Anak-anak cenderung hidup sesuai dengan apa yang Moms yakini. Ungkapan ini dapat diterapkan pada pendidikan anak, Moms, terutama mengajarkan si Kecil untuk percaya diri. Umumnya, kurang rasa percaya diri disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya latar belakang budaya, pengalaman masa kecil, hingga genetik yang berkaitan dengan neurotransmitter di dalam otak.

Peran Moms sebagai orangtua turut andil dalam membangun rasa percaya diri si Kecil. Mulai dari hal yang Moms lakukan, kata-kata yang Moms katakan, hingga perasaan yang Moms ekspresikan, berkontribusi pada tingkat kepercayaan diri buah hati. Berikut beberapa tip untuk membangun kepercayaan diri pada si Kecil:

Kasih sayang dan penerimaan

Tiap orangtua pasti sayang dan mencintainya anaknya. Namun, apa mereka tahu? Berikan mereka cinta dan penerimaan melalui tindakan dan perkataan. Si kecil perlu tahu bahwa mereka dicintai dan diterima oleh Moms, apa pun kelebihan dan kekurangannya. Cinta tak bersyarat adalah fondasi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh menjadi manusia yang percaya diri. Terpenting, hormati mereka ya, Moms.

Fokus pada kelebihan, hadapi kelemahan

Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk anak-anak. Orangtua yang positif berfokus pada proses atau perkembangan positif pada anak. Namun, bukan berarti Moms mengabaikan kesalahan anak kesayangan. Tetap bantu ia untuk belajar dari kesalahan, juga untuk menerima kegagalan. 

Tidak ‘menyelamatkan’ anak

Sudah menjadi sifat alamiah orangtua untuk melindungi anaknya, bahkan rela melakukan apa saja untuk melindunginya dari perasaan kecewa, sakit, atau kalah. Namun, ini dapat menjadi bumerang bagi anak, Moms, karena ‘menyelamatkan’ anak dari semua hal justru dapat menghambat kemampuannya dalam memecahkan masalah. Moms bisa mengulurkan tangan untuk menolong, hanya pada saat anak betul-betul berada di situasi di luar kemampuannya.

Biarkan anak mengambil keputusan

Pengambilan keputusan adalah kemampuan yang penting dalam hidup. Ini juga perlu dipelajari oleh anak untuk menjadi individu yang percaya diri. Walau begitu, anak-anak belum cukup dewasa untuk mengambil semua keputusan sendiri. Salah satu cara yang paling mudah untuk membiasakannya adalah dengan memberikan anak dua pilihan, misalnya memilih pakaian dari lemari, dan panjang rambut. Dengan cara ini, Moms bisa sekaligus mengajarkan tanggung jawab pada anak.

Mengembangkan kemampuan spesialnya

Anak-anak memiliki ketertarikan yang berbeda-beda, ada yang suka menari, ada yang memiliki rasa penasaran tinggi dan suka membaca. Mulai temukan bakat atau ketertarikan tersebut sejak dini, dan dorong ia untuk mengembangkannya. Misalnya, memasukkannya ke kelas melukis, atau memberikannya alat tulis dan buku. Memfasilitasi skill anak untuk berkembang dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya. 

Mengekspresikan emosi dan perasaan

Anak yang memiliki rasa percaya diri tinggi cenderung lebih nyaman mengekspresikan emosi dan perasaannya dibanding anak yang kurang percaya diri. Ekspresi ini ditunjukkan dengan porsi yang sesuai. Ekspresi yang berlebihan, bahkan agresif menunjukkan bahwa anak memiliki kondisi khusus dan butuh konsultasi pada ahli untuk menyelesaikannya. Kepercayaan diri adalah tentang kemampuan untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat, sekaligus tahu bagaimana untuk tetap tenang.

Memuji ketika mereka layak mendapatkannya

Mudah untuk menegur anak yang melakukan kesalahan, namun seringkali orangtua lupa untuk memberi si Kecil apresiasi ketika ia berhasil melakukan sesuatu. Apresiasi bukan berarti selalu memujinya untuk setiap tiap hal yang ia lakukan. Namun,  lebih kepada pujian yang diberikan ketika anak telah berusaha keras untuk mencapai sesuatu. Pujian juga tidak perlu berlebihan, sesederhana “good job!” ketika si Kecil rutin membereskan mainannya sendiri tanpa perlu diingatkan.