Jakarta Bangkit menjadi tema ulang tahun DKI Jakarta yang ke-494 pada tanggal 22 Juni  tahun ini. Seperti tahun lalu, di perayaan hari ulang tahunnya tahun ini Jakarta masih dibayangi tingginya korban COVID-19. Malah jumlah penderita yang terpapar virus ini sedang melonjak pesat, tepat di hari ulang tahun kota yang menjadi ibu kota RI ini. 

Meski suasana masih suram akibat imbas pandemi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak masyarakat Jakarta yang  beragam bersatu untuk memberi harapan dan mimpi pada kota agar dapat bersama membangkitkan Jakarta, baik dari sisi ekonomi, sosial maupun pembangunan. 

Pandemi COVID-19 yang belum ada tanda menurun penularannya  memang bisa menurunkan semangat, harapan dan mimpi bagi Moms. Bayangan ketidakpastian ekonomi, kemungkinan kehilangan pekerjaan,  hingga kekhawatiran akan penularan virus kian menimbulkan korban. Bukan hanya dari usia dewasa. Korba usia anak-anak, khususnya balita, juga tinggi. 

Di saat ini, optimisme sangat diperlukan. Dari  beberapa penelitian telah membuktikan merangkul optimisme bisa menjadi senjata untuk mengatasi stres dan kecemasan. Yuk, Moms bangkitkan diri dengan menghidupkan optimisme. Ini beberapa kiatnya: 

Lakukan Self Compassion

Mungkin Moms sangat mengerti tentang berbelas kasih kepada orang lain. Tapi bagaimana dengan self compassion atau mengasihi diri sendiri? Mengasihi diri bukan berarti memanjakan diri dengan rasa iba kepada diri sendiri

Self Compassion, menurut Sarah Kate McGowan, asisten profesor klinis di Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku di David Geffen School of Medicine di University of California, Los Angeles adalah Moms menghentikan  berbagai pikiran atau rasa negatif. 

Pikiran negatif itu hanya akan membawa kecemasan yang akhirnya menggangu imunitas diri. Bagaimana melakukan self compassion? Ini beberapa hal yang perlu dilakukan: 

Temukan kesenangan dalam hal-hal kecil

Masa pandemi membuat pilihan Moms untuk bersenang-senang memang menjadi terbatas, apalagi bisa sampai dilakukan lock down atau karantina lokal.  Sebetulnya bersenang-senang itu tidak harus ke luar rumah. Coba cara ini:

Cari makna diri 

Melihat pandemi seperti yang tak ada habisnya, bisa jadi Moms menjadi putus harapan. Terlebih mungkin bila Moms membaca berita yang memaparkan korban berjatuham, sementara lingkungan sekitar Moms tampak tak perduli. Mereka mulai meninggalkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan untuk cegah penularan virus COVID. 

Di saat ini, cobalah gunakan waktu Moms untuk terhubung dengan diri sendiri,  apa yang penting bagi Moms,  nilai-nilai  dan apa yang ingin Moms perjuangkan di dunia. Saran ini mungkin terdengar filosofis. Tapi nyata bisa membantu Moms lebih optimis.

Cara lain menurut Stephanie Marston, seorang psikoterapis dan co author buku  Type R: Transformative Resilience for Thriving in a Turbulent World adalah Moms meningkatkan belas kasih dan berjuang untuk membantu sesama.

Bagaimana cara membantu sesama di masa pandemi? 

Jangan mengabaikan perasaan negatif

Perasaan negatif memiliki tujuan, dan Moms tidak boleh mengabaikannya. Emosi negatif, seperti kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran  dapat membuat Moms lebih perhatian dan focus pada detail penting. 

Sebuah studi tahun 2004 tentang optimisme dan ketahanan diri oleh psikolog Michele M. Tugade dan Barbara L. Fredrickson menemukan bahwa ketahanan diri itu membutuhkan kompleksitas emosional. Seseorang menjadi tangguh dengan mengalami emosi positif dan negatif secara bersamaan.

Jadikan optimisme untuk membantu Moms keluar dari labirin kecemasan dan kekhawatiran dengan melakukan hal-hal yang positif.