Ciuman merupakan bagian dalam hubungan intim suami istri. Berciuman menjadi langkah penting untuk penghangat suasana. 

Tetapi,  jika ciuman panas hanya terjadi sebelum hubungan seksual, menurut David Clarke, psikolog keluarga dan penulis buku Kiss Me Like You Mean It,   itu bisa menjadi sinyal gairah di antara pasangan mulai menurun. Apalagi jika sampai menganggap ciuman erotis hanya pantas di lakukan saat foreplay atau berhubungan suami istri. Ini kesalahan besar. 

Jadi, untuk selalu meningkatkan temperatur pernikahan Moms, coba praktIkkan tip berciuman berikut ini: 

Ciuman demi untuk berciuman

Berciuman layak mendapatkan peringkat tertinggi sebagai tindakan untuk memberi perhatian terhadap pasangan. Bukan hanya sebagai kode untuk menantikan malam yang hangat, atau sebagai foreplay.

Suami istri sah-sah saja -malah disarankan- memperbanyak ciuman hangat. Misalnya, di tengah kesibukan untuk segera berangkat bekerja atau kerepotan  mengasuh anak. Bukan hanya sekadar melambaikan tangan atau mengecup sekilas pasangan.  

Libatkan tubuh 

Jangan sampai seni bermesraan hilang dalam kehidupan perkawinanan. Berciuman setelah menikah justru harusnya lebih hot dibandingkan sewaktu pacaran. Karena,  semuanya sudah sah untuk dilakukan  oleh Moms dan Dads bukan?

Karena itu, Clarke menyarankan, agar melibatkan pelukan dan gerakan tubuh lainnya saat berciuman.  Gunakan lengan Moms untuk memeluk Dads. Berikan elusan lembut di wajah, di punggung atau di bahu. Saat Dads mengusap lembut leher, Moms misalnya bisa meremas lembut lengannya untuk  menggoda. 

Gantikan menyapa dengan ciuman

“Bagaimana kabar kantor hari ini?”, mungkin demikian Moms menyapa Dads yang baru pulang kerja. Sapaan seperti ini seringkali membosankan ya, Moms. 

Nah, Clarke menyarankan untuk memberikan saja ciuman. Sapaan intim dan fisik juga bisa menjadi zona penyangga bagi suami istri yang hiruk pikuk dengan kerja dan kehidupan dalam mengasuh anak. Gerakan tanpa suara ini, walaupun hanya dilakukan beberapa detik, bisa membuat istirahat malam ini menjadi lebih indah dan nyaman. 

Mainkan Kiss and Tell 

Ada beberapa orang yang tidak suka berciuman. Mungkin kegiatan ini menyebabkan ketidaknyamanan fisik atau emosional. Atau, mungkin merasa dirinya adalah pencium yang buruk, sehingga melewatkan ciuman. 

Bila ini yang menjadi masalah, Moms dan Dads juga bisa memainkan permainan sederhana “Kiss and Tell".  Mulailah dengan meminta pasangan untuk berdiri diam selama satu menit, saat Moms menciumnya seperti Moms ingin dicium. Balikkan peran. Dan terbukalah masing-masing tentang ciuman yang dilakukan, hingga akhirnya menemukan the perfect kiss.

Buka mata 

Jadikan ciuman sebagai pengalaman yang membuka mata – secara harfiah! Canggung? Bisa jadi pada awalnya. Saling mencium dengan membuka mata itu sebenarnya bagus, lho. Saling menatap dalam-dalam saat berciuman memaksa kita untuk menghadapi rasa tidak aman. Plus, ciuman terbuka membuat kita tetap di masa sekarang. 

Fokus pada kuantitas dan kualitas  

Rhett Butler, romantis ikonik di film Gone With the Wind, memeluk kekasihnya sambil berkata: "Kamu harus dicium, sering dicium, dan oleh seseorang yang tahu caranya." 

Hal yang sama berlaku untuk Moms dan Dads! Saling menghujani ciuman. Clarke menyarankan, ketika satu kecupan sepertinya  berhasil, pilihlah untuk berlama-lama melakukannya. Dan, lakukan dalam beberapa kesempatan. Berfokus pada kuantitas dan kualitas akan mempertahankan aliran perasaan romantis, sehingga tidak ada lagi musim ‘kering’ dalam pernikahan Moms.

Tetap berciuman

Tidak diragukan lagi, ada hari-hari di dalam perkawinan yang membuat Moms kesal, sebal dan rasanya malas melihat Dads. Boro-boro mau menciumnya. Tapi di hari mengesalkan, Clarke menyarankan untuk tetap tidak meninggalkan ciuman. Moms harus terlibat dalam perilaku romantis terlebih dahulu, baru perasaan gairah dan keintiman akan datang, begitu saran Clarke. 

Pernikahan didasarkan pada mencintai dan menghormati pasangan apa pun yang terjadi. Dengan rajin mempraktikkan ciuman yang bisa menjadi penyampai pesan  lantang dan jelas rasa cinta Moms berdua Dads.