Moms tentu tidak asing lagi dengan kata influencer. Ya, ini adalah salah satu strategi marketing yang marak di era digital,  di mana produk bekerja sama dengan influencer media sosial untuk menciptakan engagement yang otentik pada produk tersebut, salah satunya dengan cara memberikan review dan rekomendasi. 

Nah, influencer sendiri adalah pengguna aktif media sosial yang memiliki kredibilitas tinggi di bidang tertentu dan berpengaruh pada kelompok audiens tertentu. Salah satu modal influencer adalah jumlah follower atau pengikut akun media sosialnya. Semakin banyak jumlah follower, maka makin dianggap besar pengaruhnya, dan semakin mahal pula harga jasanya  Umumnya, Moms yang menjadi influencer di media sosial memiliki konten tentang gaya hidup, parenting, hingga memasak dan makanan. 

Bila memiliki hobi dan ketertarikan tertentu, Moms bisa menjadikannya konten dan membagikannya di media sosial. Platformnya pun bisa beragam.  Jika Moms suka menulis, bisa membuat  blog.  Atau jika Moms lebih suka visual dan fotografi, bisa menggunakan Instagram dan youtube. 

Para Moms cenderung mengambil keputusan berdasarkan review dan rekomendasi Moms lain. Menurut survei workingmother.com, sebanyak 92 persen Moms menggunakan media sosial, artinya banyak informasi yang didapat Moms dari sana. Inilah alasan mengapa banyak Moms yang mengunggah konten di media sosial, termasuk review, rekomendasi produk, hingga saran terkait metode parenting sebagai bentuk komunikasi dengan Moms lainnya.

Menariknya juga, para Moms dapat mengekspresikan dirinya berdasarkan pengalaman pribadi, terutama melalui blog di mana Moms memiliki tempat yang lebih luas untuk mengeksplorasi dibanding media sosial lainnya. Para Moms blogger pun bisa menjadi sumber terpercaya untuk belajar dan mendapat informasi tertentu bagi audiens. 

Keberlanjutan hubungan yang terbangun antara Moms dan audiens ini memungkinkan adanya interaksi dua arah,  sehingga terbentuk komunitas Moms berdasarkan berbagai persamaan, misalnya sama-sama Moms dengan anak balita, atau memiliki hobi memasak. Dari sini, timbul kepercayaan dan rasa memiliki.

Setidaknya ada tiga tipe blogger berdasarkan konten blognya, yaitu Moms yang baru menikah, social Moms, dan DIY. Moms baru biasanya menulis tentang perjalanan dan pengalamannya sebagai Moms. Social Moms membagikan cerita tentang anak, keluarga, review produk, hingga tip parenting. DIY Moms umumnya Moms yang menulis tentang hobinya, misalnya crafting, memasak, atau berkebun.

Tidak terbatasnya konten yang dapat Moms eksplorasi,  menjadikan tipe audiens atau pengikut Moms juga semakin luas. Maka, brand tertentu juga akan mengajukan kerja sama dengan para influencer karena kuatnya komunitas yang telah terbangun antara Moms dan audiens. Walau Moms mempromosikan produk tertentu, bentuknya bukan hard selling seperti iklan, melainkan cerita dan pengalaman dengan produk terkait sehingga audiens lebih percaya.

Berdasarkan survei Women’s Marketing dan BrandBacker, para blogger Moms khususnya, para audiens merasa terbantu dalam menentukan keputusan dari rekomendasi influencer. Maka, peran influencer Moms juga merekomendasikan produk dengan jujur, selain sebagai bentuk tanggung jawab, juga menjaga kredibilitas Moms sebagai influencer

Bagaimana Moms? Tertarik menjadi influencer?