Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva (bibir vagina) dan vagina. Kondisi ini cukup umum dialami perempuan dari segala usia. 

Biasanya ditandai dengan keputihan berlebih dan berbau tajam, gatal, nyeri, iritasi pada area genital, peradangan di sekitar labia dan area perineum, hingga tidak nyaman saat buang air kecil. Vulvovaginitis disebut juga dengan vulvitis dan vaginitis.

Baca Juga: Penyebab Rasa Gatal Pada Vagina Saat Hamil

Banyak pemicu yang dapat menyebabkan infeksi pada vagina dan area vulva. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyebab vulvovaginitis paling umum adalah bakteri. Penyebab lainnya termasuk jamur, virus, parasit, faktor lingkungan, infeksi menular seksual, hingga paparan bahan kimia dan alergen yang mengiritasi.

Bakteri

Bakteri tertentu dapat berkembang biak dan menyebabkan vulvovaginitis. Gardnerella adalah bakteri yang banyak ditemukan di vagina. Pertumbuhan berlebih bakteri ini menyebabkan vaginosis bakterialis, jenis vulvovaginitis yang paling umum. Infeksi bakteri dapat menyebabkan keluarnya cairan berwarna putih keabu-abuan dan berbau amis.

Jamur

Salah satu penyebab vulvovaginitis adalah infeksi jamur Candida albicans. Infeksi ini menyebabkan gatal pada vagina, serta keputihan yang kental dan berwarna putih dengan tekstur seperti keju cottage. Beberapa Moms mengalami infeksi jamur setelah mengonsumsi antibiotik. Antibiotik bisa membunuh bakteri antijamur yang secara alami hidup di vagina.

Baca Juga: Infeksi Jamur Pada Vagina, Ini Cirinya

Virus

Virus yang dapat menyebabkan vulvovaginitis biasanya ditularkan secara seksual, termasuk herpes dan human papillomavirus (HPV).

Parasit

Parasit seperti cacing kremi, kudis, dan kutu dapat menyebabkan radang pada vulva dan vagina.

Faktor lingkungan

Kebersihan yang buruk dan alergen juga bisa menyebabkan kondisi vulvovaginitis. Pakaian dalam yang terlalu ketat dapat menggesek kulit dan menyebabkan iritasi serta membuat area vagina lembap. Kulit yang iritasi lebih rentan terhadap vulvovaginitis.

Infeksi menular seksual

Penyakit menular seksual trikomoniasis yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis juga dapat vulvovaginitis, Moms. Infeksi ini menyebabkan ketidaknyamanan pada vagina,  rasa gatal, dan keputihan berlebihan yang berwarna kuning, hijau, atau abu-abu, serta berbau menyengat. Klamidia, gonore, dan herpes juga dapat menyebabkan vulvovaginitis.

Infeksi ini bisa dicegah dengan perilaku seksual yang aman.

Baca Juga: Infeksi Saluran Kencing Saat Hamil

Bahan kimia

Beberapa bahan kimia yang sering ditemukan di sabun, feminine spray, parfum, dan kontrasepsi vagina, dapat menyebabkan vulvovaginitis. Bahan kimia yang dapat menyebabkan reaksi alergi tersebut, misalnya paraben, sodium sulfat, triclosan, dan dioksan.

Jika salah satu bahan ini ada dalam sabun atau deterjen yang Moms gunakan, mungkin Moms bisa pertimbangkan untuk beralih ke produk yang hipoalergenik atau bebas pewangi untuk mencegah vulvovaginitis berulang.

Cara mengatasi vulvovaginitis tergantung pada jenis infeksi dan penyebabnya, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mengetahui pengobatan yang tepat. 

Bersihkan area vagina secara rutin dan benar untuk membantu menyembuhkan infeksi dan mencegahnya terulang. Kenakan pakaian dalam yang pas berbahan katun untuk memungkinkan sirkulasi udara dan mengurangi kelembapan di area tersebut. 

Hindari pula penggunaan produk yang mengandung bahan kimia pemicu vulvovaginitis. Selain itu, penting untuk menjaga perilaku seksual yang sehat, Moms.