Para Moms yang bekerja di kantor nine to five, ditambah waktu perjalanan yang cukup panjang karena macet atau lainnya, selama lima hari dalam seminggu, harus ikhlas menerima kenyataan tidak mempunyai banyak waktu untuk keluarga. Kalau pun ada sedikit waktu di rumah, Moms akan menebusnya dengan memberi perhatian yang lebih pada anak-anak. Perhatian yang tercurah pada anak-anak, seringkali membuat Moms lupa bahwa hubungan dengan pasangan juga sama pentingnya untuk dipupuk.

Namun, tidak perlu sampai overthinking di malam hari, Moms. Karena sesungguhnya menjaga hubungan harmonis dengan pasangan tidak menjadi tanggung jawab Moms seorang, pasangan juga perlu berusaha untuk menjalankan perannya sebagai ayah dan pasangan yang baik dan menghasilkan hubungan yang sehat.

Bagi pasangan yang sama-sama bekerja, mengurus anak dan rumah tangga, menjaga keharmonisan rumah tangga, memang  menjadi tantangan tersendiri. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kurang waktu, lebih banyak kewajiban, tekanan, dan gangguan lain. 

Tapi Moms, pernahkah Moms merenungkan kapan terakhir kali menghabiskan quality time berdua? Sekadar menikmati film favorit atau berwisata kuliner, mungkin? Jika Moms mengernyitkan kening untuk mengingat, itu menandakan Moms memang kekurangan waktu untuk berdua. Nah, berikut tip yang bisa Moms lakukan untuk menjaga hubungan  tetap harmonis bersama pasangan meski waktu terbatas: 

Mengerjakan tugas pasangan seminggu sekali

Apakah pasangan Moms biasanya memisahkan sampah di rumah? Mengganti bohlam? Pilih salah satu pekerjaan rumah yang biasanya ia lakukan, dan gantikan sekali seminggu. Tipnya, jangan harapkan ucapan terima kasih atau bahkan hadiah. Tujuannya adalah untuk membuat hidup pasangan sedikit lebih ringan. Praktik altruism ini jika dilakukan secara rutin—walau awalnya terpaksa—dapat membuat pernikahan lebih bahagia. Bonusnya,  jika si pasangan juga melakukan hal yang sama.

Memahami bahwa tidak bahagia dalam pernikahan adalah normal

Mayoritas pasangan suami-istri merasa kurang puas dengan pernikahannya setelah tujuh tahun menikah. Memproyeksikan citra kebahagiaan, kepuasan, atau kesempurnaan justru dapat menetapkan standar yang tidak realistis bagi orang-orang di sekitar Moms, termasuk anak-anak, dan dapat melukai pernikahan. Menerima bahwa pernikahan kurang sempurna merupakan langkah awal bagi Moms dan pasangan untuk mencari jalan keluar bersama. Lagipula, langkah pertama untuk menyelesaikan masalah adalah dengan mengakui bahwa masalah tersebut ada, bukan?

Membuat kejutan

Banyak ahli meyakini bahwa kebosanan menjadi penyebab utama retaknya pernikahan modern. Perasaan ini mengarah pada kegelisahan, kejengkelan, perselingkuhan, dan perdebatan. Cara mencegahnya, Moms dapat mencoba untuk memberi kejutan kecil, seperti hadiah sederhana, kencan makan siang secara spontan, hingga berdandan seperti masa-masa pacaran dulu. Sedikit percikan dan debaran jantung dapat membuat hubungan kembali menarik.

Setiap satu keburukan, lima kebaikan

Tiap kali pasangan Moms melakukan sesuatu yang membuat Moms marah, tuliskan. Di sisi lain kertas, tulis juga lima hal baik tentangnya, tidak harus berkaitan. Moms akan menemukan bahwa mengingat hal positif dapat meredakan kemarahan, dan secara tak sadar, Moms telah memiliki daftar panjang alasan mengapa Moms menikahinya.

Bicara dan dengarkan

Ketika kedua belah pihak, Moms dan pasangan, sama-sama sibuk, coba untuk tetap menjalin komunikasi, walau 10 menit di pagi hari. Komunikasi menunjukkan kepedulian dan kasih sayang Moms satu sama lain. Sebaliknya, ketika ia berbagi cerita atau keluhan kantor, misalnya, hadir dan dengarkan. Begitu pun sebaliknya. Mendengarkan dapat membuat orang merasa dihargai dan dicintai.