Peran emosional sebagai orangtua terbangun melalui cinta, afeksi, dan sikap menghargai. Ini adalah bagian yang esensial. Namun, peran orangtua bukan emosional saja, Moms. Ada juga peran fungsional, misalnya mencukupi kebutuhannya dan memfasilitasi cita-citanya. Peran emosional dan peran fungsional ini harus berjalan beriringan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, baik fisik maupun mentalnya.

Orangtua dapat membangun hubungan yang dekat dan personal dengan anak, sekaligus tetap menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Memosisikan diri sebagai teman bagi mereka memang agak rumit. Makna teman yang diinginkan bagi orangtua adalah bentuk hubungan yang menyenangkan, cair, dan bukan otoriter terhadap anak. Namun, perlu diperhatikan bahwa menjadikan anak sebagai teman ada batas-batasnya. Orangtua dapat membangun hubungan ‘pertemanan’ dengan anak, namun sekaligus tetap menjadi sosok orangtua bagi mereka. Bagaimana caranya? 

Jangan menjadikan anak sebagai “orang kepercayaan”

Ini adalah jebakan bagi orangtua. Orang kepercayaan biasanya adalah teman yang usia emosionalnya sama. Ketika anak menjadi “orang kepercayaan”, orangtua cenderung akan menunjukkan kondisi emosionalnya yang “tidak sehat” pada anak. Misalnya, membicarakan orang lain, seperti tetangga, nenek mereka, hingga pasangan. Hal ini berbahaya bagi anak karena mereka belum siap secara moral, emosional, dan intelektual untuk berperan sebagai “orang kepercayaan” Moms.

Jangan mengumpat di depan anak

Bila kata umpatan di antara pertemanan adalah hal yang wajar, namun tidak di depan anak, Moms. Harap diingat bahwa teman adalah status yang setara, artinya teman adalah partner dalam mengambil keputusan. Berbeda dengan anak, mereka dapat mengekspresikan opininya kepada orangtua, namun keputusan tetap di tangan orangtua. Pada akhirnya, anak-anak perlu paham bahwa keluarga adalah satu-kesatuan yang memiliki peran masing-masing

Jangan terlalu banyak berbagi masalah kepada anak

Memberi pengertian pada anak itu penting, namun memberi tahunya masalah keuangan keluarga dapat memengaruhinya secara emosional. Hal ini dapat membuatnya cemas tentang sesuatu hal yang tidak dapat dikontrolnya. Anak-anak sudah cukup memiliki ketakutan dan kegelisahannya sendiri, sehingga tidaklah bijak jika orangtua membagi masalahnya kepada mereka. 

Orang dewasa dan anak-anak memiliki gagasan yang berbeda tentang hidup

Orang dewasa memiliki gagasan yang berbeda tentang benar dan salah. Begitu pun halnya dengan prioritas. Berteman dengan mereka yang setara usia emosionalnya-lah yang memiliki gagasan  sama tentang kehidupan. Maka, ketika orangtua butuh orang untuk berdiskusi tentang masalah hidup, carilah teman yang seusia, bukan membaginya pada anak.

Bertindak sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab kepada anak-anak

Pada akhirnya, bersikap ramah pada anak adalah hal yang dibutuhkan, namun tetap perhatikan batas-batasnya. Kuncinya adalah responsible atau hubungan orangtua – anak yang bertanggung jawab. Orangtua yang bertanggung jawab selalu hadir dan mendengarkan mereka, selalu menyediakan waktu untuk mereka, menghormati pilihan mereka, dan tetap memberikan mereka waktu untuk sendiri, sesuai yang dibutuhkannya.