Moms, ketidaktahuan tentang pub pup atau tinja bayi, bisa jadi menimbulkan perasaan was-was. Di awal kehidupannya, tinja bayi memang memiliki ciri yang khusus. Untuk itu, penting mengenal ciri-cirinya agar tidak panik.

Tinja bayi baru lahir berwarna hitam kehijauan

Umumnya bayi akan pup atau buang air besar sebelum 24 jam setelah lahir. Warnanya hitam kehijau-hijauan. Ini adalah mekonium atau kotoran pertamanya. Mekonium akan makin cepat terdesak keluar dari perut bayi jika ia disusui. 

Mekonium adalah tinja yang terbentuk dari cairan ketuban yang tertelan oleh bayi saat masih dalam kandungan. Kotoran tersebut berada di ususnya sejak 3 bulan sebelum ia dilahirkan. Setelah bayi mengonsumsi ASI, sistem pencernaan bayi pun mulai beroperasi dan mengeluarkan kotoran yang ada di dalam usus bayi.

Warna tinja bayi berubah-ubah

Warna tinja bayi dapat berubah- ubah seiring pertambahan usia dan perubahan pola makan. Beberapa hari setelah lahir, kotoran bayi akan berwarna hijau atau kuning. Ini adalah transisi antara mekonium dan kotoran yang dibentuk setelah bayi mengonsumsi ASI. Namun, setelah bayi minum ASI secara teratur, kotorannya akan berwarna kuning cerah, baunya agak sedikit asam, dan bentuknya mirip butiran beras. Tinja berwarna kuning cerah menandakan kotoran bayi normal. Setelah mengonsumsi makanan padat (MPASI), warna kotoran bayi akan berbeda lagi. Tinjanya mulai padat dan berwarna cokelat.

Pola frekuensi buang air besar pada bayi yang mengonsumsi ASI umumnya lebih banyak.

Frekuensi buang air besar pada bayi yang mengonsumi ASI, umumnya lebih banyak terutama pada awal-awal kelahirannya dan mulai berkurang setelah berusia 1 bulan. Bayi usia 2 – 7 hari bisa buang air besar hingga 10 kali dalam sehari. Memasuki hari ke 8 sampai dengan ke 21, frekuensi buang air besarnya bisa mencapai dapat berkurang hingga 2 sampai 6 kali dalam sehari. Selanjutnya akan semakin berkurang ketika bayi sudah berusia 4 minggu, frekuensi buang air besarnya bisa hanya 3 – 4 kali dalam sehari atau 1 kali dalam 4 – 6 hari.