Si Kecil tampak tenang dan nyaman dibedong. Moms pun merasa sangat terbantu, karena tidur malam si Kecil relatif tenang. Sehingga Moms bugar dalam menjaga si kecil akibat istirahat yang sama-sama cukup. 

Walaupun bedong bayi sangat membantu, bagi Moms dan si Kecil, tetap tak bisa berlama-lama memakainya. Ketika si Kecil kian bertumbuh, ia tidak membutuhkan lagi bedong bayi. Dan, Moms pun harus stop memakaikannya. Kapankah itu? Lantas, bagaimana menggantikan kenyamanan dari bedong ini untuk bayi kecil Moms?

AAP merekomendasikan agar orang tua berhenti membedong bayi benar-benar rapat, hingga lengannya turut masuk ke dalam, itu cukup hingga si Kecil berusia dua bulan. Setelah itu,  melakukan bedong bagi bayi bisa tidak aman. 

Setelah usia dua bulan itu bayi kecil Moms sudah cukup kuat untuk keluar atau membongkar bedongnya. Kain bedong bisa longgar, sehingga manfaat bedong yang membuatnya si Kecil serasa dipelukan itu tak ada lagi. Dan, kain yang longgar dan terlepas itu bisa berbahaya bagi si Kecil. karena, bisa menutupi muka anak. 

Untuk lebih jelasnya, berikut sinyal yang menandakan si Kecil sebaiknya berhenti untuk dibedong: 

Refleks kaget mulai hilang

Salah satu alasan terbesar untuk membedong bayi yang baru lahir adalah untuk membantu anak untuk menenangkan diri akibat  refleks moro, yaitu suatu respons tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.Semua bayi yang baru lahir memiliki refleks ini. Tetapi biasanya mulai memudar saat usianya antara 2 hingga 4 bulan. 

Jika Moms memerhatikan refleks moro ini jarang terjadi atau sama sekali menhilang dari si Kecil, itu  biasanya pertanda untuk saatnya melepaskan  bayi dari bedong sudah dekat.

Bayi mulai lebih sering terbangun sepanjang malam

Awalnya si Kecil merasa nyaman-nyaman saja dengan bedongnya. Lantas, suatu waktu bayi Moms terlihat lebih sering terbangun dari biasanya. Terutama, jika ia terbangun sambil menangis atau rewel, tapi disusui tidak mau. 

Penyebabnya, mungkin karena bayi kecil ini mulai tidak nyaman di dalam bedong. Mereka mungkin mencoba melepaskan diri atau terbangun untuk menggerakkan tangannya, tapi merasa terhalang. 

Bayi keluar dari bedong

Jika Moms mulai mendapati bayi kecil ini dapat menggoyang-goyangkan lengannya,  atau benar-benar membuka bedong saat ia tidur, ini benar-benar pertanda Moms sudah harus stop pakaikan bedong pada si Kecil. 

Bedong pun tidak lagi aman baginya, karena meningkatkan risiko sudden infant death syndrome atau SIDS, yaitu kematian mendadak pada bayi sehat berusia di bawah 1 tahun yang terjadi secara tidak terduga atau tanpa ditandai gejala apa pun.

Penyebabnya bisa jadi kain bedong yang terlepas itu tersangkut pada leher atau menutup muka bayi kecil ini.

Bayi mulai menunjukkan tanda-tanda berguling

Bila si Kecil sudah mulai mengasah keterampilannya berguling, inilah saat yang tepat juga untuk menghentikan melakukan bedog bayi. Hal ini untuk  mencegah bayi berguling, lalu pada jatuh pada posisi tengkurap. Masalah si Kecil yang dibedong ini bisa jadi kesulitan untuk berguling lagi ke arah tengadah. Bahaya kan ya….

Bayi menunjukkan perlawanan saat dibedong

Pada waktu awal Moms melakukan bedong, si Kecil mungkin sudah melakukan perlawanan. Dia menggerak-gerakkan badannya. Ini normal sekali. Biasanya setelah beberapa detik, ia kembali diam. 

Namun, bak perkelahian,  si Kecil terus menunjukkkan perlawanan meski telah dibedong. Nah, ini saatnya Moms pun mengalah. Mungkin anak memang lebih nyaman untuk tidur yang membuat tangan bebas, lepas. Jadi, stop saja pemakaian bedong. 

Moms  dapat terus menjaga bayi kecil Moms  dalam bedong dengan satu atau kedua tangan di luar bedongan hingga usianya 8 minggu. Tapi, mulai bersiap-siap juga ya untuk melakukan transisi agar si Kecil tetap merasa nyaman tanpa bedongnya. 

^IK