Anak-anak sebagai pihak yang harusnya dilindungi ternyata sangat rentan menghadapi kekerasan.  Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) hingga November 2021 telah terjadi  12.566 kasus kekerasan terhadap anak. Dan, sebesar 45 persen dari kasus kekerasan tersebut ternyata merupakan kasus kekerasan seksual, termasuk di antaranya pelecehan seksual

Kasus kekerasan seksual seringkali mengejutkan para orangtua. Mereka tidak pernah berpikir anaknya akan mengalami ini. Karena merasa telah menjaga anak sedemikian rupa dalam pandangan mereka.

Faktanya, orang tua memang tidak dapat sepenuhnya mencegah risiko pelecehan seksual terhadap anak. Pelecehan seksual bisa terjadi di area bermain, di rumah teman, di sekolah, atau bahkan di rumah sendiri!  Pelakunya pun seringkali bukan orang yang asing bagi keluarga dan anak. 

Mengerikan memang. Tapi Moms jangan takut atau merasa khawatir. Untuk menghindarkan anak dari pelecehan maupun kekerasan seksual, Moms harus mempersenjatai si Kecil dengan pengetahuan yang bisa menyelamatkannya dari menjadi korban.

Berikut 10 hal yang dapat membantu anak Anda agar tidak terlalu rentan terhadap pelecehan seksual:

1. Bicara tentang bagian tubuh lebih awal

Sebutkan bagian-bagian tubuh dan bicarakan sejak dini. Gunakan nama yang tepat untuk bagian tubuh, atau setidaknya ajarkan  si Kecil kata-kata yang sebenarnya untuk bagian tubuhnya.  Misalnya, jangan menyebut “dompet’ untuk vagina atau “burung” untuk penis. Dengan merasa nyaman menggunakan kata-kata ini, dan mengetahui artinya dapat membantu anak berbicara dengan jelas jika sesuatu yang tidak pantas telah terjadi.

2. Ajarkan bahwa beberapa bagian tubuh bersifat pribadi

Beri tahu anak  bahwa bagian pribadi tubuhnya  itu disebut pribadi karena tidak untuk dilihat semua orang. Jelaskan bahwa Moms dan Dads dapat melihat si Kecil telanjang, tetapi orang-orang di luar rumah hanya boleh melihat dirinya di saat ia mengenakan pakaian. Jelaskan juga bahwa dokter dapat melihat tubuhnya tanpa pakaian, karena ada Moms dan Dads bersama anak. Dan, dokter sedang memeriksa kesehatan  tubuhnya.

3. Ajarkan batasan menyentuh tubuh anak

Beritahu si Kecil tanpa berpanjang lebar bahwa tidak ada yang boleh menyentuh bagian pribadi dirinya. Dan, tidak ada yang boleh meminta si Kecil untuk menyentuh bagian pribadi orang lain. Kedua kalimat tersebut jangan dilupakan. Pelecehan seksual seringkali dimulai dengan pelaku meminta anak untuk menyentuh bagian tubuh pelaku atau orang lain.

4. Katakan kepada anak untuk selau terbuka 

Kebanyakan pelaku akan menyuruh anak yang menjadi korban pelecehan ini untuk merahasiakan peristiwa tersebut. Ini dapat dilakukan dengan cara yang ramah, seperti, "Saya suka bermain dengan kamu, tetapi jika kamu memberi tahu orang lain apa yang kita mainkan, mereka tidak akan membiarkan saya datang lagi." Atau bisa berupa ancaman: “Ini rahasia kita. Jika kamu memberi tahu siapa pun, kamu akan dapat masalah!” 

Beritahu si kecil bahwa apa pun yang dikatakan orang kepada dirinya, ia harus selalu memberi tahu Moms dan Dads jika seseorang mencoba membuat ia  merahasiakannya.

5. Beritahu anak bahwa tidak ada yang boleh memotret bagian pribadinya

Ada dunia yang sakit di luar sana dari para pedofil yang suka mengambil dan memperdagangkan foto anak-anak telanjang secara online. Ini adalah epidemi dan menempatkan si Kecil pada risiko. Beri tahu anak-anak Moms bahwa tidak seorang pun boleh memotret bagian pribadi mereka.

6. Ajarkan anak cara keluar dari situasi yang menakutkan atau tidak nyaman

Beberapa anak merasa tidak nyaman mengatakan "tidak" kepada orang lain, terutama terhadap teman yang lebih tua atau orang dewasa. Katakan kepada si Kecil bahwa tidak apa-apa mengatakan ia harus pergi dan benar-benar pergi, jika anak merasa ada sesuatu yang salah terjadi. Beri masukan beberapa kata untuk keluar dari situasi yang tidak nyaman. Misalnya, jika seseorang ingin melihat atau menyentuh bagian pribadinya, anak bisa mengatakan bahwa ia harus pergi karena ingin buang air kecil.

7. Miliki kata sandi yang dapat digunakan ketika anak merasa tidak aman atau ingin dijemput

Seiring bertambahnya usia anak-anak, Moms dapat memberi si Kecil kata sandi yang dapat digunakan ketika ia merasa tidak aman. Ini dapat digunakan di rumah, ketika ada tamu di rumah atau ketika ia sedang menginap atau berada di tempat lain.

8. Katakan bahwa tidak masalah jika anak memberitahu orang tua soal rahasia tubuh

Anak-anak korban pelecehan seringkali tidak mau mengatakan apa-apa, karena mereka pikir akan mendapat masalah juga. Ketakutan ini sering dimanfaatkan oleh pelaku. Beritahu si Kecil bahwa apa pun yang terjadi, ketika ia mengungkapkan kepada  Moms sesuatu tentang keamanan tubuh atau rahasia tubuh, ia tidak akan pernah mendapat masalah.

9. Beritahu anak bahwa sentuhan tubuh mungkin menggelitik atau terasa nyaman

Banyak orang tua dan buku berbicara tentang “sentuhan yang baik dan sentuhan yang buruk”, tetapi hal ini justru dapat membingungkan anak.  Karena kebanyakan sentuhan itu tidak menyakiti atau menimbulkan perasaan buruk. Lebih baik memakai istilah "sentuhan rahasia", karena ini adalah penggambaran yang lebih akurat tentang yang mungkin terjadi.

10. Aturan tidak boleh menyentuh bagian pribadi itu berlaku untuk semua orang

Ini adalah poin penting untuk didiskusikan dengan anak.  Moms dapat mengatakan sesuatu seperti, “Moms dan Dads mungkin menyentuh bagian pribadi Adek saat membersihkan tubuhmu atau jika Adek membutuhkan krim. Tetapi tidak ada orang lain yang boleh menyentuh Adek di sana. Bukan teman, bukan bibi atau paman, bukan guru atau pelatih. Bahkan jika Adek menyukai mereka, atau mengajak adek bermain. Mereka tetap tidak boleh menyentuh bagian pribadi.”

Dan satu diskusi tidak cukup. Temukan waktu santai dan tepat untuk mengulangi pesan-pesan pada poin-poin di atas ya, Moms. Misalnya, di saat waktu mandi atau saat anak-anak berlarian tanpa berpakaian. Pengetahuan adalah pencegah yang kuat, terutama dengan anak-anak kecil yang menjadi sasaran karena kepolosan dan ketidaktahuan mereka.

Baca Juga :Penting! Cara Cegah Kekerasan Seksual Terhadap Anak