Kata-kata atau kalimat yang orangtua ucapkan (biasanya berulang kali) berpengaruh kepada seorang anak. Kalimat yang berulang kali Moms atau Dads ucapkan seperti paku akan menancap di dalam pikirannya. 

Kalimat yang Moms ucapkan dan cara mengucapkan dapat mempengaruhi cara si Kecil memandang dunia dan dirinya sendiri. Karena itu penting bagi Moms untuk selalu menyadari perkataan yang dikeluarkan kepada si Kecil.

Berikut 5 kalimat yang  tidak boleh sampai dilontarkan orangtua kepada anaknya, yaitu: 

“Jangan Konyol!”

Ini adalah salah satu ungkapan terburuk untuk dikatakan orangtua kepada seorang anak. Orang tua sering mengatakan ini ketika anaknya sedang marah-marah terhadap sesuatu. 

Kata-kata ini akan menghancurkan perasaan anak, sekaligus  bisa  menghentikan anak untuk terbuka bersikap padamu di masa depan.

Lantas, apa yang harus dilakukan? Sebaliknya, tunjukkan empati dan yakinkan mereka bahwa itu akan baik-baik saja. Tanyakan apa yang dapat Moms lakukan untuk membantu dan biarkan mereka tahu bahwa Moms ada untuk mereka.

"Kamu Bodoh"

Ungkapan lini harus dihindarkan diucapkan, dengan cara dan kondisi apa pun ya, Moms. Salah satu alasan menyebut anak bodoh sangat merusak adalah karena anak mengerti arti dari kata bodoh.

Kalimat ini, sangat berpotensi merusak hubungan orang tua dengan anak. Kalimat ini akan untuk membuat harga diri seorang anak hancur. 

Sebagai gantinya jika anak Moms melakukan sesuatu tanpa berpikir atau keteledoran yang mengakibatkan kerusakan, lebih baik tanyakan penyebab kejadian. Lalu, yakinkan anak bahwa setia orang bisa saja melakukan kesalahan. Namun, ingatkan si Kecil pula cara atau hal apa yang bisa ia lakukan untuk menghindarkan  situasi tersebut terjadi lagi

“Anak Laki-laki dan Perempuan Dewasa Tidak Menangis”

Ideologi gender adalah sistem kepercayaan budaya yang memberi tahu bagaimana  harus merasa dan bertindak menurut gender. Tetapi, memberitahu anak laki-laki dan perempuan untuk tidak menangis, pada dasarnya mengatakan: ia tidak boleh menunjukkan perasaannya. Harus tetap diam.

Bila pemahaman ini yang ditangkap anak, maka akan bisa sangat merusak jiwanya Moms.  Anak laki maupun perempuan boleh saja menangis.  Menjadi pemberani bukan berarti si Kecil tidak boleh menangis dan itu tidak membuat ia merasa kurang sebagai laki-laki atau perempuan. 

Dengan mengatakan ini, ke depan si Kecil pun akan lebih menutup rapat dirinya. Ia  akan enggan membuka diri di masa depan karena merasa orang tuanya  tidak mengerti tentang dirinya. 

“Beri Mereka Pelukan dan Ciuman”

Saat kakek, nenek, paman atau bibinya datang mungkin Moms salah satu orang tua yang menyuruh anak untuk memberikan salam, pelukan atau ciuman.

Boleh saja mengatakan itu. Tapi, anak-anak tidak boleh dipaksa untuk memeluk dan mencium siapa pun yang tidak ia inginkan, termasuk anggota keluarganya sendiri, Moms.

Pakar anak menjelaskan bahwa itu juga merupakan ide yang baik untuk memperkenalkan ide persetujuan diri sejak dini.

Jadi hindarkan untuk mendorong apalagi memaksa anak memberikan salam, pelukan atau ciumana, jika  anak mungkin saja tidak mau.

Sebaiknya tanyakan terlebih dahulu kepada anak apakah ia mau memeluk atau mencium nenek atau kakeknya, misalnya. Jika si Kecil enggan, jangan marah. Cobalah  menerimanya. 

“Kamu Gemuk”

Terakhir, orang tua sebaiknya jangan memakai kalimat apapun yang terkait dengan berat badan anak, seperti “Berat badan kamu naik”, “Kamu chubby,” dan sejenisnya. 

Meski ucapan ringan, namun kata-kata ini mengirim pesan kepada si Kecil bahwa  ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Ini akan membuat si Kecil memiliki citra tubuh yang tidak sehat, harga diri yang rendah dan hubungan yang tidak sehat dengan diet dan olahraga.

Bila memang anak Moms menggemuk atau naik berat badannya, daripada mengatakan kalimat yang sama sekali tidak memotivasi. Lebih baik, Moms dan Dads mencontohkan gaya hidup sehat. Berikan anak menu makanan yang sehat, dan jadikan  olahraga sebagai rutinitas keluarga.

Nah, bagaimana jika Moms terlanjur pernah mengatakan salah satu kalimat di atas? Carilah kesempatan untuk meminta maaf ya, Moms. Dan, cobalah jelaskan dengan bahasa anak bahwa Moms salah menggunakan kata-kata itu.

Baca Juga :Hindari Ucapan Ini pada Teman yang Berduka