Apakah Moms kesulitan menemukan cara untuk mendisiplinkan si Kecil? Sikap disiplin adalah nilai penting yang perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Namun, menggunakan kekerasan dalam mengajarkan kedisiplinan tidak akan berdampak baik bagi anak. Moms dapat menggunakan teknik gentle discipline dalam mendidik si Kecil.

Penerapan disiplin

Gentle discipline adalah salah satu dari lima tipe disiplin yang ditulis oleh Sarah Ockwell-Smith, seorang ahli parenting. Teknik ini berdasar pada sikap saling menghargai antara orang tua dan anak, serta berfokus pada penerapan disiplin, bukan hukuman.

Penting untuk digarisbawahi, Moms, bahwa sebagaimana cara mendidik yang ideal,  teknik ini tidak menggunakan hukuman fisik dalam bentuk apa pun, serta tidak mempermalukan anak-anak. Sebaliknya, gentle discipline memberikan konsekuensi yang dapat memastikan si Kecil tidak mengulangi kesalahannya di masa depan. Apa saja manfaat dan penerapannya? 

Berorientasi jangka Panjang

Teknik ini tidak hanya berfokus pada perilaku si Kecil pada saat ini, malah membantu Moms untuk melihat dengan spektrum waktu yang lama. Melalui metode ini, Moms dapat mengenali keterampilan yang dibutuhkan anak dan menentukan strategi disiplin yang akan membantu mereka mencapai tujuan. Misalnya, ketika si Kecil perlu belajar bertanggung jawab, Moms akan memberikannya lebih banyak tugas agar ia merasa lebih bertanggung jawab sesuai usianya. Gentle discipline memungkinkan Moms menemukan kekurangan si Kecil dan membantunya untuk mengatasi hal tersebut agar ia dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan bertanggung jawab.

Mengajarkan anak apa yang harus dilakukan

Anak juga dapat mengetahui perilaku mana yang salah dengan teknik ini, Moms. Ia juga akan belajar dari kesalahan tersebut ketika Moms mengoreksi perilakunya. Si Kecil juga diajarkan bagaimana mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang tepat, serta belajar bagaimana membuat keputusan yang sehat

Mengakui adanya perasaan

Jika Moms menerapkan metode ini, secara tak langsung Moms juga mempertimbangkan perasaan anak, dan tidak meremehkannya. Moms sebagai orangtua dapat membicarakan perasaan dengan si kecil, sehingga ia merasa divalidasi dan dianggap.

Berpegang pada keamanan anak

Selayaknya orangtua, Moms juga menekankan keamanan fisik dan emosi si kecil dalam mendidiknya. Anak diajarkan untuk mengevaluasi risiko dan mempertimbangkan pilihan. Ketika si Kecil akan mengambil kesimpulan yang kurang tepat, Moms-lah yang menunjukkan konsekuensi yang akan dihadapinya. Moms yang menggunakan gentle discipline tidak akan menyuruh anak melakukan sesuatu dengan alasan yang otoriter dan tidak jelas.

Menjabarkan ekspektasi dan konsekuensi di awal

Apa pun dapat menjadi media pembelajaran bagi si Kecil, maka penting bagi Moms untuk menjabarkan ekspektasi dan konsekuensi sesuatu,  sebelum hal tersebut ia lakukan. Ini membuat si Kecil paham pada kondisi dan aturan sosial yang berbeda-beda. Ketika anak menyadari aturan sebelumnya, ia memiliki pilihan. Ia tahu apa yang akan terjadi jika ia mengikuti peraturan, atau konsekuensinya jika ia berperilaku tidak baik. Ketika Moms menerapkan gentle discipline, secara bersamaan Moms tidak memaksa anak untuk melakukan sesuatu hanya karena kemauan Moms.

Menggunakan konsekuensi positif dan negatif

Teknik ini berbeda dengan pola asuh yang permisif, Moms. Justru, Moms menawarkan konsekuensi yang efektif dan memiliki tujuan tertentu. Konsekuensi tidak diberikan ketika Moms kecewa atau marah pada si Kecil, tetapi menjadi kesempatan bagi anak untuk belajar. Bagi anak balita, teknik disiplin yang tepat bukanlah meneriakinya atau menghukumnya dengan menghadap tembok, melainkan memberikan pengalihan dari perilakunya yang kurang baik.

Konsekuensi logis dan alami sering digunakan untuk mencegah terulangnya perilaku negatif, sementara time out dapat membiasakan si Kecil untuk istirahat ketika ia marah atau kesal. Agar seimbang, dalam menerapkan kedisiplinan pada si Kecil, sebaiknya Moms juga memberikan perhatian dan dukungan positif ketika anak berperilaku baik agar ia termotivasi.