Memiliki keturunan merupakan keinginan banyak orang. Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pada 2017 angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) di Indonesia adalah 2,4 anak per tahun. Artinya, rata-rata perempuan di Indonesia memiliki 2 – 3 anak selama hidupnya. Sementara itu, pemerintah melalui program Keluarga Berencana menargetkan TRF 2,1 anak pada 2020 ini. 

Keputusan merencanakan rumah tangga, termasuk jumlah anak berada di tangan Moms dan pasangan, namun yang jelas, semakin banyak anak, semakin besar tanggung jawab orangtua. Jika Moms dan pasangan belum memutuskan, berikut beberapa pertimbangan sebelum merencanakan jumlah anak.

Kompromi suami istri

Mendiskusikan rencana jumlah anak perlu dilakukan sedini mungkin, Moms. Lebih baik lagi jika disepakati sebelum menikah. Sebab, prinsip ini berpotensi memunculkan konflik di masa depan.

Usia dan kesehatan istri 

Kesehatan Moms juga perlu dipertimbangkan, apakah memungkinkan untuk memiliki anak banyak. Jika perlu konsultasikan pada dokter, terutama jika Moms memiliki kondisi kesehatan tertentu. Hamil di usia terlalu muda atau terlalu tua memiliki risiko yang lebih tinggi. Perempuan yang hamil dan melahirkan lebih dari lima kali juga berisiko terkena preeklamsia, prolapse uteri, plasenta previa, hingga depresi.

Usia dan kesehatan suami

Selain kesehatan fisik dan sperma suami, peran lainnya yang sama pentingnya di dalam rumah tangga juga perlu dipertimbangkan, apakah siap mengasuh si Kecil yang baru bisa jalan, sementara adiknya sudah lahir. Rumah tangga adalah tim, kerja sama antara kedua pihak.

Kondisi keuangan rumah tangga

Tentu saja membesarkan anak perlu kemampuan finansial yang tidak main-main. Walau uang bukanlah segalanya, namun setidaknya dapat menjamin kesehatan dan kesejahteraan si Kecil hingga ia mampu menghidupi dirinya kelak. Maka, poin ini tidak kalah penting untuk dipertimbangkan. 

Kondisi emosional rumah tangga

Selain fisik dan materi, kondisi emosional Moms dan keluarga juga perlu mendapat perhatian. Jangan sampai kondisi mental yang tidak/belum sehat justru menjadi bumerang bagi  pertumbuhan si kecil.

Sadar atau tidak, jika Moms memiliki anak lebih dari tiga, maka perspektif Moms sebagai orangtua akan berubah. Keluarga besar dengan jumlah anggota banyak membuat Moms harus memprioritaskan tugas,  karena tidak semua pekerjaan dapat dikerjakan dalam satu waktu.

Buku-buku parenting pun tidak lagi dijadikan referensi, karena Moms berfokus pada “gambaran besar”. Moms juga sangat membutuhkan kerja sama dari anak-anak yang lebih tua untuk mengurus diri mereka sendiri, atau malah membantu mengganti popok adiknya. Begitu pula dengan gaya hidup, semakin banyak anak yang harus dinafkahi, semakin perhitungan orangtua.