Mengasuh dan membesarkan anak bukanlah pekerjaan mudah, Moms. Seperti halnya pekerja profesional, burnout bisa dialami oleh Moms. Menurut Sheryl Zieggler, penulis buku Mommy Burnout: How to Reclaim Your Life and Raise Healthy Children in the Process, mommy burnout adalah kelelahan emosional dan fisik yang Moms rasakan akibat stres kronis dalam mengasuh anak. 

Tidak peduli berapa lama Moms tidur dan beristirahat, rasa lelah tersebut tidak hilang. Bahkan, terkadang Moms merasa kesal dengan anak-anak, dan itu hal yang sulit. Selain itu, Moms juga merasa tidak pernah cukup, atau merasa tidak pernah melakukan pekerjaan dengan baik. Mommy burning dapat berlangsung dalam waktu yang berkepanjangan, dan seperti tidak ada akhirnya.

Pada saat yang bersamaan, Moms juga kehilangan motivasi dan passion dalam mengasuh si Kecil. Namun, mommy burnout belum tentu perwujudan dari depresi, Moms. Berikut ini adalah empat tanda Moms mengalami mommy burnout:

Marah pada hal-hal kecil

Jika Moms sering merasa mudah marah dan berteriak bahkan pada hal-hal sepele, seperti susu yang ditumpahkan si Kecil tanpa sengaja, bisa jadi Moms sedang mengalami mommy burnout. Stres adalah faktor terbesar yang dengan ajaib dapat meningkatkan level emosi seseorang. Tak sedikit Moms ketika stres, lebih sensitif pada apa pun dibanding biasanya. 

Kondisi rumah selalu berantakan

Rumah berantakan tidak serta-merta menunjukkan bahwa Moms mengalami burnout, namun ketika Moms mengabaikan jadwal beres-beres seperti yang biasanya Moms lakukan, bisa jadi Moms sedang merasa stres dan burnout dari rutinitas sebagai Moms.

Moms merasa kesepian dan berusaha keras untuk “terhubung” dengan keluarga

Saat Moms sedang merasa kewalahan dengan hidup, saat itulah Moms mudah terseret ke dalam siklus isolasi dan depresi. Pada fase ini, Moms membiarkan rasa malu akan situasi menahan Moms dalam emosi negatif, dan di situlah Moms rentan tertekan.

Kesehatan tidak menjadi prioritas utama

Moms tahu bahwa kesehatan itu penting, namun Moms kesulitan menjaga gaya hidup sehat yang biasanya Moms lakukan. Moms selalu merasa kelelahan dan pola tidur pun kacau, antara tidur terlalu banyak atau kurang tidur.

Brené Brown, penulis buku The Gifts of Imperfection, Daring Greatly, and Rising Strong, merekomendasikan Moms yang sedang mengalami mommy burnout berani untuk melakukan tiga hal yang ia sebut Three Dares, yaitu berani jujur, berani menetapkan batasan, dan berani untuk menyisihkan waktu untuk diri sendiri.

Berani jujur merupakan bentuk pengakuan akan kondisi yang Moms alami. Untuk “menyembuhkan” mommy burning, Moms perlu mengenali gejala dan apa yang salah dari diri Moms, bahwa tiap orang bisa merasa kewalahan dan penting untuk mengetahui saat Moms merasakannya.

Seringkali Moms melakukan sesuatu karena Moms memaksanya atau merasa Moms harus melakukannya. Tanpa disadari, inilah yang berpotensi memengaruhi Moms secara negatif. Maka, penting untuk berani menetapkan batasan pada hal-hal yang Moms tidak sanggup melakukannya.

Begitu Moms berani menetapkan batasan sesuai kemampuan, Moms akan merasakan kebebasan dan kelegaan. Moms juga akan menyadari bahwa anak-anak dan pasangan tetap mencintai dan menghargai Moms sebagai ibu.

Menghindari kejenuhan memang tidak mudah, terutama dari rutinitas yang tiada akhir. Maka, Brown merekomendasikan Moms untuk berani menyisihkan waktu untuk diri Moms sendiri, di mana Moms akhirnya dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan diri.