklusif hingga ia berumur 6 bulan. Dan menjadi lebih baik lagi bagi si Kecil, jika  kemudian dilanjutkan bersama makanan pendamping ASI (MPASI) hingga  berumur 2 tahun.

Namun, ada juga Moms yang memberi tambahan susu formula pada si Kecil dengan berbagai kondisi yang melatarbelakanginya. Sebenarnya boleh saja memberikan sufor pada si Kecil. Namun, sebaiknya Moms berkonsultasi dulu pada dokter anak sebelum memberikan  susu ini. Berikut pertimbangan kondisi yang memperbolehkan bayi baru lahir konsumsi susu formula: 

Pertimbangan Kondisi bayi

Bayi baru lahir memiliki kelainan metabolisme bawaan (inborn errors metabolism). Pada kelainan ini, tubuh si Kecil tidak mempunyai enzim tertentu untuk mencerna salah satu komponen dalam susu, baik susu dari ibunya maupun hewan (dari sapi misalnya). Ia hanya  dapat menerima susu dengan formula.

Tentunya formula bagi si Kecil ini adalah  formula khusus, yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Selain itu, si Kecil juga memerlukan penanganan komprehensif antara dokter anak, ahli penyakit endokrin, metabolik, dan gizi.  Ada beberapa penyakit yang terkait dengan kelainan metabolisme bawaan ini, yaitu: 

- Galaktosemia: penyakit ini disebabkan tidak adanya enzim galactose-l-phosphate uridyltransferase yang diperlukan untuk mencerna galaktosa. Bentuk klasik bisa berakibat fatal, sedangkan bentuk ringan menyebabkan gagal tumbuh dan membesarnya organ hati dan limpa. ASI mengandung laktosa tinggi sehingga bayi harus disapih, diberi susu formula khusus bebas galaktosa sepanjang hidupnya. 

- Maple syrup urine disease:  pada penyakit ini tubuh si Kecil tidak dapat mencerna jenis protein leusin, isoleusin dan valine. Bayi tidak boleh mendapat ASI atau susu bayi biasa. Ia memerlukan formula khusus tanpa leusin, isoleusin dan valine.

- Fenilketonuria:  pada kondisi ini si Kecil memerlukan formula tanpa fenilalanin. 

Bila si Kecil  lahir prematur atau lahir dengan kurang bulan, maka  ia membutuhkan kalori, lemak dan protein lebih banyak dari bayi cukup bulan, agar dapat menyamai pertumbuhannya. Begitu pun bayi lahir dengan berat lahir rendah. 

Bayi prematur yang membutuhkan susu formula adalah bayi yang lahir kurang dari 32 (tiga puluh dua) minggu dari usia kehamilan. Sementara berat lahir bayi yang membutuhkan susu formula adalah jika berat badan lahirnya kurang dari 1500 gram.

Mengapa butuh formula khusus? Hal ini karena volume lambung yang  kecil dan motilitas saluran cerna lambat, sehingga asupan ASI tidak optimal. Untuk merangsang produksi ASI, diperlukan isapan yang baik dan pengosongan payudara. Masalahnya, refleks mengisap bayi prematur kurang atau bahkan belum ada. Akibatnya produksi ASI sangat tergantung pada kesanggupan Moms memerah.

Pada Moms dengan bayi prematur, setidaknya mengusahakan memberi kolostrum (perah), terutama pada perawatan bayi di hari-hari pertama kehidupannya. Untuk mengatasi masalah nutrisi selanjutnya, dianjurkan formula penambahan penguat ASI (HMF atau human milk fortifier atau formula yang difortifikasi).

Bila tidak tersedia HMF, pemberian susu prematur dapat dibenarkan terutama untuk bayi prematur yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 32 minggu atau berat lahir kurang dari 1500 gram. Pilih susu formula yang terhidrolisa bila si kecil ini menderita alergi terhadap susu sapi. 

Si Kecil juga dipertimbangkan untuk mendapatkan susu formula  sebagai pendamping ASI, bila mengalami hal-hal di bawah ini:

Pertimbangan Kondisi Ibu 

Pada pertimbangan kondisi ibu ini ada yang berindikasi Moms  diharapkan tidak menyusui ASI selamanya, tapi ada pula yang sifatnya hanya sementara. 

Pada kondisi di bawah ini pemberian susu formula pada bayi baru lahir  bisa dilanjutkan seterusnya jika memenuhi syarat AFASS , yakni  acceptable, feasible, affordable, sustainable and safe (dapat diterima, mungkin dilaksanaka). Kondisi tersebut karena pertimbangan kondisi Moms yang hadapi seperti ibu HIV positif, meninggal dunia atau menderita gangguan jiwa berat. 

Beberapa indikasi kesehatan di bawah ini mengharuskan Moms tidak memberikan susu formula pada bayi baru lahir untuk sementara waktu. Selanjutnya, bila kondisi kesehatan Moms stabil, dapat melanjutkan untuk memberikan ASI.  Kondisi ini antara lain sedang menjalani pengobatan menggunakan obat jenis penenang dan antiepilepsi, sedang terapi hipertiroid dan kanker tiroid dan menjalani kemoterapi. 

Jadi,  pada kondisi tertentu susu formula memang dapat diberikan. Namun, pemberian susu formula ini harus dengan pertimbangan dari dokter spesialias obgin atau bidan, dokter anak dan dokter terkait lainnya. Pada Moms yang dipertimbangkan memberikan susu formula untuk sementara waktu, dapat melanjutkan memberikan ASI untuk si Kecil  kembali setelah kondisi kesehatan Moms dan anak mengizinkannya. 

Selama Moms tidak memberikan ASI, usahakan ASI tetap diperah untuk mempertahankan produksi ASInya. Coba konsultasikan kepada konsultan atau klinik laktasi agar mendapat informasi cara mempertahankan produksi ASI.

Baca Juga :Berapa Lama Ketahanan Susu Formula ? Yuk Cari Tahu