Moms pernahkah merasa kesal gara-gara setelah berhubungan intim Dads malah tertidur? Padahal, maunya kan setelah bercinta yang hot ini melakukan pillow talk, smoochy-smoochy atau pelukan penuh kemesraan. Ini kok, malah ditinggal tidur. Hadeuuh. 

Moms jangan curiga dulu Dads malas berkomunikasi dengan Moms. Ada penjelasan ilmiahnya, Moms. Yuk, kepo-in penjelasan di balik pria lebih cepat tidur setelah berhubungan intim daripada wanita.

Seks lebih melelahkan bagi pria

Seks itu aktivitas yang melelahkan secara fisik. Ini sebenarnya berlaku, baik bagi Moms maupun Dads. Namun, menurut Mark Leyner dan Billy Goldberg, M.D., penulis buku Why Do Men Fall Asleep After Sex? akitvitas intim bisa menguras tenaga pria. Ini lantaran  pengerahan tenaga saat bercinta dan meraih klimaks itu menghabiskan otot-otot penghasil energi glikogen sehingga membuat ia merasa mengantuk. Dan, karena pria memiliki lebih banyak massa otot daripada wanita, maka pria pun menjadi lebih lelah setelah aktivitas seksual ini. 

Jadi wajarlah Dads jadi merasa lebih lelah dan mengantuk. Apalagi, aktivitas intim ini kan biasanya dilakukan di malam hari. Waktunya yang pas untuk tidur. Lampu kamar tidur juga redup. Klop sekali mengantar Dads untuk segera tidur.

Efek setelah orgasme yang berbeda

Pada wanita, efek pasca orgasme justru membuatnya jadi sangat fokus. Mengapa ini terjadi? Penyebabnya orgasme pada wanita itu dibangun dengan fokus penuh untuk mencapai kepuasan, membuatnya menjadi buta terhadap stimulan lain, baik secara fisik atau mental.

Sebuah studi di tahun 2005 dari Belanda menunjukkan saat bercinta itu wanita menjadi sangat terfokus pada sensasi dan kesenangan, daripada memikirkan cinta, kekhawatiran, atau hal lainnya. Tapi, begitu  klimaks, kesadaran tubuhnya kembali berikut pula kecerdasan emosionalnya.

Sementara itu, setelah pria mencapai orgasme biasanya mengalami masa pemulihan (refraktori), yang membuat ia tidak dapat kembali terangsang dengan cepat. Ditambah dengan faktor kelelahan jelas membuat pria pada umumnya cenderung “menyerah” dan ingin langsung tidur. 

Pria (nyaris) selalu mencapai orgasme

Setiap kali berhubungan intim, seorang pria bisa dipastikan mencapai orgasme. Ada sih yang tidak, tapi kejadian terbilang langka. Sementara wanita (jujur saja ya Moms…) tak selalu bisa mencapai orgasme sewaktu berhubungan intim. Ini yang mencegah wanita menghasilkan hormon pemicu ngantuk. 

Setelah bercinta, coba perhatikan Moms cenderung lebih waspada dan segar, karena tidak melewati periode orgasme yang sama seperti Dads. Moms  justru menantikan babak afterplay untuk mencapai orgasme atau setidaknya kemesraan yang manis. Sayangnya, di saat ini Dads justru ingin bobo. 

Kerja hormon setelah orgasme

Setelah orgasme, baik Dads maupun Moms sama-sama melepaskan zat kimia oksitosin, prolaktin, gamma amino butyric acid (GABA), dan endorfin. Masing-masing berkontribusi pada perasaan santai dan mengantuk setelah seks. Hormon oksitosin juga disebut sebagai ‘hormon berpelukan’ karena cenderung menimbulkan kebutuhan untuk memperkuat ikatan batin dengan pasangan.  Moms jadinya ingin disayang, ingin dipeluk setelah bercinta. 

Sayangnya tidak demikian pada Dads. Dalam sebuah penelitian, oksitosin terbukti justru dapat menumpulkan perilaku intim pria. Ini karena oksitosin memicu pelepasan melatonin, hormon pemicu ngantuk.

Nah begitulah Moms penjelasan ilmiah tentang penyebab Dads begitu mudah tertidur setelah bercinta. Jadi simpan ya rasa curiganya.

^IK