Kebijakan bekerja dari rumah rasanya memberi tantangan baru bagi para pekerja, yaitu procrastinating alias menunda-nunda pekerjaan. Di saat ada pekerjaan yang harus dilakukan, kita malah mengerjakan hal lain yang urgensinya tidak mendesak. Suasana rumah memiliki distraksi yang membuat kebiasaan menunda semakin mengakar. Apakah Moms salah satunya?

 

Procrastination atau menunda-nunda pekerjaan adalah perilaku lari dari tanggung jawab dari tugas yang menanti. Hal ini disebabkan oleh rasa takut atau cemas, sehingga untuk menguranginya, orang cenderung memilih untuk melakukan kesenangan yang memberi kepuasan sementara (gratifikasi).

 

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kebiasaan ini, seperti tendensi menjadi perfeksionis, kemarahan terhadap seseorang, dan faktor rendah diri. Seseorang yang terlalu larut dalam kesempurnaan, lupa bahwa telah membuang-buang waktu. Menyimpan amarah atau kekecewaan pada seseorang dapat menurunkan motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan. Sementara, rendah diri membuat seseorang tidak lagi percaya pada kemampuannya sendiri, sehingga ia menjadi procrastinating. 

 

Menunda pekerjaan bukan hanya soal manajemen waktu, namun juga manajemen emosi. Joseph Ferrari, psikolog di DePaul University menyampaikan dua alasan orang menunda pekerjaan, yaitu suasana hati yang tidak tepat dan perasaan yang berubah dalam waktu dekat. Menunda pekerjaan juga memunculkan perasaan bersalah, maafkan diri sendiri dan secara bertahap melakukan aksi nyata untuk menyelesaikan pekerjaan. Beberapa aksi nyata yang bisa Moms lakukan, antara lain: 

 

Membuat jadwal

Suasana rumah yang berbeda dengan suasana kantor di mana tidak ada waktu kapan mulai dan istirahat yang jelas,  cenderung membuat mood tidak stabil untuk bekerja. Belum lagi distraksi dari anak dan pekerjaan rumah tangga lain. Sebaiknya, Moms membuat rencana kerja harian dan target yang realistis agar tubuh lebih termotivasi.

 

Mengatasi ketidakpastian tugas

Menunda pekerjaan yang muncul dari perasaan tidak yakin sebaiknya ditangani dengan bijak. Sebelum memulai kerja, sebaiknya pastikan apa saja yang butuh dijelaskan oleh rekan kerja lain melalui chat atau meeting online. Semakin cepat kendala terselesaikan, semakin efektif pekerjaan.

 

Mengurangi gangguan

Membuat ruang kerja senyaman dan sekondusif mungkin dari gangguan yang tidak perlu dapat membuat mood lebih baik untuk bekerja. Dalam poin ini, mengontrol diri perlu dilakukan, terutama bila tubuh mulai lelah atau jenuh dan membutuhkan sedikit hiburan, misalnya. Istirahat itu penting, namun tidak sampai mengabaikan prioritas ya, Moms.

 

Merencanakan interupsi

Sama halnya dengan bekerja di kantor pada situasi normal, bekerja di rumah juga perlu fokus dan disiplin. Jika muncul interupsi selama bekerja, Moms dapat menyikapinya dengan lebih baik, seperti ketika Moms bekerja di kantor.  Misalnya saja telepon atau membalas chat dari teman yang tidak berhubungan dengan pekerjaan,  dapat dialihkan ke waktu di luar jam kerja.

 

Melihat makna pekerjaan

Kurangnya perasaan positif juga memengaruhi tindakan menunda pekerjaan. Refleksi dan ingat mengapa pekerjaan penting, serta manfaat yang didapat dari pekerjaan tersebut, setidaknya dapat menjadi motivasi untuk menyelesaikan tanggung jawab. Sekaligus juga dapat menyeimbangkan skala prioritas antara pekerjaan kantor dan rumah.