Memiliki anak setelah menikah adalah anugerah yang didambakan banyak pasangan suami istri. Namun, dalam perjalanannya, kadang tidak semudah yang dibayangkan. Masalah kesuburan banyak membayangi pasangan-pasangan yang bahkan masih berusia muda. 

Bahkan, menurut laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, telah terjadi angka penurunan fertilitas wanita di Indonesia dibandingkan data tahun 2012. Tentunya hal ini membuat Moms dan Dads bertanya-tanya, apa sajakah yang memengaruhi kesuburan itu sebenarnya. Manakah yang fakta, dan mana yang hanya mitos belaka. Nah, biar tidak salah kaprah, mari kita bahas satu persatu beberapa fakta dan mitos seputar kesuburan yang perlu Moms dan Dads tahu. 

Hormon Reproduksi Harus ‘Seimbang’ 

Dikutip dari laman New York Times, Jen Gunter, M.D menulis bahwa ini adalah mitos yang paling terkenal di ruang obgyn di seluruh Amerika Utara dan merupakan tersangka utama penyebab banyaknya tes hormonal yang sebenarnya tidak perlu. Ketika ada gejala abnormal yang dialami, ya data tes hormonal menjadi perlu, tetapi dibandingkan dengan angka mitos, dokter akan membandingkan dengan gejala yang dialami pasiennya. Penggunaan konsep ‘keseimbangan’ ini mungkin terdengar alami, tapi tidak pas untuk menggambarkan hal faktual yang terjadi di tubuh kita. 

Orgasme Penting untuk Konsepsi 

Banyak yang berpikir bahwa untuk terjadinya pembuahan, orgasme wanita diperlukan. Faktanya, orgasme wanita tidak berpengaruh pada kesuksesan sebuah konsepsi. Jadi, tidak perlu dibawa stres jika tidak bisa orgasme saat sedang penetrasi ya, Moms. Pasalnya, orgasme wanita sendiri hanya terjadi pada 25-33% pada saat penetrasi.

Laki-laki Subur Selamanya

Tidak sedikit yang berpikir bahwa laki-laki bisa memiliki anak bahkan ketika sudah berumur 80-an. Memang tidak bisa dimungkiri, ada saja orang yang kita tahu memiliki anak di usia senja. Tapi, faktanya, laki-laki di atas usia 51 tahun lebih tidak responsif terhadap pengobatan infertilitas. Semakin tua, risiko disfungsi ereksi dan kualitas sperma pria pun menurun. Memang jika dibandingkan dengan wanita masa menopause mereka datang cenderung lebih lambat, namun bukan berarti mereka akan subur selamanya. 

Terlentang Setelah Berhubungan Meningkatkan Kemungkinan Sukses 

Apakah Moms pernah mendengar nasihat untuk tidak langsung berdiri setelah berhubungan, supaya memberi waktu bagi sperma Dads untuk mencapai telur Moms? Ternyata saran ini tidak punya dasar ilmiahnya, Moms. Belum ada penelitian yang mendukung pernyataan ini. Nah, adakah mitos yang sempat Moms percaya?