Kesadaran emansipasi dan kesetaraan gender yang diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini bukan datang begitu saja. Keluarga adalah garda depan untuk membangun kesadaran ini.  

Sejak dini, Moms  perlu membangun karakter si Kecil dengan memberikan contoh untuk hal tersebut secara konsisten. Tentunya dengan dukungan dari ayahnya juga. Berikut beberapa jalannya: 

Bicarakan

Penyanyi Ukraina dan anggota juri acara TV X-Factor Ukraina, Dmytro Shurov memastikan putranya memahami bahwa semua yang ada di rumah mereka adalah 50/50. “Saya sering berbicara dan memberi contoh kepada anak saya tentang peran gender,”  kata Dmytro. “Setiap orang dilahirkan untuk bahagia dan memiliki hak yang sama. Semuanya dimulai dengan keluarga: Saya pikir, anak-anak harus mendapatkan perhatian orang tua mereka secara setara, mereka harus melihat ayah mereka tidak takut kadang-kadang terlihat lemah, dan ibu mereka tidak takut terlihat kuat.”

Berbagi pekerjaan di rumah

Moms, berikan contoh dengan membagi rata semua pekerjaan rumah dan pengasuhan anak di rumah Anda. Libatkan anak laki-laki  (termasuk ayahnya) dalam pekerjaan perawatan dan pekerjaan rumah tangga sejak usia dini, bersama dengan anak perempuan. 

Idolakan beragam role model

Perjuangan seseorang dalam meraih kesuksesan sering kita jadikan contoh atau teladan dalam hidup. Adanya role model ini bisa dijadikan jalan untuk mengajarkan anak tentang keberagaman. Caranya, kenalkan role model pujaan Moms kepada anak itu misalnya dari berbagai  jenis kelamin, warna kulit, dan latar belakang budaya maupun ras. Dan selalu ingatkan,  si Kecil  bisa menjadi apa pun yang ia inginkan, apa pun jenis kelamin mereka, misalnya.

Berdayakan anak-anak untuk berbicara

Praktik ketidaksetaraan gender dan diskriminasi perempuan masih banyak terjadi. Namun, kondisi ini jangan membuat Moms berkecil hati. Justru jadikan cambuk agar si Kecil tidak mengalaminya di masa depan. 

Seperti yang dilakukan oleh Aigul Alybaeva. Di lingkungan Kirgistan, negeri asalnya,  masih banyak praktik budaya yang merendahkan hak-hak perempuan. Saat  ada program berbasis sekolah yang bertujuan untuk memberdayakan anak perempuan, ia memasukkan anaknya berpartisipasi.  “Kami menciptakan lingkungan kondusif di rumah agar dia bisa belajar,” kata Aigul tentang hubungannya dengan putrinya. “ Dia tahu haknya dan dia berbagi dengan saya apa yang dia pelajari di sekolah. "

Lawan stereotip

Gender bukanlah tentang perbedaan biologis antara jenis kelamin, melainkan konstruksi sosial, yakni orang-orang mendefinisikan apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan. Dan, kondisi sosial ini sering mengharapkan anak-anak menyesuaikan diri dengan peran dan harapan gender yang spesifik,  dan membatasi anak-anak. Dari penelitian,  anak-anak mulai menyerap stereotip tersebut pada usia 3 tahun. Hal ini menyebabkan dunia berkembang untuk anak laki-laki dan menyusut untuk anak perempuan pada usia 10 tahun. Menyedihkan bukan?

Itulah sebabnya kesadaran tentang kesetaraan gender sudah harus dilakukan sejak dini. Beri tahu si Kecil bahwa keluarga Anda adalah tempat yang aman baginya untuk mengekspresikan diri apa adanya, menegaskan pilihan, dengan meyakinkannya bahwa tidak apa-apa menjadi berbeda, sambil mendorong budaya penerimaan.

Hentikan body shaming!

Termasuk untuk diri Moms sendiri. Dunia dibangun sedemikian rupa sehingga membuat kita membandingkan diri dengan standar kecantikan yang ditetapkan media, budaya, dan masyarakat. Stop mengkritik citra tubuh, termasuk citra Anda sendiri, dan tolak stereotip negatif tentang standar tubuh yang tidak realistis dan seksis.

Moms, tunjukkan sikap ini kepada anak anak di rumah. Tekankan bahwa mereka tidak ditentukan oleh penampilan, tetapi oleh bagaimana mereka bertindak.

Dengarkan dan belajarlah dari mereka.

Malala Yousafzai dalam usia belasan telah mengadvokasi pendidikan generasi muda. RA Kartini  juga membuka mata tentang pentingnya menghilangkan diskriminasi wanita khususnya dalam pendidikan dan peran sosial. 

Si kecil  pun sangat mungkin memiliki bakat dan kekuatan luar biasa seperti mereka. Yang moms perlu lakukan, cobalah dengarkan aspirasi si Kecil dan dorong menjadi kekuatannya untuk mengubahmasa depan yang lebih baik bagi dunia.