“Dulu, hanya bergandengan tangan saja, jantung sudah berdegup lebih keras. Sekarang kok, rasanya datar-datar saja ya. Padahal usia pernikahan baru  masuk tahun ke-5,” ungkap seorang Moms tentang kehidupan seksualnya. 

Apakah Moms merasakan hal yang sama? Gairah seksual atau libido memang menjadi pendorong keintiman suami istri. Masalahnya, gairah seksual tak jarang menurun dalam kehidupan perkawinan. Tidak seperti pengantin baru yang menggebu-gebu, Moms menjalani kehidupan intim seperti rutinitas, malah jika kalau bisa menghindarinya. 

Apa penyebabnya gairah seksual ini menurun? Baca beberapa alasannya. 

Perubahan hidup yang signifikan dan stresor

Perubahan hidup yang signifikan memengaruhi setiap kehidupan Moms, termasuk kehidupan di ‘kamar tidur’ Moms dan Dads. Perubahan hidup ini bisa perubahan positif maupun negatif. 

Perubahan positif itu seperti Moms pekerjaan atau peluang usaha baru atau kehamilan.  Untuk perubahan negatif, contohnya pemutusan hubungan kerja, pindah ke daerah asing yang bukan harapan Moms.

Perubahan hidup yang besar ini dapat meningkatkan stres dan menurunkan dorongan seks. Perubahan itu akan membuat pikiran  Moms sibuk melakukan penyesuaian. Ketika pikiran Moms mengembara menghadapi tantangan perubahan,  mungkin, sulit untuk menjadikan pikiran Moms fokus pada gairah seks. Inilah sebabnya libido Moms mungkin akan terpengaruh secara negatif alias menurun.

Khusus pada seorang Moms, perubahan hidup yang paling jadi biang kerok peredam libido-nya adalah status sebagai ibu baru. Mengapa?

Kurang percaya diri atau perubahan fisik

Ketika seseorang merasa menarik dan percaya diri, biasanya cenderung mengejar dan menikmati seks. Sebaliknya terjadi jika seseorang memiliki harga diri yang rendah, atau merasa dirinya kurang OK, khususnya di mata pasangan hidupnya. Pikiran dan perasaan negatif ini akhirnya akan menggerogoti kehidupan intim. Moms yang tidak pede, misalnya mencari-cari alasan untuk menunda seks, atau menghindarinya sama sekali.

Perubahan fisik sewaktu kehamilan dan pasca melahirkan termasuk perubahan drastis yang memengaruhi wanita, terutama bila ia membandingkan dirinya dengan bentuk tubuh sebelumnya atau membandingkan dengan sesama Moms lainnya. 

Itu adalah alasan lain yang memengaruhi new moms mengalami  penurunan libido. Melihat di kaca terdapat  gelambir lemak bertebaran dan goresan stretch mark di beberapa bagian tubuh, membuat percaya diri pun terkikis, bahkan di depan suami sendiri. Akhirnya, Moms memilih menghindar untuk bercinta. “Malu, nanti saja kalau tubuh sudah lebih langsing,” alasan Moms.

Padahal, semua perubahan itu seharusnya disikapi merupakan bukti kekuatan seorang ibu. Gelambir perut itu merupakan jejak kekuatan otot perut Moms, otot panggul dan punggung Moms dalam menopang kenyaman si Kecil selama 9 bulan lamanya. Jadi, itu semua perubahan itu bukan hal memalukan secara fisik.  

Dalam pengobatan

Sebagian obat memiliki efek samping, dan penurunan libido adalah salah satu cukup umum terjadi. Beberapa obat tersebut menciptakan gejala fisik yang tidak menyenangkan, seperti kekeringan vagina atau mempengaruhi hormon yang mengatur hasrat seksual. Obat yang memengaruhi gairah seksual ini seperti obat yang mengandung antidepresan, obat jantung, obat tekanan darah, kontrol kelahiran hormonal atau antihistamin.

Kondisi medis kronis

Ketika Moms mengalami kondisi medis kronis,  tidak mengherankan bila hasrat seksual layaknya garis mendatar. Kondisi medis kronis ini menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan atau kesulitan tertentu, misalnya merasa mual, nyeri, pusing, kelelahan dan sebagainya. Untuk mengatasi kesulitan dan ketidaknyamanan akibat sakit ini saja sudah sulit. Jadi, boro-boro deh terpikir untuk meraih kesenangan fisik, seperti melalu bercinta.

Di samping itu, obat -obatan yang diperlukan untuk terapi penyakit juga dapat berdampak pada libido, seperti yang disebutkan di atas.

Bukan hanya sakit fisik,  kondisi kesehatan mental juga dapat berdampak pada gairah seksual. Bila  depresi atau stres yang dialami akan membuat Moms menghentikan pencarian untuk seks yang menyenangkan. Kecemasan, rasa tertekan, dan mood swing akibat depresi membuat Moms akan  sulit untuk fokus selama saat -saat intim. 

Berhati-hati juga dengan perasaan tidak dicintai. Perasaan yang sebenarnya bisa jadi hanya prasangka ini pun dapat membunuh gairah Moms untuk bercinta.

Moms… bila disimak menurunnya gairah seksual itu lebih banyak bersumber dari pikiran dan perasaan Moms. Jadi, cobalah tetap merasa bahagia, berharga dan dicintai untuk apa pun kondisi Moms agar api bercinta ini selalu menyala.

^IK