Moms frustasi karena kesulitan meraih orgasme. Jangan sedih, Moms. Langkah awal, Moms memang perlu mencari tahu dulu penyebabnya. Dengan mengidentifikasi penyebab ketidakmampuan Moms untuk orgasme, nantinya akan memudahkan Moms mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencari solusinya.

Di bawah ini adalah hal yang Moms bisa dilakukan untuk mengatasi beberapa permasalah terkait kegagalan Moms mencapai orgasme. Baca, dan praktekkan ya Moms….

Orgasme VS stres dan kecemasan

Untuk mengatasinya, menurut Michelle Herzog, LMFT, terapis seks dan Direktur klinik The Center for Modern Relationships, Moms perlu memiliki rutinitas perawatan diri yang Moms lakukan sebelum lonceng waktu bercinta bersama Dads berdentang. 

Banyak hal bisa Moms Lakukan. Antara lain, Moms bisa melakukan meditasi selama beberapa menit, mendengarkan musik yang menenangkan, atau mendapatkan pijatan sensual dari Dads.

Kegiatan untuk melatih konsentrasi dan olah napas itu bisa menurunkan level stres dan kecemasan. Selain itu, dapat membantu Moms fokus pada hubungan intim di saat ini, dan menikmati kesenangan Moms sendiri.

Berkomunikasilah dengan Dads. Ungkapkan kepada Dads pikiran dan kecemasan yang memenuhi pikiran Mom. Bahkan, Moms boleh saja minta waktu beberapa menit untuk berhenti sejenak dari aktivitas seks hingga Moms  dapat ‘memulihkan’ diri.

Orgasme VS  rasa tertekan untuk mencapai orgasme

Bila ini yang Moms rasakan, coba deh Moms hilangkan. Daripada melihat orgasme sebagai tujuan utama seks, cobalah untuk lebih menekankan pada keseluruhan pengalaman dan kesenangan seksual secara umum.

Moms lebih pusatkan perhatian pada sensasi yang Moms alami selama bercinta, dan menikmati kesenangan kebersamaan dengan Dads ketimbang memenuhi pikiran Moms tentang seperti apa "seharusnya" seks itu. Kuncinya di sini, menurut Michelle, adalah menjadi fleksibel dan mengubah pola pikir pada fakta bahwa seks tidak perlu harus dengan cara tertentu.

Orgasme VS rasa malu terhadap seksualitas dan seks

Untuk ini, memang perlu diupayakan dulu agar Moms bisa melupakan asosiasi negatif yang Moms miliki terhadap seksualitas dan seks. Moms perlu lebih  terbuka dan punya cara pandang baru tentang seks dan seksualitas. Berikut beberapa langkah untuk memulainya dari Natasha Helfer, LMFT, seorang terapis seks: 

Dibutuhkan latihan untuk menulis ulang kisah seksualitas Moms dan kepercayaan yang Moms miliki selama. Tapi, Natasha menyakini, rasa bersalah dan rasa malu seringkali dapat menghilang dengan cepat ketika seseorang mulai membiarkan dirinya muncul dengan cara baru secara seksual.

Memang tidak mudah Moms… Jika perlu, Moms berkonsultasi dengan terapis seks atau seksolog untuk membantu Moms membongkar rasa malu Moms terhadap seks dan seksualitas, dan ‘menulis ulang’ menurut versi Moms sendiri. 

Orgasme VS trauma seksual

Trauma seksual tidak boleh diabaikan atau dikesampingkan. Bila Moms mengalaminya dan akhirnya memengaruhi kehidupan seksual Moms saat ini, segera meminta bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater yang bisa membantu mengatasi trauma. 

Moms sangat layak untuk mendapatkan bantuan dari profesional. Dengan bantuan mereka, Moms diharapkan bisa mengatasi dan melewati trauma Moms. Dan, ke depannya juga Moms  dapat meningkatkan kehidupan seksual Moms.  

Orgasme VS gairah atau stimulasi seksual kurang memadai

Moms cobalah mengomunikasikan kebutuhan Moms kepada Dads. Katakan misalnya Moms membutuhkan waktu lebih lama untuk foreplay sebelum melakukan ‘aksi utama’ dalam bercinta. Moms bisa juga meminta agar Dads ‘menyentuh’ diri Moms dengan cara tertentu yang ingin Moms sentuh.

Selain itu, jika Moms masih mengalami kesulitan orgasme karena stimulasi yang tidak memadai, atau jika Moms hanya ingin ‘permainan’ baru untuk ganti suasana, boleh saja mengikutikan mainan seks, seperti vibrator saat berhubungan intim. Jangan malu Moms. Kebahagiaan Moms dalam bercinta juga menjadi kebahagian Dads. 

Orgasme VS pemakaian obat-obatan

Yang pasti, Moms tidak boleh berhenti konsumsi obat yang diresepkan untuk Moms. Nah, tentang efek sampingnya yang membuat Moms jadi seperti frigid, coba Moms bicarakan dengan dokter. Jika perlu, meminta dirujuk ke ahli yang lebih terkait. 

Mungkin Moms akan direkomendasikan obat atau dosis yang berbeda. Bisa jadi juga, Moms diberikan "liburan obat". Maksudnya, Moms diperbolehka dokter untuk boleh berhenti minum obat selama beberapa hari. 

Orgasme VS masalah medis

Jika Moms mungkin memiliki masalah kondisi medis, baik terkait mental maupun fisik, penting bagi Moms untuk mendiskusikanya dengan dokter. Diskusi dan konsultasi ini juga termasuk juga tentang anorgasmia atau ketidakmampuan untuk orgasme yang Moms alami. 

Dengan bersikap terbuka, mungkin, Moms akan diberikan terapi dan pengobatan yang bukan saja membuat kesehatan Moms lebih baik. Juga membuat kehidupan seksulitas Moms membaik juga. 

^IK