Pola asuh seringkali terlupakan, bahkan mungkin tak terpikirkan untuk dibicarakan sebelum pernikahan ya, Moms. Biasanya permasalahan pola asuh ini baru terasa ketika si Kecil lahir, dan seringkali kian tajam di saat anak semakin bertambah usia. 

Apakah Moms menyadari, bahwa jika tidak dibicarakan dengan baik, perbedaan pola asuh ini bisa membuat Moms atau Dads jadi sakit hati, lho. Ada pula yang akhirnya menjadi salah satu penyebab pertengkarang yang berakhir dengan perceraian.  

Nah, jika Moms  sedang menghadapi permasalah perbedaan soal pola asuh bersama Dads, coba lakukan beberapa hal ini: 

Bicarakan

Idealnya, Moms dan Dads mendiskusikan strategi mengasuh anak jauh sebelum memutuskan untuk memiliki anak. Tetapi, bila tidak melakukannya, belum terlambat untuk memulai.

Coba duduk bersama. Bagikan filosofi dan pengalaman pengasuhan satu sama lain. Bicarakan tentang gambaran orang tua yang Moms dan Dads bayangkan, dan apa yang akan dilakukan untuk pengasuhan ini: apakah akan mengikuti cara orangtua Moms/Dads dulu atau cara yang berbeda? 

Pancing Dads dengan topik-topik seputar pengasuhan, seperti tentang disiplin anak, pembagian pengasuhan, soal cara menghargai dan menghukum anak, tentang uang saku, tentang waktu tidur anak, dan sebagainya.  

Bisa jadi Moms dan Dads memiliki pandangan yang berbeda. Jangan berdebat dulu. Jadikan catatan untuk membuat beberapa kompromi.

Buat aturan bersama

Jangan buat aturan samar-samar atau prinsip: lihat nanti saja….  Mumpung anak masih kecil justru kesempatan bagi Moms dan Dads mengenalkan aturan bersama sejak dini. 

Buat aturan, dan lebih baik jika dituliskan. Ini untuk membuat semuanya ingat dan memahami, Moms. Aturan seperti jam berapa si Kecil harus tidur, berapa jam kesepakatan untuk main gadget, aturan bermain di luar rumah. 

Jika si Kecil cukup besar untuk mengerti, jelaskan aturan itu.  Tanyakan apakah mereka memahaminya, dan  bersikaplah terbuka terhadap ide dan saran mereka. Lebih mudah untuk menegakkan aturan yang bisa disepakati semua orang, Moms.

Menyetujui konsekuensi

Jika gaya pengasuhan Moms dan Dads sangat berbeda, ini bisa menjadi area konflik. Ada tipikal yang santai tentang disiplin, lebih suka berbicara dengan anak-anak tentang kesalahan. Sementara lainnya, sangat ketat dan percaya bahwa memberikan hukuman tertentu adalah cara untuk menjaga rumah tetap pada jalurnya. Jadi, Moms dan Dads perlu menentukan bersama konsekuensi bila  melanggar aturan di rumah.

Buatlah kompromi jika punya cara yang bertentangan. Buat daftar konsekuensi tertulis dari pelanggaran aturan tertentu.

Saling mendukung

Setelah aturan berikut konsekuensi sudah ada,  bahkan tertulis. Maka, pekerjaan rumah selanjutnya penting bagi Moms dan Dads untuk menaatinya dan konsisten. 

Seringkali terjadi akhirnya salah satu pihak (entah Moms atau Dads) mengabaikan menegakkan konsekuensi untuk si Kecil yang melanggar aturan. Tidak tega, itu alasan yang paling sering. 

Sayangnya, pesan yang ditangkap anak bukannya orangtua tidak tega menghukum dirinya. Si Kecil malah bisa jadi menganggap Moms dan Dads bisa dipecah belah dan ditaklukkannya. Jadi kompak ya Moms bersama Dads menegakkan konsekuensi aturan.

Jangan berdebat di depan anak

Kecuali jika Dads bertindak kasar terhadap anak-anak, Moms jangan ikut campur dulu bila suami sedang mendisiplinkan anak. Sekalipun mungkin tidak setuju dengan kemarahan suami terhadap si Kecil, misalnya. Bicarakan berdua di belakang anak. Di depan anak-anak Moms dan Dads harus kompak.

Bila Moms langsung ikut campur atau membela si Kecil, ia  akan segera mencatat ketidakharmonisan ini. Dan, akan menggunakan ini untuk keuntungan dirinya. Jangan biarkan ini terjadi ya, Moms.

Jadilah orang tua yang fleksibel

Cara orang tua mengasuh anak-anak harus cukup fleksibel untuk diubah seiring bertambahnya usia. Moms dan Dads harus menilai kembali pola asuh anak sesuai kebutuhan. 

Pertimbangkan juga kepribadian anak. Beberapa anak membutuhkan lebih banyak pengawasan, lainnya lebih sedikit. Beberapa anak lebih manipulatif, dan yang lain memiliki sifat yang lebih menyenangkan. Gaya pengasuhan Moms dan Dads harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Jangan gunakan patokan yang sama untuk setiap anak.

Berikan kesempatan kedua

Orang tua bisa saja membuat kesalahan. Moms atau Dads bisa terpancing emosi menghadapi si Kecil. Atau, melakukan hal yang melanggar aturan, misalnya Dads diam-diam memberikan gadget-nya agar si Kecil tidak mengganggu ia menonton bola.

Saat pasangan mengacau begini jangan langsung marah, Moms. Tunggu saat anak-anak tidak di seputar Moms dan Dads. Misalnya katakan bahwa Moms melihat perilaku Dads. Ingatkan aturan yang dibuat dan alasan di balik Moms dan Dads menyepakati aturan itu. Dan minta agar Dads tidak mengulanginya lagi.

Bukan hanya saat anak masih kecil. Hingga si Kecil nanti dewasa pun mungkin Moms dan Dads akan menghadapi perbedaan pola asuh dan cara pandang. Tapi, jangan biarkan perbedaan dalam gaya pengasuhan merusak hubungan Moms dan Dads. Dengarkan satu sama lain, berkompromi tentang hal yang penting, dan sepakat untuk selalu berada di tim yang sama. Ini bisa sangat membantu dalam membesarkan keluarga yang harmonis, Moms.

^IK