Pekerjaan rumah atau PR sekolah adalah pekerjaan atau tugas yang diberikan guru di sekolah agar  diselesaikan anak di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan pada esok hari atau sewaktu guru yang memberikan PR itu mengajar di jadwal selanjutnya. 

PR ini menjadi pro kontra bagi orang tua. Beberapa orang tua menginginkan tidak ada PR sekolah untuk anaknya. “Kasihan. Di sekolah sudah berjam-jam, masa di rumah masih harus diberikan beban mengerjakan tugas sekolah lagi. Kapan anak beristirahat?” ujar Moms yang menentang. 

Tapi, orang tua lainnya ada pula yang mendukung anaknya tetap diberikan PR sekolah. “Daripada keluyuran bermain dengan teman-temannya, lebih baik anak di rumah menghabiskan waktu mengerjakan PR sekolah. Jadi dia makin menguasai pelajarannya,” kata Moms yang mendukung. 

Terlepas dari pro kontra, coba Moms simak dulu nilai plus minus dari PR sekolah di bawah ini: 

Manfaat PR sekolah

Moms, pekerjaan rumah itu bukan hanya meminta si Kecil mengerjakan berlembar-lembar soal latihan. Guru di sekolah meminta anak mengerjakan PR sekolah itu bisa juga dalam bentuk: 

Bila si Kecil memasuki sekolah menengah, PR sekolah itu bisa berupa proyek penelitian, pembuatan karya ilmiah, atau tugas kreatif dalam penulisan yang lebih panjang. 

Pada tahun-tahun awal sekolah, para ahli pendidikan menilai tidak ada bukti yang jelas bahwa pekerjaan rumah membantu anak-anak berprestasi secara akademis di sekolah. Sehingga, bila si Kecil Moms itu masih sekolah pendidikan usia dini (PAUD) atau taman kanak-kanak, sebaiknya hindarkan sekolahnya memberikan PR. 

Seiring bertambahnya usia anak-anak, ternyata PR memang memiliki manfaat akademis. Dalam arti memang ada hubungan kuat antara pekerjaan rumah dan prestasi untuk anak-anak di sekolah. Ini terutama untuk si Kecil sudah akan memasuki sekolah menengah.

Secara umum, pekerjaan rumah dapat membantu si Kecil ini, antara lain: 

Bagi orang tua, pekerjaan rumah juga bermanfaat, lho. Antara lain memberi kesempatan bagi Moms dan Dads untuk melihat apa yang dipelajari si Kecil di sekolah. Dan, bila Moms menunjukkan minat untuk membantu si Kecil pada PR sekolah ini juga cara yang bagus untuk memberi tahu si Kecil bahwa Moms menghargai pembelajaran dan pendidikan. Dengan catatan: membantu si Kecil membuat PR ini bukan berarti Moms mengerjakan PR sekolah anak ya Moms…

PR sekolah merugikan?

Terutama bagi Moms yang kontra,  PR sekolah merupakan beban bagi anak. Melihat anak yang sudah lelah dari pulang sekolah hingga jelang sore hari, lalu harus membuka buku pelajaran lagi untuk mengerjakan PR sekolah sering membuat orang tua tak tega hati. Kasihan. 

Selain itu PR sekolah itu diyakini juga merugikan karena: 

Beberapa orang tua, khususnya para Moms, juga mengeluhkan PR akhirnya hanya merepotkan orang tua. Karena, orang tua yang seolah-olah  dikejar-kejar untuk mengerjakan target PR ini.

Moms soal PR bagi anak memang masih jadi dilema. Tapi, coba cari cara menghadapi soal PR sekolah anak ini tetap dengan kepala dingin ya Moms… 

^IK