Tiap anak berkembang pada ritme yang berbeda, Moms. Ada yang bisa berjalan dulu baru bicara, ada pula yang sebaliknya. Namun, jika kemampuan berbicara dan bahasa si Kecil tidak berkembang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, bisa jadi ia mengalami speech delay. Kondisi ini terjadi pada 10 persen anak prasekolah.

Umumnya balita usia dua tahun dapat menyebutkan sekitar 50 kata dan berbicara dalam dua atau tiga kalimat. Saat usianya tiga tahun, kosakatanya bertambah hingga 1000 kata dan mampu berbicara dalam tiga hingga empat kalimat. Belum mencapai tahap ini bukan berarti fatal, speech delay dapat disembuhkan. Speech delay biasanya terjadi akibat gangguan pendengaran, neurologis, atau terkendalanya pertumbuhan.

Berikut beberapa penyebab speech delay:

 

 

Speech delay dapat mengindikasikan adanya masalah pada mulut, lidah, atau langit-langit mulut si kecil, Moms. Pada kondisi yang disebut ankyloglossia, di mana frenulum lidah terlalu pendek, dapat menyebabkan anak kesulitan menyebut huruf D, L, R, S, T, Z, dan th. Ankyloglossia juga membuat bayi kesulitan menyusu.

 

 

Kondisi ini disebut Childhood Apraxia of Speech (CAS), di mana si Kecil kesulitan mengeluarkan suara untuk membentuk kata. CAS tidak memengaruhi komunikasi nonverbal anak atau pemahaman bahasanya.

 

 

Anak yang mengalami gangguan pendengaran cenderung kesulitan menyebut kata. Salah satu tanda anak  mengalami gangguan pendengaran adalah ketika ia tidak mengenali seseorang atau objek ketika Moms menyebutnya, namun paham ketika Moms menggunakan gestur tangan.

 

 

Lingkungan memainkan peran krusial dalam perkembangan bicara dan bahasa si Kecil, Moms. Pengabaian, kurangnya interaksi dan komunikasi verbal dengan orang dewasa dapat menyebabkan gangguan ini.

 

 

Speech delay sering terlihat pada gangguan spektrum autism. Tanda-tanda lainnya adalah pengulangan frasa saat berbicara (echolalia), gangguan komunikasi verbal dan nonverbal, gangguan interaksi sosial, kemunduran dalam berbicara dan berbahasa.

 

 

Gangguan saraf tertentu dapat merusak otot yang diperlukan untuk berbicara, termasuk kelumpuhan otak, muscular dystrophy atau gen bawaan yang melemahkan otot, dan cedera otak traumatik.

 

 

Kemampuan berbicara juga dapat dipengaruhi oleh masalah kognitif, Moms.

Moms dapat diskusikan dengan dokter dalam memilih cara terbaik untuk merangsang kemampuan berbicara si kecil. Biasanya dokter akan menyarankan untuk terapi. Selain itu, ada beberapa cara yang dapat Moms lakukan sendiri untuk membantu si Kecil, misalnya aktif berbicara di dekatnya walau hanya narasi. Bisa juga menggunakan gestur tangan untuk medeskripsikan kata, membacakan buku, menyanyikan lagu yang mudah diulang, memberikan perhatian penuh saat berbicara dengannya, hingga memberikan kesempatan untuknya meminta sesuatu dengan berbicara.