Saling jujur dan terbuka memang penting untuk membangun kepercayaan antara suami istri. Moms berharap Dads bisa membagi semua yang ia pikirkan, rasakan, harapkan dan sebagainya. Begitu pun Dads, bisa jadi mengharapkan hal yang sama dari diri Moms. 

Keterbukaan juga menjadi kunci penting untuk terciptanya komunikasi bersama pasangan. Dengan komunikasi, Moms dan Dads lebih mudah dalam mempertahankan perkawinan. 

Namun, haruskah Moms terbuka atau memberitahu segala hal pada Dads? Coba simak pendapat pakar relationship tentang ini: 

Terbuka pada pasangan atau simpan sendiri?

Jawabannya: Ternyata para ahli lebih menyetujui agar Moms tidak harus bersikap terbuka untuk segala hal. Cora Boyd, pakar relationship, mengatakan normal saja jika Moms ingin menyimpan tentang suatu hal yang Moms rasakan atau pikirkan untuk diri sendiri. Tidak semua hal harus dicurahkan habis-habisan kepada Dads. 

Tidak perlu merasa bersalah, dan menganggap ketika Moms melakukannya itu berarti seolah-olah Moms ‘menyelingkuhi’ perkawinan. Nggak laaah…. Itu wajar terjadi dalam suatu pernikahan.  

Faktanya, menyimpan beberapa pemikiran untuk diri sendiri kadang-kadang dapat bermanfaat. Ini terutama jika  Moms menimbang hal tersebut dikemukakan, sepertinya tidak akan memberikan kontribusi positif  pada hubungan bersama Dads. Terlalu jujur terkadang menyakitkan lho, Moms. 

Selain itu, merahasiakan beberapa pemikiran juga dapat membantu Moms mempertahankan identitas individu saat menjalin hubungan. Menikah bukan berarti semuanya harus bersama. Moms perlu memiliki individualitas sendiri. Sehingga, Moms akhirnya tidak merasa kehilangan identitas pribadi. 

Batasan keterbukaan

Lantas, kapankah sesuatu itu perlu untuk diungkapkan kepada pasangan atau sebaliknya cukup disimpan dalam hati saja? Ini beberapa hal yang perlu Moms pertimbangkan: 

Jangan kebablasan

Moms, jika ada masalah yang mengganjal di hati, boleh banget Moms bicara dengan pasangan. Moms tidak perlu takut berkonflik. Tak semua keterbukaan (meski menyakitkan) berakhir dengan pertengkaran.

Nah, jika Moms lebih memilih curhat kepada orang lain daripada kepada suami sendiri tentang apa yang sebenarnya Moms rasakan, ehhmmm…. ini bisa jadi tanda tanya besar: Masih sehatkah hubungan Moms berdua Dads?

Komunikasi terbuka bagaimanapun merupakan salah satu pondasi hubungan suami istri yang sehat. Jadi, tetap utamakan sikap terbuka dan jujur, ya. Moms tinggal putar otak untuk mencari cara menyampaikannya agar hubungan harmonis tetap terjaga.

^IK