Moms sudah susah payah menurunkan berar badan sambil beribadah selama bulan puasa Ramadhan. Eh, begitu Hari Raya, jarum timbangan langsung mengarah ke kanan dengan cepat. 

Yes...  kue dan menu Lebaran memang menggoda, segalanya ingin dimakan. Rendang resep warisan mama, opor bebek, sambel kentang dan ati, sungguh menggoyang lidah. Belum lagi kue-kuenya. Kue lapis legit, aneka cake dan ragam kue kering. Plus minum es sirup atau minum bersoda akan menjadi pelampiasan haus yang tertahan di siang hari selama bulan puasa. 

Padahal semua hidangan Lebaran, baik berupa kue atau masakan, memiliki kesamaan: tinggi karbohidrat, gula dan lemak. Tak mengherankan seperti pepatah: bagaikan hujan menghapus panas setahun, maka susah payah diet selama 30 hari puasa dihapuskan oleh makan Anda di hari Lebaran. 

Menu tinggi lemak, gula atau karbohidrat

Ada dua macam lemak, yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Asupan lemak tak jenuh tergolong baik jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, terutama lemak sehat seperti yang ditemukan dalam alpukat, minyak zaitun, atau minyak canola. Namun, mengonsumsi makanan berlemak tinggi dalam jumlah besar dapat menyebabkan masalah kesehatan. Asupan lemak jenuh yang meningkat dapat menyebabkan kadar kolesterol tinggi, yang selanjutnya dapat menyebabkan masalah jantung, tekanan darah tinggi, dan peningkatan risiko stroke.

Gula menyebabkan lonjakan tiba-tiba kadar glukosa darah, diikuti dengan penurunan kadar glukosa darah rendah. Ini memicu keinginan untuk lebih banyak gula untuk menaikkan kadar glukosa darah Anda lagi. Membuat Moms seperti berada dalam lingkaran setan yang tiada henti. 

Gula biasanya dibarengi dengan makanan berenergi tinggi, yang menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas. Obesitas merupakan akar penyebab berbagai penyakit, seperti gangguan jantung, kerusakan ginjal, dan tentunya diabetes. Semuanya berdampak pada kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah.

Karbohidrat diperlukan sebagai sumber bahan bakar harian. Namun, bahan kaya akan energi ini jika dikonsumsi berlebihan, bersama dengan diet tinggi gula, dapat menyebabkan penambahan berat badan dengan cepat dan dapat merusak kesehatan Anda.

Bagaimana menghindari penambahan berat badan di Hari Lebaran?

Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat Moms lakukan untuk membatasi penambahan berat badan dan menjaga kesehatan Moms selama Hari Raya:

1. Sesuaikan resep Anda

Meskipun Moms dan keluarga Anda menyukai menikmati resep tradisional yang diturunkan dari generasi sebelumnya, pertimbangkan untuk membuat sedikit penyesuaian pada bahan-bahannya untuk menghasilkan menu pilihan yang lebih sehat. Dengan begitu, Moms tetap bisa menikmati makanan favorit Hari Raya tanpa rasa bersalah. Misalnya: 

2. Tingkatkan level olahraga 

Olahraga tidak boleh dilupakan selama liburan di hari spesial ini. Mumpung di tahun ini kita memang dibatasi untuk melakukan open house atau mengunjungi open house keluarga dan teman. Lawan juga godaan untuk hanya makan dan tidur. 

Jika Moms merasakan telah makan sedikit lebih banyak dari biasanya, segera jadwalkan beberapa olahraga tambahan agar  lingkar pinggang  Moms tetap terjaga.  Cobalah berjalan-jalan dengan keluarga Anda, mengunjungi taman setempat atau berolahraga di luar. Anda akan merasa lebih berenergi dan Anda tidak merasa ‘berdosa;  untuk konsumsi beberapa makanan ekstra lainnya.

3. Kontrol porsi makan

Coba Moms lakukan beberapa cara ini: 

4. Minum lebih banyak air

Seringkali rasa haus diartikan sebagai kelaparan. Minum lebih banyak air dapat membantu Moms merasa kenyang lebih lama dan mencegah Moms makan berlebihan. Hindari minum minuman tinggi gula, karena menambah kalori kosong. Asupan air yang meningkat juga akan membantu kesehatan Moms secara umum, meningkatkan konsentrasi dan tingkat energi serta memperjelas dan mencerahkan kulit.

Ingatlah, Hari Raya adalah waktu perayaan, jadi jangan terlalu memaksakan diri. Namun, dengan beberapa penyesuaian sederhana, Moms dapat menikmati musim liburan tanpa beban ekstra.