Kematian adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Namun, bagi mereka yang ditinggalkan, tentu ada perasaan duka mendalam yang membuatnya lebih sensitif. Oleh karena itu, sebaiknya Moms memerhatikan kalimat yang diucapkan sebagai ungkapan belasungkawan. Karena bisa jadi, alih-alih menghibur dan menguatkan teman yang sedang berduka, ucapan yang Moms lontarkan justru membuatnya semakin sedih atau tersinggung. 

Jadi Moms, jika ingin mengungkapkan rasa empati pada teman yang sedang berduka ditinggalkan orang tercinta, sebaiknya hindari mengatakan hal ini: 

"Saya Merasakan apa yang Anda rasakan" 

Tidak ada pernah yang tahu perasaan seseorang. Khususnya bila kita tidak pernah ditinggal pergi oleh pasangan. Jadi sebaiknya hindari ucapan tersebut ya, Moms. Jika memang Anda pernah merasakannya, tetap saja jangan diucapkan kalimat tersebut. Karena kita tidak pernah mengetahui secara pasti sesedih apa perasaan orang tersebut. Selain itu, ucapan tersebut juga terkesan membandingkan. Ingat, setiap orang punya cara atau responsnya sendiri dalam menghadapi duka. 

"Dia berada di tempat yang lebih baik sekarang" 

Sekilas kalimat tersebut terkesan positif dan berisi penghiburan buat keluarga yang ditinggalkan. Tapi kalimat itu bisa terkesan ambigu dan menimbulkan asumsi kalau selama ini orang yang meninggal tidak bahagia bersama keluarganya. 

"Setidaknya dia sudah tidak menderita lagi" 

Kalimat ini sering diucapkan para pelayat saat orang yang meninggal mengidap suatu penyakit yang cukup parah. Kalimat itu  bisa membuat keluarga yang ditinggalkan berasumsi kalau Anda bersyukur atas kematiannya. Dan ini akan membuat mereka tersinggung. Sekalipun diucapkan dengan nada menenangkan, kalimat itu bukan ungkapan simpati yang bagus. 

"Sudah ya jangan sedih berlarut-larut" 

Dengan mengatakan kalimat itu, Anda  sudah menghakimi perasaan orang yang sedangi berkabung. Anda terkesan tidak mengerti akan rasa sakit dan kesedihan mendalam yang mereka rasakan. 

"Sabar ya, kamu harus kuat" 

Mengucapkan kalimat ini malah bisa mengganggu emosi orang yang sedang berduka, lho. Moms  seolah-olah memaksa mereka untuk menahan emosi dan rasa sakitnya. Hal ini justru membuat mereka tertekan karena tidak bisa menangis dengan bebas di depan Anda. Padahal kuat atau tidaknya seseorang saat mengalami cobaan berbeda-beda tergantung dari mental yang dimiliki. 

Yuk, mulai sekarang kita memperbaiki ucapan belasungkawa kita, dan menggantinya dengan yang lebih positif, seperti berikut ini: 

"Aku nanti datang kesana untuk membantu dan menemanimu" 

"Ini pasti sungguh berat untukmu, saya akan mendoakan dia"

"Kamu pasti merindukan dia. Saya di sini ya,  kalau kamu mau cerita kenangan manis tentang dirinya".  

"Ini masa yang sangat berat untukmu. Izinkan saya menemanimu melalui semua ini"