Dalam rangka memperingati Hari Kelapa Sedunia, Tetra Pak, perusahaan global pengolahan dan pengemasan makanan dan minuman, hari ini mengadakan media and community gathering dengan tema "Rayakan Hari Kelapa Sedunia dengan Kebaikan Santan Kelapa Kemasan". Acara ini bertujuan untuk mengajak lebih banyak masyarakat Indonesia untuk berkreasi dengan menggunakan produk berbahan dasar kelapa, salah satunya santan. Acara ini dihadiri oleh Fatmah Bahalwan, Food Content Creator dan Pendiri Natural Cooking Club, Lisa Suhanda, Manager Food Protection Support Tetra Pak Indonesia, dan Reza Andreanto, Sustainability Manager Tetra Pak Indonesia and Singapura, di mana mereka juga akan membahas beberapa pilihan menu khas Indonesia yang dapat dinikmati dengan santan kelapa kemasan yang diproduksi melalui teknologi Ultra Heat Temperature (UHT) dan kemasan aseptik enam lapis oleh Tetra Pak. Teknologi pangan ini terbukti dapat melindungi keamanan pangan, seperti kandungan nutrisi dan aspek higienis dari santan kelapa di setiap tetesnya dibandingkan dengan kelapa perah.

Kelapa sendiri merupakan salah satu komoditas strategis terbesar di Indonesia. Iklim negara tropis ini membuat kelapa mudah ditemukan di berbagai daerah. Bahkan pada tahun 2021, Indonesia tercatat sebagai produsen kelapa terbesar di dunia dengan pendapatan sebesar 2,85 juta ton per tahun. Tidak heran jika kelapa dalam jumlah yang melimpah digunakan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia sejak lama sebagai bahan utama dan pelengkap makanan dan minuman lokal. Oleh karena itu, aspek keamanan pangan sangatlah penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia.

Fatmah Bahalwan, Food Content Creator dan Founder Natural Cooking Club menyatakan, “Tidak dapat dipungkiri bahwa kelapa memberikan manfaat bagi kita semua. Dalam memasak, misalnya, saya menggunakan santan kelapa kemasan sebagai bahan dasar masakan tradisional yang saya buat. Selain kekayaan rasa, saya juga mempertimbangkan aspek higienis dalam memilih santan kelapa yang berkualitas tinggi untuk keluarga tercinta. Penggunaan produk santan kemasan dijamin lebih higienis, bergizi, dan praktis untuk penggunaan sehari-hari dibandingkan dengan santan perah.”

Dalam memilih produk santan kelapa, kualitas sangatlah penting karena menjadi pertimbangan utama bagi pembeli, terutama mereka yang memasak untuk keluarga. Untuk menjawab kekhawatiran tersebut, Tetra Pak menggunakan teknologi UHT dan lapisan kemasan aseptik yang dapat membunuh bakteri dan melindungi produk dari zat berbahaya lainnya. Dengan menggunakan teknologi pangan Tetra Pak, konsumen dapat meminimalisir food loss dan mengurangi sisa makanan untuk komoditas kelapa. Faktanya, data global menyebutkan bahwa sepertiga dari bahan makanan hilang atau terbuang selama proses produksi dan konsumsi, artinya konsumen juga harus mengetahui hal tersebut dan berperan dalam mengatasinya.  

Lisa Suhanda, Manager Food Protection Support Tetra Pak Indonesia menjelaskan, “Proses UHT dan pengemasan aseptik Tetra Pak telah terbukti dapat melindungi produk santan kelapa yang dikemas secara higienis, memungkinkan untuk menjaga kebaikan dan nutrisi dari santan kelapa. Teknologi UHT memastikan bahwa produk santan kelapa telah dipanaskan hingga 140 o C selama 8-15 detik untuk mencapai kondisi sterilitas komersial. Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri berbahaya, serta mikroorganisme lainnya. Selain itu, enam lapis kemasan aseptik juga memastikan umur simpan lebih lama tanpa menghilangkan rasa dan tekstur alami.” Dalam media and community gathering ini, Lisa juga menekankan bahwa santan kelapa kemasan sebaiknya dikonsumsi langsung pada bahan makanan, dan jika ada sisa, konsumen dapat menyimpannya dengan rapat dan aman selama tujuh (7) hari di lemari es.

Reza Andreanto, Sustainability Manager Tetra Pak Indonesia dan Singapura, menambahkan, “Tidak hanya bergizi dan aman untuk dikonsumsi, tetapi kami juga menjunjung tinggi nilai keberlanjutan di semua kemasan santan kelapa Tetra Pak. Sebagai salah satu perusahaan pengemasan global terkemuka, misi kami adalah mencapai Tingkat Daur Ulang 50 persen di Indonesia pada tahun 2030. Untuk itu, kami sangat memperhatikan semua proses, mulai dari desain bahan kemasan santan kelapa agar dapat didaur ulang, hingga ke pemisahan karton minuman pasca-penggunaan oleh para konsumen, pengumpulan sampah kemasan oleh mitra kami dan akhirnya diproses untuk didaur ulang oleh industri.” Lebih lanjut, Reza juga menjelaskan bahwa para pemangku kepentingan telah banyak menggunakan daur ulang kemasan karton minuman dalam ekonomi sirkular, seperti PolyAl untuk lembaran atap, papan datar, produk mebel, palet pengiriman dan produk turunan kertas, seperti duplex kraft, kartu nama, catatan buku, dan juga kantong kertas.

Mengikuti misi perusahaan untuk Protect What's Good, teknologi pangan Tetra Pak menjaga kebaikan setiap santan kelapa yang dikemas, dari awal produksi hingga ke tangan konsumen dan setelah dikonsumsi. Teknologi pemrosesan dan pengemasan Tetra Pak juga telah banyak digunakan pada produk-produk lainnya, seperti susu, teh, yogurt, jus, air kelapa, dan lain-lain. Dengan menggabungkan jaringan global Tetra Pak dengan berbagai pemilik merek makanan dan minuman terkemuka dan pakar keamanan pangan perusahaan, perusahaan berkomitmen untuk membuat makanan aman dan tersedia di seluruh Indonesia.