Moms menyadari bahwa pola asuh yang Moms terapkan pada si Kecil itu kurang tepat. Misalnya saja dengan memaksa si Kecil mengikuti berbagai macam les, tanpa mempertimbangkan kebutuhan si Kecil untuk beristirahat dan bermain. 

Jika Moms mendapati diri telah jatuh ke dalam perangkap bad parenting, jangan sedih dulu.  Moms mampu, kok,  membuat perubahan. Mengubah gaya pengasuhan yang lebih baik itu membutuhkan kesabaran, kejujuran, dan banyak kerja keras, Moms. Kabar baiknya, adalah tidak ada kata terlambat untuk memulai. Setiap perubahan positif yang Moms lakukan itu dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi si Kecil. Berikut beberapa kiat untuk membantu Moms mengubah diri: 

Dengarkan pikiran dan perasaan anak

Kita semua ingin didengar. Meskipun, tidak selalu setuju dengan apa yang orang lain katakan, Shannon Frederick, seorang terapis, mengatakan bahwa setiap orang  itu  membutuhkan seseorang untuk mendengarkan dirinya. Ini pun termasuk anak Moms.

Berkaitan dengan anak-anak, Shannon menyarankan orang tua untuk mendengarkan kekhawatiran dan frustrasi atau kekesalan yang dirasakan anak. Lalu, memvalidasi perasaan mereka, dan menjelaskan bahwa: ia boleh saja marah, dan berhak untuk marah. Tapi, tidak  mengumbar kemarahan dengan perilaku agresif, seperti melemparkan sesuatu, memukul, menendang atau mengumbar kata-kata kasar. Sebaliknya, berikan alternatif bagi si Kecil untuk mengeluarkan emosi dengan cara positif.

Berikan konsekuensi yang sesuai

Saat menggunakan punishment atau lebih tepatnya pendisiplinan kepada anak,  sangat penting untuk memberikan konsekuensi yang mengajarkan si Kecil ‘pelajaran’ positif. 

Sebagai contoh, memberikan disiplin berupa memukul anak, tidak mengajarkan dirinya apa pun tentang konsekuensi. Cara ini malah dapat mengakibatkan kebencian dan kemarahan si Kecil. Dan, ini akan terbawa di lingkungan ia sekolah atau berteman. Ketika, merasa marah atau frustasi, ia pun akan memukul anak-anak lainnya. 

Lebih baik Moms menggunakan cara yang tanpa kekerasan. Misalnya, dengan menarik hadiah atau kegiatan favoritnya, ketika ia bertingkah buruk.  Segera lakukan, jangan ditunda-tunda. Dan, pastikan konsekuensinya sesuai dengan perilaku yang ingin Moms perbaiki.

Beri label pada perilakunya, bukan pada anaknya

Jika ingin 'melabeli' atau mencap anak, sebaiknya Moms memastikan bahwa yang Moms labeli adalah perilaku, bukan karakternya. Misalnya, ketika si Kecil berlaku bullying, maka Moms katakan: “Nak, mengejek teman itu adalah perbuatan penindas”. Perkataan itu lebih mendidik si Kecil, daripada Moms mengatakan: "Kamu adalah penindas".

Jadi Moms… mengasuh anak dengan baik adalah proses yang berkelanjutan, dan seringkali menantang, alias tidak mudah.  Jangan menyerah, sekali pun Moms juga tengah berjuang menghadapi pola asuh Ibu atau ayah dari Moms sendiri yang buruk. Bila Moms menyadari orang tua Moms sendiri mungkin bukan teladan yang baik, Moms dapat mencontek pola asuh positif dari orang tua lain. Baca pula buku-buku atau artikel tentang pengasuhan anak.  

Terpenting, Moms mau menata diri sendiri untuk lebih baik, dan memiliki tekad untuk membangun hubungan yang sehat dengan anak-anak Moms sendiri.  Jadi, semangat ya untuk terus mencoba menjadi orang tua dengan pola asuh yang baik!

^IK