Dulu, kalau bermain hingga mengotori teras rumah, ibu Moms akan marah besar. Sekarang giliran Moms memarahi si Kecil yang enggan mengembalikan mainannya ke kotak mainan, mungkin, neneknya akan berkata: “Jangan marah-marah. Namanya juga anak kecil. Belum mengerti.” Atau beliau akan mengatakan: “Sudah, biar sini ibu saja yang membereskan.” 

Gemas kan Moms, tapi begitulah umumnya sikap kakek dan nenek terhadap cucunya. Mereka cenderung lebih santai dan memanjakan dalam mengasuh cucunya ketimbang sewaktu dulu mengasuh Moms. 

Meski terkadang bertentangan soal pengasuhan anak, tapi banyak hal positif yang Moms dapatkan bila ikut melibatkan kakek dan nenek dalam pengasuhan cucunya: 

Mendapatkan penasihat

Menjadi orang tua baru sangat mungkin Moms dan suami akan mengalami kesulitan dalam masalah pengasuhan. Moms berdua tidak tahu apa yang harus dilakukan. Moms mungkin mencari jawaban   secara online. Tapi percayalah, sumber informasi yang paling tepat adalah orang tua Moms. 

Mungkin, tidak semua informasi atau nasihat kakek dan nenek ini Moms bisa terima. Karena bisa jadi  nasihat mereka sudah tidak sesuai zaman. Tapi, percayalah bagaimanapun nasihat mereka itu berharga. Bukankah mereka sudah pengalaman menjadi orang tua? 

Kakek Nenek adalah pengasuh yang sempurna

Jika keluarga Moms tinggal berdekatan dengan orang tua, wah, ini bisa menjadi solusi untuk pengasuhan anak. Terlebih bila Moms dan suami sama-sama memiliki karier.  Moms pastinya lebih memercayai anak di bawah pengasuhan kakek dan neneknya  daripada orang lain. Dan, biasanya kakek dan nenek, khususnya di Indonesia, tidak keberatan ketitipan cucu.

Meski demikian,  masa iya Moms tega membiarkan orang tua yang sudah lelah membesarkan Moms sekarang harus pula mengasuh anak Moms? Solusinya, Moms dan suami boleh saja menitipkan anak kepada orang tua. Tapi sediakan baby sitter khusus bagi anak. Kakek dan neneknya menjadi semacam pengawas bagi pengasuhan cucunya. 

Menjadi teman bermain anak 

Kebanyakan kakek nenek suka meluangkan waktu untuk cucu mereka. Inginnya mereka diberikan banyak waktu bermain bersama anak Moms. Jadi, mengapa tidak membiarkan mereka bermain bersama anak Moms? Orang tua Moms akan senang menghabiskan waktu bersama cucu mereka dengan melakukan aktivitas seperti membaca, menggambar atau mengobrol. Ini akan membantu meningkatkan perkembangan kognitif si Kecil.

Bahkan jika orang tua Moms tinggal berjauhan, masih bisa menjadi teman bermain anak. Dengan teknologi komunikasi virtual  sekarang ini Moms bisa menjadwalka secara rutin agar mereka berkomunikasi interaktif dengan zoom atau video call.  

Turut mendidik anak

Orang tua Moms dapat berbagi banyak pengetahuan dan mengajari si Kecil pelajaran hidup yang penting. Lagipula, mereka membesarkan Moms dan belajar bertahun-tahun. Antusiasme mereka luar biasa saat menghabiskan waktu bersama cucu. Mereka mengajak  bermain, berbicara, dan membaca bersama anak-anak dengan perhatian penuh. Mereka juga menceritakan kisah anak-anak dan berbagi tradisi keluarga dan budaya.

Sebuah penelitiaan juga mengungkapkan bahwa kakek-nenek yang terlibat secara aktif dapat membantu anak-anak menjadi lebih percaya diri, mengatasi stres dengan lebih baik, dan memiliki lebih sedikit masalah perilaku saat mereka bertumbuh.

Bertindak sebagai pemandu sorak

Menjadi orang tua tidak mudah. Kadang Moms atau ayahnya  salah dalam mengambil tindakan dalam menangani si Kecil. Moms mungkin merasa frustasi. Di saat ini jika Moms membicarakan kepada orang tua, apa  tanggapan mereka? 

“Sabar ya, Nak. Kamu sudah berusaha menjadi orang tua baik,” kata mereka sambil menepuk punggung atau bahkan memeluk Moms.  Sungguh melegakan bukan? Ini akan  memberi Moms  dorongan yang sangat dibutuhkan untuk menjadi lebih baik bagi anak-anak  Moms.

Kakek-nenek juga akan melakukan hal yang sama untuk cucu mereka. Saat bermain atau mengajari cucunya, mereka berusaha menyemangati: "Kamu hebat cucuku! Teruskan." Anak-anak senang ketika orang-orang di sekitar mereka memujinya. Ia akan menjadi lebih percaya diri dan berusaha melakukan yang terbaik.

Pemberi bantuan keuangan

“Apa sih yang tidak kuberikan untuk cucuku?” Begitulah pemikiran Kakek-nenek. Mereka ingin berkontribusi agat cucunya mendapatkan hal yang terbaik, meskipun Moms dan suami tidak memintanya.