Perkembangan teknologi dan pesatnya penetrasi internet dewasa ini sayangnya tidak dibarengi dengan kedewasaan berteknologi. Sehingga tidak heran alih-alih mengurangi,  kejadian perisakan (bullying) justru mengalami peningkatan karena internet dan media sosial menjadi sarana yang memfasilitasinya. 

Tentunya masih segar di ingatan kita kasus Audrey yang sempat viral di dunia maya. Ini adalah realita yang harus dihadapi anak-anak sekarang. Apakah kita sebagai orang tua tidak bisa mencegah tumbuh suburnya generasi perisak? Bisa, justru kuncinya ada di kita yang bertanggung jawab mendidik anak agar tidak menjadi pelaku bullying. 

Ajarkan anak tentang nilai-nilai yang dianut keluarga 

Ada banyak alasan kenapa seorang anak menjadi pelaku bullying, rasa tidak aman, rasa tertekan, kurangnya cinta yang diterimanya dan atau bahkan meniru cara orang tuanya menyalurkan emosi. Berikan teladan pada anak bahwa Moms sebagai orang tua tidak menoleransi perilaku merisak sama sekali. Tegur anak ketika melakukan perundungan baik yang sifatnya verbal ataupun fisik. Apresiasi setiap perilaku baiknya, agar dia lebih semangat melakukan tindakan yang baik ketimbang yang merusak.

Ajak Anak Bermain Bersama Temannya 

Tidak bisa dimungkiri, anak-anak sekarang jarang sekali menghabiskan waktu mereka bermain di luar bersama teman sebaya mereka. Padahal anak-anak membutuhkan banyak waktu di luar tidak hanya untuk perkembangan motorik mereka, tetapi juga untuk kemampuan sosialnya. Bermain bersama teman sebaya memberikan ruang bagi anak untuk belajar memecahkan masalah, menegakkan batasan, menyelesaikan konflik, dan bagaimana bekerja sama serta berempati. Anak-anak yang mampu melewati peristiwa-peristiwa emosional tanpa intervensi orang dewasa ini punya kans lebih besar untuk tumbuh menjadi manusia yang mampu berempati. Hal yang tidak dimiliki oleh seorang bully

Belajar Bersepakat 

Kemampuan untuk bersepakat mutlak diperlukan seorang manusia agar bisa hidup dengan harmonis bersama manusia lainnya. Sehingga bisa dikatakan mengajarkan anak untuk mampu bersepakat adalah salah satu cara mendidik anak agar tidak menjadi pelaku perundungan. Dengan belajar bersepakat, anak terlatih untuk bernegosiasi dan mencari solusi yang menang-menang bagi semua pihak yang terlibat. Sebaliknya, jika Moms terbiasa menggunakan teknik paksa pada anak, maka anak pun akan belajar bahwa memaksa itu sah dilakukan untuk memperoleh keinginannya. Ini tentunya bisa menumbuhsuburkan bibit seorang bully. Yang tidak kalah pentingnya, isilah tangki cinta anak, agar dia pun tumbuh menjadi anak yang mencintai dirinya sendiri dan mampu menghargai orang lain. 

Apabila anak terlanjur menjadi seorang bully dan Moms kesulitan menanganinya, jangan ragu untuk meminta bantuan konselor, guru, ataupun psikolog anak ya, Moms.