Moms, hari Nyepi merupakan salah satu perayaan penting bagi umat Hindu di Indonesia. Di Hari Nyepi, seperti artinya yaitu “sepi” dan ‘sunyi’, maka di hari ini para  pemeluk agama Hindu di Indonesia melakukan penyepian diri. 

Apakah makna Hari Nyepi, mengapa dirayakan oleh umat Hindu dan apa saja yang dilakukan pada hari ini? Ini beberapa hal yang bisa Moms ceritakan kepada si Kecil

Merayakan pergantian tahun dengan menyepi

Hari Raya Nyepi merupakan perayaan atas tahun baru Saka dalam kalender Saka yang digunakan umat Hindu sebagai acuan penanggalan. Berbeda dengan perayaan tahun baru Masehi (tiap 1 januari) yang dirayakan dengan meriah,  maka Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi dan melaksanakan catur brata penyepian. 

Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandara Internasional Ngurah Rai tutup. Untuk tahun ini perayaan Hari Raya Nyepi berlangsung dari Kamis, tanggal 3 Maret 2022 dimulai dari pukul 06.00 WITA sampai hari Jumat tanggal 4 Maret 2022 pukul 06.00 WITA. 

Sejarah Hari Raya Nyepi

India sebagai pelopor agama Hindu, pada abad awal Masehi digambarkan tengah mengalami konflik antarsuku bangsa. Pertikaian itu terjadi karena keinginan memperoleh kekuasaan, sehingga India silih berganti dipimpin oleh raja-raja dari beragam suku, di antaranya Pahlawa, Yuwana, Malawa, dan Saka. 

Perseteruan panjang antarsuku bangsa itu berakhir setelah Raja Kaniskha 1, pemimpin suku Saka yang masyhur, berhasil merukunkan suku-suku tersebut. Oleh karena itu, sistem kerajaan di India memakai sistem kalender Suku Saka. 

Maka, bagi umat Hindu, Tahun Baru Saka itu mengandung makna yang sangat mendalam yaitu sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari toleransi, hari kebersamaan, hari kedamaian, dan hari kerukunan nasional.

Dirayakan umat Hindu Bali dan sekitarnya

Apakah semua pemeluk agama Hindu di dunia merayakan Tahun Baru Saka dengan Hari Raya Nyepi? Ternyata tidak, Moms. Hari Raya Nyepi dan berbagai ritual-ritual pengiringnya hanya diperingati oleh umat Hindu di Bali dan sekitarnya, seperti Suku Tengger di Gunung Bromo.

Nyoman S.Pendit dalam bukunya “Nyepi: Kebangkitan, Toleransi, dan Kerukunan” menyebutkan bahwa Nyepi adalah Hari Tahun Baru dalam sistem penanggalan Bali. Di hari ini dimaknai sebagai hari penyucian diri manusia dan alam yang dilakukan dengan menyepi. 

Jalani Catur Brata penyepian

Selama 24 jam di hari Raya Nyepi, para umat Hindu diwajibkan melakukan 4 pantangan atau larangan ini yang dikenal sebagai catur brata penyepian: 

Geni dalam bahasa Bali mengandung makna api. Dengan kata lain, amati geni artinya tidak menyalakan api atau lampu dan tidak boleh mengobarkan hawa nafsu.

Artinya tidak melakukan kerja atau kegiatan fisik, melainkan tekun mengerjakan penyucian rohani.

Artinya tidak bepergian kemana-mana, namun senantiasa mawas diri di rumah dan memusatkan pikiran ke hadapan Tuhan dalam berbagai prabawa-Nya (perwujudan-Nya).

Ini larangan untuk mengadakan hiburan, rekreasi, atau kegiatan bersenang-senang. Ini termasuk tidak makan dan minum.

Lantas, apakah yang harus dilakukan di Hari Raya Nyepi? Apakah tidur saja? Wah, sayang sekali jika hanya melakukan hal tersebut. Karena dengan melakukan caturbrata diharapkan bisa melaksanakan hal lainnya yang bersifat spiritual, seperti: 

Jadi, Hari Raya Nyepi itu bukan sekadar menyepi. Melainkan banyak makna untuk mengevaluasi diri, menyucikan diri dan alam.  

^IK