Moms, seringkali kita temui kasus muntah atau gumoh pada beberapa bayi newborn.  Hal ini dikarenakan bayi baru lahir belum bisa makan secara efisien dan menelan banyak udara saat menyusu. Untuk membantu bayi mengeluarkan kelebihan gas setelah menyusu, Moms dapat menyendawakannya. Beberapa langkah di bawah ini bisa Moms coba untuk menyendewakan bayi newborn

-Saat menyendawakan bayi dengan cara menggendong, pastikan tubuh Moms tegak baik menggendong berdiri atau pun duduk. Jangan sampai posisi tubuh bayi tidak nyaman. 

-Letakkan dagu bayi di pundak Moms, dan gunakan tangan Moms untuk menyangga tubuh bayi dari bawah. Jangan sampai perutnya tertekan. 

-Moms juga bisa membiarkan tubuh bayi bersandar di tubuh Moms agar bayi nyaman saat bersendawa. Jangan lupa tetap menopangnya dengan tangan Moms ya. 

-Usap dan tepuk punggung bayi secara perlahan dan lembut saat menyendawakannya. Jangan sampai terlalu keras, karena tubuh bayi masih sangat rentan. 

-Moms bisa juga meletakkan kain atau tisu  di bahu Moms untuk alas jika bayi muntah saat bersendawa. 

-Moms juga bisa menyendawakannya dengan posisi tengkurap, dengan cara meletakkan posisi kepala bayi lebih tinggi dari tubuhnya. 

-Biarkan bayi bersendawa sehabis menyusu, dan pastikan bayi bersendawa dahulu sebelum berpindah payudara untuk menyusu kembali. 

-Untuk posisi tengkurap, Moms juga bisa memposisikan bayi dengan kemiringan 45°, lalu menepuk dan mengusap punggungnya secara perlahan. 

-Pastikan badan bayi lurus dan tidak meringkuk, agar udara mudah keluar. 

- Moms perlu menangkupkan tangan saat menepuk dan mengusap punggung bayi agar tidak terlalu keras. 

- Jika sudah 2 menit namun bayi belum bersendawa, Moms harus menghentikan kegiatan ini.

- Jika bayi masih rewel,  bisa coba menyendawakannya dengan posisi lain yang lebih nyaman untuk bayi. 

- Jika bayi  rewel setelah disendawakan, Moms bisa mengatasinya dengan memijat lembut perut bayi. 

- Moms juga bisa menggerakkan kedua tungkai bayi  seperti mengayuh sepeda. 

- Jika berbagai cara tidak berhasil, sebaiknya konsultasikan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

Sekian tips dari saya yang saya simpulkan dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi, semoga bermanfaat,  Moms.