Rasa saling percaya merupakan salah satu elemen penting dalam perkawinan. Berkurang atau hilangnya rasa saling percaya akan membuat perkawinan Moms dan Dads dipenuhi rasa saling curiga dan prasangka. Dan, akhirnya perkawinan dipenuhi percekcokan, kebahagiaan pun sirna, yang mengantarkan pada jurang perceraian.
Meski Moms dan Dads memiliki ikatan cinta yang kuat, tetap perlu mengusahakan membangun rasa saling percaya. Berikut beberapa cara yang perlu dilakukan untuk membangun rasa saling percaya.
Selaraskan kata-kata dan tindakan
Dalam hubungan apa pun, apalagi hubungan penting seperti perkawinan, kepercayaan itu akan tumbuh ketika kata-kata secara konsisten sesuai dengan tindakan. Begitu antara kata dan tindakan tidak selaras, di sinilah rasa percaya itu akan terkoyak. Moms misalnya mengatakan ingin berhemat, nyatanya bolak balik barang pesanan online datang. Ini jelas akan mengurangi kepercayaan Dads terhadap Moms, khususnya soal pengelolaan keuangan.
Namun, namanya manusia terkadang berbuat kesalahan. Menurut terapis pernikahan dan keluarga di California, Amber Trueblood, bila suami atau istri menyadari tindakan salah, segera lakukan koreksi agar kepercayaan itu tetap ada. Tepati janji untuk komitmen tidak melakukan kesalahan yang sama agar kepercayaan itu bisa terjalin lagi.
Komunikasi terbuka
Ini modal untuk membangun kepercayaan. Jangan merahasiakan apa pun dengan pasangan. Semakin banyak rahasia yang disimpan, semakin buruk hasilnya. Kerahasiaan itu akan mengikis kepercayaan secara perlahan, seperti racun yang menjalari tubuh, ia akan merusak dari dalam suatu hubungan perkawinan.
Ungkapkan perasaan
Dalam perkawinan, terlebih sudah jalan beberapa tahun itu banyak membuat pasangan lebih banyak mengungkapkan kritikan, kekesalan maupun kekecewaan. Dalam perkawinan itu penting untuk tetap selalu menunjukkan perasaan dan cinta. Sangat penting membuat pasangan mengetahui bahwa Moms mencintainya. Begitu harusnya Dads terhadap Moms. Ungkapan rasa cinta ini tidak hanya dengan kata-kata. Lakukan juga dengan tindakan. Ungkapan perasaan membangun rasa percaya dan mendorong pasangan untuk terbuka kepada Moms.
Tunjukkan rasa menghargai
“Kamu adalah orang yang paling luar biasa di hidupku. ...”
“Semua yang Papa lakukan selalu sukses bikin aku bahagia. ...”
“Terima kasih ya sayang, sudah membuat hidupku terasa menyenangkan”
Itu antara lain contoh Moms menghargai Dads. Tapi, rasa menghargai tak harus selalu disampaikan dalam kata-kata. Moms maupun Dads bisa menunjukkan rasa menghargai pasangan itu misalnya dengan memprioritaskan menghabiskan bersama keluarga dibandingkan kegiatan lainnya.
Paling mudah menunjukkan rasa menghargai adalah mencoba mendengarka dan berusaha memahami pandangannya. Ini bukan berarti harus selalu menyetujui semua pendapat pasangan, tapi setidaknya berilah waktu dia mengungkapkan, dan Moms dengarkan.
Kompromikan nilai-nilai
Menurut Saba Lurie, terapis pernikahan dan keluarga di California, memang cukup sulit untuk memercayai pasangan ketika Moms merasa nilai-nilai bertentangan. Jika ini masalahnya, coba duduk berdua, dan bicaralah. Sebutkan nilai-nilai atau moral yang Moms pegang. Sebaliknya Dads juga demikian. Cobalah bertukar pikiran tanpa emosi. Bicarakan hal inti saja.
Jujurlah…
Bahkan jika Moms tidak memutar cerita atau dengan sengaja membohongi Dads, siap-siap jujur harus selalu dijunjung. Jangan abaikan prioritas kejujuran dalam hubungan. Jika Moms tidak menyukai sesuatu yang dikatakan pasangan Dads, beri tahu dirinya. Jika Moms bertemu dengan mantan gebetan dan Moms tahu itu tidak memiliki makna romantis di baliknya lagi, beri tahu pasangan.
Bagaimana dengan white lies? Bohong putih seringkali dianggap bukan masalah besar. Padahal, bohong putih ya bagaimana pun merupakan kebohongan. Jadi, seiring waktu, kebohongan putih yang sering dilakukan itu dapat dengan mudah mengikis kepercayaan dalam perkawinan.
Ucapkan maaf
Jika salah, minta maaf ya Moms…..Ketidakmampuan untuk mengakui kesalahan adalah cara mudah untuk kehilangan kepercayaan diri seseorang. Bagaimana pun kita bukan manusia sempurna, tak luput dari kesalahan. Bersedia mengakui bahwa Moms telah membuat kesalahan itu dapat menunjukkan kepada Dads bahwa Moms lebih peduli dengan hubungan itu daripada harus selalu menjadi benar. Ini akan jadi poin penting membangun kepercayaan dalam perkawinan.
Fokus pada koneksi
Hadirnya si Kecil menyemarakkkan rumah tangga. Namun, tak bisa dipungkiri juga kesibukan mengurus anak, apalagi masih kecil-kecil, membuat waktu terasa sempit. Kalaupun ada waktu luang, rasanya Moms lebih menyukai untuk merawat dan memanjakan diri sendiri. Ini jangan dilakukan Moms. Tetap prioritaskan koneksi antara Moms dan Dads karena penting menjaga ‘kedekataan’ dalam rangka menjaga rasa percaya.
Jika Dads merasa jauh dari Moms, akan sulit untuk mempercayai Moms, bahkan jika niat Moms baik. Saat Moms memiliki waktu luang, meskipun itu 30 menit sebelum tidur, dengarkan Dads bicara. Atau, duduklah dan nonton bersama serial TV yang bagus
Ciptakan keamanan emosional
Tanpa rasa aman emosional dalam suatu hubungan, tidak mungkin mempercayai seseorang. Jika kepercayaan goyah, berusahalah untuk menciptakan lingkungan yang dapat merasa bebas untuk berbagi kebutuhani ini, dan bertujuan untuk menghormati kebutuhan tersebut semampu Moms dan Dads bisa lakukan.
Membangun rasa percaya bukan pekerjaan mudah. Rasa percaya ini pun bukan dibangun dalam waktu semalam. Jadi jika Moms dan Dads saling memercayai, jangan biarkan kepercayaan ini terkikis atau terkoyak. Sebaliknya, lakukan berbagai hal di atas untuk memperkuatnya.
^IK